Nyeri di Dada, GERD atau Sakit Jantung? Kenali Beda dan Bahayanya

gerd atau sakit jantung

GERD (gastroesophageal reflux disease) sering disepelekan dan dianggap sebagai gangguan yang tidak membahayakan kesehatan. Padahal bila tak ditangani dengan benar, GERD bisa mengakibatkan penyakit yang lebih parah dan memicu ancaman lain, seperti sakit jantung.

Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta pada pada 24 September 2021 mengadakan sesi IG Live dengan topik “Rasa Panas di Dada, Serangan Jantung atau GERD?” dengan narasumber dr. Ike Adriana, SpJp, FIHA, Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah, serta anggota dari Fellow of Indonesian Heart Association.

dr. Ike Adriana, SpJp, FIHA (Foto: Dok. Rumah Sakit St. Carolus Jakarta)

Pada dasarnya, GERD disebabkan oleh asam lambung dimana pada kondisi ini katup pada bawah kerongkongan tidak tertutup dengan baik atau melemah sehingga asam lambung bisa naik ke kerongkongan. “Pada GERD yang mulai kronis, biasanya disertai dengan susah menelan dan rasa asam di pangkal lidah,” terang dr. ike membuka perbincangan dengan Goodlife.

Sponsored Links

Nyeri di Dada, Jantung atau GERD?

Menurut dr. Ike, GERD juga dipicu oleh kebiasaan makan yang tidak teratur dan suka konsumsi makanan pedas atau asam secara berlebihan, serta kebiasaan tiduran setelah makan. Hal-hal tersebut bisa memicu meningkatnya produksi asam lambung. Di masa sekarang, kondisi ini diperparah dengan kebiasaan sering minum kopi namun pola makan tidak dijaga. “Kalau kebanyakan kopi akan mengiritasi lambung. Ditambah dengan kebiasaan telat makan dimana lambung menjadi kosong, ini akan jadi semakin parah,” terang dr. Ike.

Kebiasaan telat makan sering terjadi pada orang-orang berusia produktif terutama di kota besar. “Lambung itu terus menggerus dan pada waktu makan harus ada makanan yang masuk. Kalau tidak maka lambung akan terluka dan iritasi,” tegas dr. Ike.

Ini juga akan membuat produksi asam lambung menjadi berlebihan dan membuat rasa nyeri dan panas di ulu hati yang kemudian naik ke dada dan kerongkongan. “Kondisi ini sering dikira hanya nyeri dada biasa saja padahal itu GERD,” terang dr. Ike.

GERD juga mengakibatkan rasa pahit di pangkal lidah dan menyebabkan rasa mual sehingga penderitanya sering mengalami penurunan nafsu makan.

Beberapa gejala GERD adalah rasa panas di ulu hati disertai mual. (Foto: Xframe)

Lalu, apa bedanya dengan nyeri di dada pada sakit jantung? Menurut dr. Ike nyeri di dada pada sakit jantung biasanya terasa seperti ada benda berat yang menindih, dan rasa panas di sebelah kiri yang terasa dari dalam dada, serta nyeri seperti tertusuk. Bila kondisi ini terus berlanjut lebih dari 15 menit, maka ini harus diwaspadai sebagai sakit jantung.

Meskipun berbeda, GERD sendiri menurut dr. Ike juga bisa berdampak pada kesehatan jantung. “GERD ini menyebabkan gangguan keseimbangan elektrolit (zat yang berfungsi menjaga organ tubuh untuk berfungsi secara normal). Sedangkan elektrolit ini sangat penting untuk proses memompa pada jantung,” kata dr. ike.

Terganggunya suplai elektrolit akibat GERD tentunya akan mengganggu kinerja jantung dan nantinya bisa berakibat terkena serangan jantung. “Jadi GERD tidak langsung membahayakan jantung, tapi tetap bisa berdampak pada kesehatan jantung,” tambahnya.

Itu sebabnya GERD harus segera ditangani dengan baik agar tidak mengganggu fungsi organ penting lainnya pada tubuh. Pengobatan pertama tentunya adalah dengan konsumsi obat lambung dan konsultasi ke dokter. “Biasanya dari dokter akan ada obat terapi lambung dan pasien akan dievaluasi dalam 1 bulan berikutnya,” terang dr. ike. “Salah satu pemeriksaan yang dilakukan adalah dengan endoskopi untuk melihat kondisi lambung seperti apa, bertambah parah atau tidak,” tambahnya.

Menurut dr. Ike GERD umumnya mulai dirasakan pada usia 30-an karena pola hidup yang salah di masa sebelumnya. “Biasanya di awal usia produktif banyak yang melupakan pola makan tepat waktu karena sibuk bikin skripsi atau bekerja,” jelas dr. Ike. “Ini memang tidak ada pengaruh langsung, tapi nanti baru terasa setelah usia 30-an,” tambahnya.

Terlambat makan karena sibuk bisa jadi pemicu GERD. (Foto: Pexels)

Pertanyaan Seputar GERD

Beberapa pertanyaan terkait GERD selama sesi ini juga menjadi informasi menarik, seperti diantaranya adalah:

Apakah sendawa itu sebabkan asam lambung?

Sendawa sebetulnya adalah salah satu bentuk keluhan dari asam lambung yang meningkat karena pola makan tidak teratur dan keseringan konsumsi makanan asam dan pedas. Asam lambung yang meningkat ini akan mempengaruhi isi perut dengan gas yang membuat perut seperti terasa penuh.

Akibatnya adalah gas ini akan dikeluarkan salah satunya melalui mulut yang dikenal sebagai sendawa. “Sendawa itu tanda asam lambung kita produktif. Artinya kita harus koreksi pola makan kita dan minum obat lambung,” terang dr. ike. “Kalau pencernaan kita bagus, seharusnya sendawa tidak perlu terjadi,” tambahnya.

Anak usia 1 tahun sendawa, apakah itu asam lambung?

Biasanya pada anak usia 1 tahun masih mengalami penyesuaian dalam pencernaannya, mengingat sebelumnya anak hanya minum ASI dan kemudian beralih ke MPASI (Makanan Pendukung Air Susu Ibu). “Tekstur makanan pada anak usia 1 tahun juga masih bertahap. Tidak langsung yang keras dulu,” terang dr. Ike. 

Sendawa pada anak usia 1 tahun itu wajar terjadi, namun kalau sampai muntah dan muntahnya sampai beberapa kali sebaiknya disesuaikan makanannya. “Asam lambung umumnya belum terjadi pada anak karena jadwal makan mereka masih diatur dengan baik oleh orang tuanya,” jelas dr. Ike.

Bahayakah GERD pada ibu hamil dan menyusui?

Tentu saja ini berbahaya karena terganggunya produksi elektrolit bisa mengganggu jantung dan suplai makanan pada anak. GERD juga membuat nafsu makan berkurang yang artinya akan berdampak pada nutrisi yang dibutuhkan bayi. Sebaiknya berkonsultasi dengan dokter kandungan juga karena obat yang dikonsumsi mungkin akan berdampak pada bayi.

Benarkah kunyit bisa sembuhkan GERD?

Ini berkaitan dengan masalah herbal yang artinya butuh penelitian lebih lanjut. “Dari apa yang menjadi kebiasaan, kunyit memang dikenal sebagai salah satu bahan herbal pada makanan dan minuman Indonesia, namun saya tidak bisa menyarankannya karena belum ada penelitian khusus mengenai ini,” terang dr. Ike.

Pernah kena Covid-19 apakah rentan terkena GERD?

Betul! Ini karena banyak pasien Covid-19 harus konsumsi vitamin C dosis tinggi, sedangkan nafsu makan biasanya menurun selama mengidap Covid-19. Bila pola makan tidak terjaga dengan baik, ini berisiko menimbulkan asam lambung yang produktif. Jadi, pastikan pola makan tetap terjaga selama isolasi dan jangan sampai konsumsi vitamin C dalam kondisi perut yang masih kosong.

Penasaran dengan seputar kondisi GERD? kamu bisa menyaksikan sesi IG Live ini secara lengkap di IGTV Instagram @_goodlifeid_.

Visited 55 times, 1 visit(s) today