Caffeine Crash, Apa Dampaknya Bagi Tubuh?

makanan minuman

Kafein memberikan efek tertentu buat tubuh dan memang sering dibutuhkan tubuh untuk tetap waspada dan konsentrasi. Namun dalam takaran tertentu, konsumsi kafein bisa membuat kamu jadi sangat bergantung padanya.

Minum kopi ataupun minuman yang mengandung kafein lainnya setiap pagi sebelum atau saat beraktivitas mungkin sudah menjadi ritual bagi sebagian orang. Tapi kebiasaan ini ternyata bisa jadi bumerang ketika caffeine crash menyerang. 

Apa itu Caffeine Crash

Kafein membantu seseorang agar tidak mengantuk dan lebih fokus dengan cara menghambat reseptor hormon adenosin yang membuat rasa kantuk. Namun, jam kerja kafein memiliki batas waktu dan ketika efek kafein telah menghilang, tubuh akan merasa lelah dan mengantuk. Namun bila rasa lelah dan kantuk ini terasa cukup ekstrem ataupun malah timbul setelah mengonsumsi kafein, hal tersebut dapat menandakan adanya ketergantungan kafein ataupun caffeine crash

Bisa dikatakan, caffeine crash adalah kondisi di mana kafein gagal bekerja dan malah dapat menyebabkan kantuk dan kelelahan. 

Penyebab Caffeine Crash

Ada beberapa hal yang menyumbang pada terjadinya caffeine crash, di antara lain adalah:

  • Kurang tidur (kurang dari 7-8 jam per hari)
  • Terlalu banyak atau sering mengonsumsi kafein
  • Konsumsi kafein terlalu dekat dengan jam tidur (kira-kira kurang dari 5-6 jam sebelum waktu tidur)
  • Terlalu banyak menambahkan gula pada kopi yang juga dapat menyebabkan sugar crash (tubuh kelelahan memecah gula darah yang berlebih)

Untuk mencegah terjadinya caffeine crash, kamu juga bisa lakukan hal-hal berikut:

Tidur cukup

Tidur cukup, terutama dengan kualitas tidur yang baik dapat membantu mencegah terjadinya caffeine crash

Selain itu, dengan memprioritaskan tidur cukup seseorang dapat mengurangi atau menghilangkan ketergantungan berlebihan pada kafein dan mencegah caffeine crash.

tidur stres
Waktu tidur yang cukup bisa mencegah terjadinya caffeine crash (Foto: Pexels)

Tidak minum kafein dekat waktu tidur

Karena efek kafein yang dapat membuat tubuh menjadi lebih segar dan berenergi, meminumnya kira-kira 5-6 jam sebelum waktu tidur dapat membuat seseorang lebih kesulitan untuk terlelap dan menimbulkan kelelahan di keesokan harinya.

Hal ini dikarenakan kafein pada umumnya akan bertahan di tubuh selama kurang lebih 5 jam. Sehingga direkomendasikan untuk tidak mengonsumsi kafein sekitar 5-6 jam sebelum tidur untuk menghindari efek sulit tidur dan membuat tubuh letih pada keesokan harinya yang dapat berujung pada seseorang kian meningkatkan dosis konsumsi kafein agar tidak mengantuk saat beraktivitas.

Membatasi atau mengurangi konsumsi kafein

Konsumsi kafein ketika lelah hanya akan secara sementara menghilangkan rasa lelah tersebut. Ketika efek kafein telah menghilang, tubuh bisa merasa lebih lelah lagi dan sebagai respon, seseorang biasanya akan mengonsumsi lebih banyak lagi kafein dan malah berujung pada konsumsi kafein yang berlebih.

Hal ini akan berlangsung hingga tubuh lama kelamaan membentuk resistensi pada kafein dan menyebabkan caffeine crash dan menyebabkan efek buruk lainnya seperti keresahan, kegelisahan, detak jantung abnormal, sakit perut, dan disorientasi. 

Oleh karena itu, perlu adanya pembatasan konsumsi kafein maksimal sekitar 400 miligram per harinya atau sama dengan 4 cangkir kopi ukuran 240 mililiter.

Bila sudah telanjur menjadi pengonsumsi kafein secara reguler, maka konsumsi kafein dapat dikurangi secara perlahan dan tidak secara mendadak untuk mencegah terjadinya caffeine withdrawal yang memiliki efek yang mirip dengan caffeine crash.

Caffeine withdrawal atau putus kafein adalah reaksi tubuh pada kekurangan kafein yang sudah menjadi semacam kecanduan. Gejalanya biasanya seperti pusing, sulit konsentrasi, mengantuk, tidak enak badan dan nadan nyeri.

Jadi, agar tidak terjadi dampak yang merugikan, konsumsilah kafein sesuai dengan batasnya atau secukupnya saja. Misalnya di pagi hari secangkir kopi atau teh dan sore hari dengan porsi yang sama.