Saat berpuasa, banyak yang mengira cukup minum air putih saat sahur dan berbuka sudah bisa mencegah dehidrasi, padahal tanpa elektrolit yang seimbang, tubuh tetap bisa mengalami dehidrasi tersembunyi yang berdampak pada stamina dan kesehatan.
Saat menjalankan ibadah puasa, banyak orang berpikir bahwa minum banyak air putih saat sahur dan berbuka sudah cukup untuk menjaga tubuh tetap terhidrasi. Nyatanya, itu tidak sepenuhnya benar, terutama di negara tropis seperti Indonesia. Kekurangan elektrolit bisa menyebabkan dehidrasi tersembunyi, kondisi yang sering tidak disadari, tetapi berdampak besar pada stamina dan kesehatan tubuh saat berpuasa.
Dokter umum sekaligus influencer kesehatan, dr. Saddam Ismail, menegaskan bahwa Ramadan di negara tropis memiliki tantangan tersendiri. “Cuaca panas dan kelembapan tinggi membuat tubuh lebih cepat kehilangan cairan dan elektrolit, terutama saat puasa. Akibatnya, banyak orang mengalami dehidrasi tersembunyi tanpa sadar. Gejalanya bisa berupa lemas, pusing, kram otot, serta kulit dan bibir yang lebih kering,” jelasnya.

Mengapa Dehidrasi Tersembunyi Berbahaya?
Dehidrasi sering dianggap hanya sekadar kekurangan cairan, padahal dampaknya lebih luas. Studi di Annals of Nutrition and Metabolism menunjukkan bahwa dehidrasi ringan dapat mengurangi daya kognitif, terutama pada anak-anak dan lansia. Sedangkan bagi orang dewasa, kondisi ini bisa menyebabkan mood yang tidak stabil, kelelahan, dan kesulitan berkonsentrasi.
Menariknya, dehidrasi tersembunyi juga bisa berdampak pada kesehatan mulut. Studi di jurnal BMC Oral Health menemukan bahwa kasus sialadenitis, radang kelenjar air liur, meningkat dua kali lipat pada umat Muslim selama Ramadan akibat kurangnya cairan yang cukup dalam tubuh.
Air Kelapa, Solusi Hidrasi Alami
Air putih tetap penting saat sahur dan berbuka, tapi untuk menjaga keseimbangan elektrolit, air kelapa bisa jadi pilihan terbaik. “Air kelapa mengandung kalium, natrium, dan magnesium alami yang membantu tubuh menyerap cairan lebih baik. Ini membuat proses rehidrasi lebih cepat dibandingkan minuman berkafein atau bersoda,” ungkap dr. Saddam.

Masyarakat Indonesia sebenarnya sudah paham manfaat ini. Tak heran, air kelapa kerap jadi pilihan takjil favorit dan kini semakin mudah ditemukan dalam kemasan praktis yang tetap menjaga kesegaran dan manfaatnya.
Tak hanya itu, air kelapa juga memiliki gula alami yang memberikan energi secara bertahap tanpa memicu lonjakan gula darah yang drastis. Sebuah penelitian di jurnal Amerta Nutrition menyebutkan bahwa air kelapa bahkan bisa membantu meningkatkan metabolisme pada penderita diabetes tipe 2 berkat kandungan antioksidan, mineral, dan vitaminnya.
Berbuka dengan Air Kelapa
Berbuka dengan air kelapa bukan hanya tradisi, tapi juga solusi alami untuk mencegah dehidrasi tersembunyi dan menjaga stamina selama Ramadan. Menurut dr. Saddam, mineral dalam air kelapa membantu menjaga fungsi otot dan saraf, mendukung metabolisme tubuh, serta meningkatkan daya tahan selama menjalani puasa keesokan harinya.
“Selain lebih ramah di lambung dibandingkan minuman berkafein atau asam, air kelapa juga mengandung L-arginine dan vitamin C yang berperan dalam mengurangi radikal bebas dan melindungi kesehatan jantung,” tambahnya.
Meski air kelapa punya segudang manfaat, penting untuk tetap menjaga variasi makanan dan minuman selama Ramadan. Dengan menjaga keseimbangan hidrasi dan nutrisi, puasa bisa berjalan lebih lancar, dan tubuh tetap prima sepanjang bulan suci ini.