Dampak Tiger Parenting, Benarkah Efektif untuk Didik Anak?

anak

Ada banyak cara yang diterapkan para orang tua untuk mendidik anak-anaknya. Salah satunya adalah yang dikenal dengan nama tiger parenting. Namun cara ini banyak mengundang pro dan kontra. Benarkah cara ini efektif untuk membuat anak-anak jadi lebih baik?

Secara sederhana, yang dimaksud dengan tiger parenting adalah pola asuh yang ketat dan cenderung otoriter. Tujuannya adalah agar anak nantinya memiliki disiplin tinggi dan mental yang kuat sehingga bisa meraih kesuksesan di masa depan.

Beberapa ciri dari tiger parenting yang menjadi gambaran umum adalah:

  • Tidak izinkan anak punya banyak teman
  • Menuntut anak harus punya nilai bagus di sekolah
  • Hukuman yang keras saat anak tidak mencapai nilai yang diinginkan di sekolah
  • Fokus pada standar yang diinginkan orang tua tanpa peduli kondisi anak
  • Tidak percaya pada anak dalam banyak hal
  • Selalu berpatokan pada aturan dan hukuman yang keras jika dilanggar

Seperti yang dilansir oleh situs SehatQ, pola asuh tiger parenting ini sebetulnya dalam beberapa hal bisa dikatakan berperan dalam membentuk karakter anak agar meraih sukses di masa depan. Beberapa dampak positif dari pola asuh tiger parenting adalah:

  • Menumbuhkan sikap disiplin
  • Semakin produktif
  • Punya tujuan yang jelas
  • Sikap bertanggungjawab
  • Selalu termotivasi
Tiger parenting punya sisi positif dalam mengasuih anak menjadi lebih baik (Foto: Xframe)

Namun, pola ini tidak bisa disamakan begitu saja untuk diterapkan pada semua anak. Pola tiger parenting juga bisa justru menjadi berbahaya bagi tumbuh kmebang anak, khususnya untuk kesehatan mentalnya. Artinya, pola ini juga bisa memicu berbagai penyakit mental, seperti:

  • Stress
  • Cemas berlebihan
  • Depresi
  • Kurang percaya diri
  • Menganggap bahwa harga diri selalu terkait kesuksesan
  • Sulit bersosialisasi
  • Tidak realistis

Efektifkah Tiger Parenting untuk Didik Anak?

Pada dasarnya, mendidik anak harus memperhatikan banyak hal dan tidak selalu mengacu pada 1 pandangan saja. Banyak hal yang harus dipertimbangkan saat mengedukasi anak, seperti misalnya, kondisi lingkungan, mengenal potensi anak, teknologi dan lain-lain.

Pola asuh yang berorientasi pada sikap suportif lebih disarankan daripada mengandalkan tiger parenting saja yang cenderung otoriter. Anak akan lebih terbantu untuk berkembang dengan sikap positif bila orang tua selalu mendukung dan mengarahkannya dengan baik daripada hanya sekadar memberi hukuman saja.

Tuntutan yang terlalu tinggi membuat anak-anak dari tiger parenting umumnya mengalami penurunan performa akademis (Foto: Xframe)

Penelitian juga menyebutkan bahwa pola asuh tiger parenting sebetulnya tidak memiliki korelasi terhadap keberhasilan dan kesuksesan anak di masa mendatang terlebih soal performa di bidang akademis.

Situs kesehatan SehatQ juga menjelaskan kalau pola asuh tiger parenting cenderung menghasilkan anak-anak yang mengalami penurunan nilai akademis dan masalah-masalah psikologis yang lebih besar daripada anak-anak yang diasuh dengan pola suportif.

Memang perlu menerapkan cara yang efektif untuk mendidik anak, mengingat anak nantinya akan menjadi dewasa dan harus berhadapan dengan banyak masalah dan tanggungjawab yang tidak sedikit. Itu sebabnya pertimbangan dan kebijaksanaan orang tua dalam menerapkan pola asuh sangat diperlukan untuk menumbuhkan karakter anak yang baik.

Anak-anak umumnya mengalami masa dimana mereka ingin mengeksplor sesuatu lebih jauh dan membutuhkan bimbingan. Daripada membatasi dan menghukumnya, akan lebih baik untuk memberikan dukungan dan bimbingan pada mereka.