Meskipun sering dianggap sebagai masalah orang dewasa, kolesterol tinggi ternyata juga dapat menyerang anak-anak dan berisiko memicu penyakit serius di kemudian hari jika tidak dicegah sejak dini.
Kolesterol tinggi kerap diasosiasikan dengan penyakit orang dewasa. Namun, dalam beberapa dekade terakhir, kasus kolesterol tinggi pada anak-anak menunjukkan tren peningkatan yang mengkhawatirkan. Pertanyaannya: bisakah anak-anak mengalami kolesterol tinggi? Jawabannya: ya, sangat bisa.
Kolesterol adalah zat lemak yang dibutuhkan tubuh untuk membentuk sel-sel sehat dan hormon. Ada dua jenis utama kolesterol dalam darah:
- LDL (Low-Density Lipoprotein): sering disebut kolesterol “jahat”, karena dapat menumpuk di dinding arteri.
- HDL (High-Density Lipoprotein): kolesterol “baik” yang membantu mengangkut kolesterol jahat keluar dari arteri.
Jika kadar kolesterol LDL terlalu tinggi, bisa terjadi penumpukan plak di pembuluh darah sejak usia dini—bahkan pada masa kanak-kanak—yang meningkatkan risiko penyakit jantung di masa depan.
Faktor Risiko Kolesterol Tinggi pada Anak
- Pola Makan Tidak Sehat: konsumsi makanan tinggi lemak jenuh, gula tambahan, dan rendah serat.
- Kurang Aktivitas Fisik: gaya hidup sedentari, termasuk waktu layar berlebihan.
- Obesitas Anak: kelebihan berat badan berkontribusi pada dislipidemia (gangguan kadar lipid).
- Riwayat Keluarga: jika orang tua memiliki kolesterol tinggi atau penyakit jantung dini.
- Kondisi Medis Tertentu: seperti diabetes tipe 1 atau 2, sindrom nefrotik, atau hipotiroidisme.
Kolesterol tinggi pada anak tidak menimbulkan gejala fisik yang jelas. Oleh karena itu, pemeriksaan kadar lipid melalui tes darah menjadi satu-satunya cara untuk mendeteksinya. American Academy of Pediatrics (AAP) merekomendasikan:

- Skrining universal antara usia 9–11 tahun dan 17–21 tahun.
- Pemeriksaan lebih awal (usia 2–8 tahun) jika ada riwayat keluarga atau faktor risiko tertentu.
Cara Mencegah Kolesterol Tinggi pada Anak
1. Nutrisi Seimbang
Membentuk pola makan sehat sejak dini sangat penting. Beberapa langkah praktis meliputi:
- Kurangi konsumsi lemak jenuh (misalnya dari gorengan, daging berlemak, makanan cepat saji).
- Tingkatkan asupan serat dari buah, sayur, biji-bijian utuh (whole grains), dan kacang-kacangan.
- Batasi gula tambahan seperti minuman manis, kue, dan sereal bergula.
- Pilih sumber lemak sehat seperti minyak zaitun, alpukat, ikan berlemak (salmon, sarden).
2. Aktivitas Fisik Rutin
Anak disarankan aktif secara fisik minimal 60 menit per hari. Aktivitas bisa berupa bermain di luar, bersepeda, berenang, atau olahraga terorganisir seperti sepak bola atau senam.
3. Pembatasan Waktu Layar
Batas waktu layar yang direkomendasikan untuk anak-anak adalah maksimal 2 jam per hari, untuk mencegah gaya hidup tidak aktif.
4. Monitoring Rutin
Lakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala, terutama jika anak memiliki faktor risiko. Dokter bisa memberikan panduan lebih lanjut, termasuk apakah perlu terapi nutrisi atau pengobatan.
Kolesterol tinggi bukan hanya masalah orang dewasa. Anak-anak pun dapat mengalaminya, dan jika tidak terdeteksi atau ditangani sejak dini, bisa menyebabkan masalah kesehatan serius di kemudian hari. Pencegahan adalah kunci utama, dan itu dimulai dari rumah: dengan pola makan sehat, aktivitas fisik teratur, serta kebiasaan hidup aktif yang menyenangkan. Kolaborasi antara orang tua, tenaga kesehatan, dan sekolah sangat penting untuk memastikan anak tumbuh sehat secara optimal, dengan jantung yang kuat dan metabolisme yang seimbang.