Gagal ginjal akut kini menjadi penyakit yang paling menyita perhatian. Pasalnya, penyakit yang kebanyakan menyerang anak dan bayi ini dianggap hampir tidak memiliki gejala dan juga menyebabkan kematian.
Saat ini penyakit gagal ginjal akut pada anak juga dikaitkan dengan obat-obatan sirup pada anak yang disinyalir mengandung etilen glikol (EG), zat pelarut sirup yang dianggap berbahaya bagi kesehatan. Kondisi inilah yang kemudian membuat Kementerian Kesehatan RI melakukan pemeriksaan dan menghentikan sementara semua peredaran obat sirup anak.
Menurut dr. Ria Yoanita, SpA, CIMI (spesialis kesehatan anak) dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, etilen glikol adalah cairan yang tidak berwarna, tidak berbau dan berbentuk seperti sirup yang kental apabila dalam suhu ruang. “Biasanya ini digunakan dalam tinta pulpen, minyak rem hingga industri tekstil. Kalau tidak sengaja terkonsumsi ini bisa berdampak beracun pada sistem saraf, jantung dan ginjal,” terang dr. Ria saat berbincang dengan Goodlife.
Namun, dr. Ria juga menjelaskan kalau sampai terkonsumsi, etilen glikol juga bisa keluar dengan sendirinya melalui pernapasan, yaitu melalui karbondioksida saat kita menghembuskan napas. Selain itu zat ini juga keluar melalui pembuangan urin (air seni).
“Karena berbentuk cairan, jadi etilen glikol tidak terdapat pada obat-obatan seperti tablet dan kapsul,” tambah dr. Ria.
Kenali Gejala Gagal Ginjal Akut
Banyaknya korban anak-anak yang terkena gagal ginjal akut membuat para orang tua menjadi semakin cemas. Untuk itu dr. Ria menjelaskan beberapa gejala yang harus diwaspadai terkait penyakit ini.
Bahayanya, gejala awal dari gagal ginjal akut umumnya sama dengan penyakit batuk pilek biasa, sehingga banyak orang tua yang tidak tahu kalau ini adalah awal dari gagal ginjal akut.
“Gejala awal biasanya adalah batuk, pilek, demam, diare hingga ada muntah. Selain itu ada gangguan pernapasan dan gangguan saluran cerna,” jelas dr. Ria.
Kondisi ini dalam jangka waktu yang lebih lama akan mengakibatkan jumlah urin yang berkurang, badan menjadi bengkak, kesadaran menurun dan sesak napas.
Untuk itu dr. Ria juga menegaskan, “Kalau anak frekuensi buang air kecilnya berkurang, sampai 8 jam tidak kencing, setidaknya maksimal dalam 12 jam harus dibawa ke fasilitas kesehatan.”
Cegah Gagal Ginjal pada Anak
Lalu, kenapa gagal ginjal akut ini cenderung menyerang anak-anak? Menurut dr. Ria, penyakit ini sebetulnya bisa menyerang segala usia, baik dari bayi, remaja hingga lansia. Kondisi saat ini dimana gagal ginjal akut banyak menyerang anak-anak masih dalam penelitian lebih lanjut.
“Mungkin saja karena gejala awalnya batuk, pilek dan demam sehingga asupan (minum) pada anak menurun dan mengalami dehidrasi. Sehingga mungkin dari situ anak jadi berisiko kena gagal ginjal,” jelas dr. Ria.
dr. Ria juga menegaskan untuk tidak memberikan sembarang obat kepada anak-anak. “Jangan berikan obat sembarangan pada anak. Kalau sakit sebaiknya dibawa ke dokter untuk mengkonfirmasi apakah memang perlu dapat obat atau hanya cukup untuk mencukupi kebutuhan nutrisi dan cairan saja,” tegasnya.
Selain itu dr. Ria juga menjelaskan beberapa langkah sebagai tindakan pencegahan agar anak terhindar dari risiko terkena gagal ginjal akut, seperti mencukupi kebutuhan cairan sesuai dengan usia, jangan terlalu banyak konsumsi garam dan gula, hindari konsumsi obat-obatan tanpa pengawasan dokter dan biasakan pola hidup bersih.