Begini Dampak Keluarga Toxic Buat Mental Health Anak

Jika memiliki teman toxic, kita masih bisa menghindarinya. Tapi bagaimana bila yang memiliki sifat toxic adalah keluarga sendiri? Ketahui juga dampak keluarga toxic bagi anak dna cara menghadapinya.

Biasanya kita banyak menemukan orang yang mengeluh tentang memiliki teman yang toxic atau pasangan toxic, dan bagaimana hal itu bisa sangat menguras energi.

Namun bagaimana jika justru keluarga kita yang toxic? Keluarga, di mana kita banyak menghabiskan waktu bersama, tempat di mana biasanya kita bisa melepaskan penat dari lingkungan luar yang melelahkan tapi malah justru yang menjadi sumber ‘racun’ pada hidup kita.

Sponsored Links

Ciri Keluarga Toxic

Istilah toxic kerap merujuk kepada seseorang yang secara teratur menunjukkan tindakan atau perilaku yang menyakiti orang lain atau berdampak negatif pada kehidupan orang-orang di sekitarnya.

Ketika sampai pada istilah keluarga toxic, hal itu bisa didefinisikan sebagai keluarga yang anggota-anggotanya secara teratur menunjukkan tindakan yang menyakiti atau berdampak negatif pada satu sama lain.

Sebenarnya, setiap keluarga pasti memiliki masalah atau terkadang berselisih. Namun jika hal itu selalu terjadi dan sudah seperti menjadi budaya, tanpa ada yang berusaha memperbaikinya, bisa jadi itu adalah keluarga toxic.

Ciri keluarga toxic:

Reaksi berlebihan

Jika menyangkut masalah besar, mereka marah, hal itu tentu wajar. Namun jika semua hal-hal kecil dijadikan alasan untuk selalu marah-marah, sudah pasti akan menimbulkan perasaan cemas dan takut setiap saat.

Anak menjadi selalu ketakutan karena orangtua sering kali bertindak tidak rasional dan tidak konsisten.

Kasar dalam perkataan maupun perbuatan

Keluarga beracun, baik orangtua maupun anggota keluarga lainnya, saling menunjukkan sikap kurang empati. Mereka melontarkan komentar kritis yang kejam, bernada merendahkan, atau perilaku kasar.

Mereka selalu membandingkan, mengkritik, dan menyalahkan

Antara satu anggota keluarga, dengan anggota keluarga lainnya adalah individu yang berbeda. Namun keluarga toxic akan selalu membanding-bandingkan satu dan lainnya. Mereka juga selalu mengkritik dan menyalahkan tanpa mau mendengar penjelasan.

Suka mengungkit kesalahan

Saat bertengkar, mereka mungkin mengalihkan topik pembicaraan dengan mengungkit salah satu kelemahan kamu. Misalnya, ketika kamu mencoba mengoreksi kesalahan mereka, mereka justru berbalik mengungkit kesalahan dan kelemahanmu.

Mereka selalu mengancam

Ini mungkin salah satu tanda paling jelas dari keluarga toxic, di mana di dalamnya selalu ada ancaman atau ultimatum, tanpa memberikan kesempatan untuk mengemukakan keberatan.

Ada banyak ciri yang menandakan bahwa keluarga adalah toxic (Foto: Pexels)

Dampak Keluarga Toxic pada Mental Anak

Anak yang tumbuh dan dibesarkan di keluarga toxic, cenderung akan menunjukkan gangguan mental, yang bisa langsung terlihat atau terasa di saat mereka tumbuh besar.

Ini dampak keluarga toxic pada mental anak:

  1. Memiliki rasa rendah diri dan merasa tidak berharga
  2. Tidak mampu mengelola dan mengekspresikan emosi dengan tepat
  3. Munculnya perilaku agresif atau gangguan perilaku lainnya
  4. Menarik diri dari lingkungan sosial
  5. Kesulitan beradaptasi
  6. Selalu memiliki perasaan cemas yang ekstrem
  7. Tumbuh menjadi anak pemurung atau pemarah

Cara Mengatasi Keluarga Toxic

Tetapkan batasan

Sangat penting untuk menetapkan batasan terhadap perilaku yang dapat diterima atau tidak. Jika batasan itu dilanggar, sampaikan bahwa kamu merasa tidak terima, marah, dan kesal. Keluarga toxic biasanya akan mengabaikan keberatan kamu, tapi hal itu lama-kelamaan akan disadari mereka.

Hindari pemicu

Jika kamu selalu dikritik anggota keluarga lainnya tentang keputusan kamu menggeluti suatu profesi maka berhentilah membicarakannya di depan mereka. Jika mereka yang lebih dahulu menyinggungnya, segera ganti topik pembicaraan.

Belajar melepaskan

Melepaskan bukan berarti secara fisik kamu menjauhkan diri dari keluarga, tetapi secara emosional kamu belajar melepaskan, tidak bereaksi, dan tidak mengambil hati segala sesuatunya.

Kontrol reaksi diri

Kamu tidak dapat membuat satu keluarga berubah perilaku dan kebiasaan bersifat toxic, tapi kamu bisa mengontrol bagaimana harus bereaksi. Ingatkan selalu pada diri sendiri, mereka akan terus bersikap toxic tapi tidak dengan kamu. 

Untuk melepaskan dampak negatif dari besar dan hidup di keluarga toxic, kamu juga bisa mencari bantuan profesional.

Visited 39 times, 1 visit(s) today