Cegah Post Power Syndrome, ini Aktivitas Setelah Pensiun Agar Tetap Produktif

Masa pensiun seharusnya diartikan sebagai masa dimana orang bisa beristirahat dan menikmati masa tua setelah puluhan tahun bekerja keras. Namun bagi sebagian orang masa pensiun bisa mendatangkan masalah baru. 

Tidak sedikit orang yang merasakan masa pensiun adalah sebuah perubahan besar yang membawa pengaruh kurang baik. Ini karena memasuki usia pensiun berarti juga harus meninggalkan masa produktif bersama rekan-rekan kerja dan mungkin pekerjaan yang dicintai. 

Selain itu, masa pensiun juga bisa berarti seseorang harus kehilangan segala bentuk penghargaan diri yang sudah diterimanya selama bertahun-tahun. Artinya, kamu akan merasa tidak ada lagi orang yang menghormatimu, melayani atau memuji. Karena kamu sudah tidak lagi berada pada posisi tersebut.

Perubahan secara mendadak ini bisa kemudian memicu kondisi post power syndrome atau sindrom pasca kekuasaan, yaitu kondisi dimana kamu merasa hidup dalam bayang-bayang kekuasaan yang pernah kamu miliki.

Post power syndrome sering menghinggapi orang yang masuk masa pensiun (Foto: Xframe)

Lalu, apakah sindrom ini termasuk gangguan yang berbahaya? Bila dibiarkan berlarut-larut dan tidak ditangani dengan baik, maka sindrom ini bisa mengganggu kesehatan baik secara fisik dan mental.

Untuk gangguan fisik bisa berupa hipertensi, turunnya imun sehingga mudah sakit dan tidak bersemangat melakukan aktivitas. Sedangkan pada mental bisa terjadi emosi yang tidak stabil sehingga mengakibatkan mudah tersinggung, emosional dan tidak bisa menerima kritik dari orang lain. Pastinya, ini akan mengganggu aktivitas sosial sehari-hari.

Cegah Post Power Syndrome Sejak Dini

Kondisi post power syndrome sebetulnya bisa dicegah sejak dari usia masih produktif. Kamu bisa menyiapkan beberapa bisnis atau merencanakan aktivitas apa yang akan kamu kerjakan nanti setelah pensiun.

Beberapa aktivitas yang bisa kamu coba adalah:

Mengerjakan hobi

Masa kerja selama bertahun-tahun bisa jadi menunda kamu untuk bisa melakukan hobi, seperti berkebun, memperbaiki kendaraan, membuat perabotan atau melukis. Kamu bisa memilih dan merencanakan kegiatan tersebut sebagai aktivitas setelah pensiun dan bahkan bisa mengembangkan hobi sebagai pekerjaan baru nantinya. 

Kalau kamu hobi masak dan punya resep rahasia turun-temurun warisan keluarga, misalnya. Kamu bisa membuka layanan katering atau mungkin tempat makan sebagai usaha kecil. Ini tak hanya bisa mengisi waktu dan membuat kamu tetap produktif, tapi juga perasaan senang dan kesempatan baru untuk mendapatkan penghasilan lagi.

Belajar hal baru

Memasuki usia pensiun bukan berarti kamu tidak bisa belajar banyak hal. Dari keterangan situs HelloSehat, menantang kemampuan otak untuk terus-menerus berpikir bisa membantu meningkatkan fungsi otak. 

Kamu bisa merencanakan untuk mulai belajar budidaya ikan, tanaman hias atau mengelola penginapan guest house. Tentu saja ini akan menyenangkan, karena kamu akan mengenal dunia yang sama sekali baru dan akan tertantang untuk membuat keputusan-keputusan strategis mirip dengan masa kamu produktif bekerja.

Mengerjakan hobi bisa jadi kegiatan menyenangkan setelah pensiun (Foto: Xframe)

Setidaknya, kamu bisa mencoba untuk membuat 1 topik untuk dijadikan karya buku. Ini bisa bermacam-macam, namun untuk mudahnya kamu bisa memulainya dari topik yang paling kamu kuasai dan sukai. 

Menulis buku membutuhkan waktu yang cukup lama. Itu sebabnya kamu bisa merencanakan aktivitas ini di masa pensiun supaya kamu tetap bisa berkonsentrasi dengan leluasa dan menghasilkan karya yang berguna.

Buku juga bisa menjadi karya yang secara psikologis membanggakan dan membuat kamu merasa bahagia. Terlebih bila ada pembaca yang merasa terinspirasi dengan buku yang kamu tulis. Perasaan ini akan membuat kamu tetap bersemangat di masa pensiun dan terhindar dari post power syndrome.

Mengajar

Masa pensiun adalah saatnya kamu membagikan pengalaman dari masa kerja selama bertahun-tahun. Kamu bisa menjadi pembicara di seminar, webinar atau bahkan menjadi pengajar di kampus. Pilihlah materi yang memang kamu kuasai dan menjadi bidang kerjamu selama bertahun-tahun.

Yang perlu diingat adalah bahwa mengajar itu bukan sekadar berbagi ilmu, tapi juga melatih otak untuk tetap bekerja agar terhindar dari risiko penurunan daya ingat di usia tua.

Bekerja paruh waktu

Pilihan ini membuat kamu tidak sepenuhnya meninggalkan dunia kerja dan berhenti produktif. Dengan bekerja paruh waktu, kamu tetap bisa melakukan pekerjaan di bidang yang kamu suka dan kuasai, namun bisa dilakukan dengan waktu yang lebih leluasa. Jadi tidak harus setiap hari seperti biasanya.

Bekerja paruh waktu juga membuat kamu terhindar dari kondisi perubahan mendadak setelah pensiun, karena kamu masih terhubung dengan pekerjaan rutin dan suasana kerja yang dinamis meskipun tidak seketat biasanya.

Saat masih aktif bekerja, tidak sedikit orang yang mengabaikan masa pensiun dan baru menyadarinya saat mendekati usia pensiun. Kondisi inilah yang sering menyebabkan kamu tidak siap dan memicu post power syndrome. Jadi, meskipun terkesan masih cukup lama, tak ada salahnya untuk menyiapkan rencana aktivitas setelah pensiun dari sekarang.