Jangan asal mencuci dan menyimpan kain tradisional. Batik, songket, sasirangan, tenun, dan aneka kain tradisional lainnya butuh perawatan khusus agar tidak mudah pudar dan rusak.
Semakin tua usianya, semakin mahal harga kain tradisional. Tak heran banyak orang hobi mengoleksi kain tradisional. Apalagi jika kain tradisional tersebut warisan turun temurun yang memiliki nilai historis, wah pasti semakin berharga.
Sayangnya terkadang kita cuma senang membeli dan mengumpulkan, tetapi tidak merawatnya dengan tepat. Alhasil, kain tradisional hanya dibiarkan menumpuk di lemari, menjadi bau apek, warnanya pudar bahkan rusak.
Padahal ada beberapa cara mudah yang bisa dilakukan untuk merawat kain tradisional, terutama saat proses pencucian dan penyimpanannya.
1. Cuci Dengan Tangan
Hindari pemakaian mesin cuci agar tekstur kain tidak rusak dan warnanya tidak cepat pudar. Cukup direndam sebentar dan dikucek pelan dengan tangan. Jangan disikat atau diperas terlalu kencang.
Atau, untuk kain tradisional berjenis sutra, sebaiknya dicuci dengan teknik dry clean.
2. Jangan Dicampur
Cuci kain tradisional satu per satu. Jangan dicampur dengan kain tradisional berwarna/berjenis yang berbeda. Jangan juga dicampur dengan aneka pakaian lain.
3. Cairan Pencuci Khusus
Gunakan cairan pencuci khusus untuk kain tradisional yang biasanya minim detergen. Misalnya, untuk batik atau tenun bisa menggunakan cairan pencuci berbahan lerak. Jika tidak ada, jangan gunakan detergen pencuci biasa. Lebih baik menggunakan sabun bayi yang lembut. Dengan cairan pencuci yang lembut tekstur kain tidak mudah rusak.
4. Harus Benar-benar Kering
Jangan dijemur di bawah sinar matahari langsung. Lebih baik dijemur dengan dibentangkan dan diangin-anginkan di tempat sejuk sampai benar-benar kering. Jangan ada basah atau lembap sedikitpun karena dapat memicu jamur.
5. Aturan Setrika
Setrika bagian dalam kain dengan suhu rendah. Atau setrika bagian luar kain dengan dialas kertas putih sehingga setrika tidak langsung menempel pada kain.
6. Kotak Penyimpanan
Gulung dan simpan masing-masing kain tradisional dalam kotak penyimpanan yang memiliki sedikit rongga udara. Selipkan beberapa silicon gel untuk menghindari bau apek dan jamur.
7. Kertas Minyak
Agar lebih awet disimpan, sebelum dimasukkan ke kotak kamu bisa membungkus kain dengan kertas minyak yang tipis dan lebih berpori.
8. Angin-anginkan
Jika kain sudah dipakai 1-2 kali dan mau disimpan kembali, sebaiknya gantung dan angin-anginkan dulu agar kotoran dan baunya hilang. Setelah itu barulah gulung dan simpan kembali.
9. Keluarkan Sebulan Sekali
Sebulan sekali keluarkan kain-kain koleksi agar tidak lembap dan bau apek. Gantung dan angin-anginkan.
10. Jika Berkutu
Kain lawas yang lama tidak dipakai bisa saja dihinggapi serangga kecil seperti kutu kain. Ambil sejumput merica butiran atau beberapa lembar daun salam, bungkus dengan kain tulle yang memiliki lubang kecil-kecil, simpan di lemari atau kotak penyimpan kain.