Banyak cara yang digunakan untuk meningkatkan performa fisik seseorang, terutama di dunia olahraga. Yang tak jarang terjadi adalah penggunaan anabolik steroid untuk meningkatkan kekuatan dengan harapan prestasi yang lebih baik. Namun, cara ini secara medis dianggap ilegal karena terdapat efek samping yang berbahaya bagi kesehatan.
Steroid adalah jenis hormon yang berasal dari turunan lemak dan pada dasarnya tubuh manusia menghasilkan steroid secara alami untuk membantu kelancaran metabolisme tubuh.
Dijelaskan oleh dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO (Spesialis Kedokteran Olahraga) dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, steroid dalam dunia medis dibagi menjadi 2, yaitu kortikosteroid dan anabolik steroid yang juga dikenal dengan steroid buatan.
Kortikosteroid sendiri digunakan untuk pengobatan berbagai peradangan, seperti asma, radang usus dan lupus (radang yang disebabkan sistem kekebalan tubuh menyerang jaringannya sendiri). Sedangkan anabolik steroid dalam dunia medis juga bisa digunakan untuk obat keseimbangan hormon atau sebagai bahan anti-aging dalam dunia kosmetik.
“Misalnya ada orang yang hormon testosteronnya berkurang, maka ia bisa diberikan anabolik steroid kalau dalam dunia medis,” terang dr. Andi.
Salah Guna Anabolik Steroid
“Tapi, anabolik steroid ini jugalah yang sering disalahgunakan, terutama untuk dunia olahraga,” terang dr. Andi. Menurutnya anabolik steroid juga memiliki fungsi untuk mempercepat sintesis protein dalam tubuh. “Jadi ketika seseorang menginjeksikan anabolik steroid ke dalam tubuh, maka akan terjadi penambahan massa otot dan pengurangan lemak secara instan,” jelas dr. Andi.
Kemampuan anabolik steroid dalam membentuk dan meningkatkan performa fisik ini memang menggiurkan, karena seseorang bisa saja tampil prima secara cepat tanpa melalui proses latihan fisik yang seharusnya, misalnya seorang pelari bisa berlari lebih cepat dan bertenaga, serta seorang atlet bina raga bisa tampil lebih maksimal karena massa ototnya yang bertambah.
Dengan kata lain penggunaan anabolik steroid dalam dunia olahraga bisa dikatakan sebagai doping atau obat yang digunakan untuk meningkatkan performa secara instan.
Menurut dr. Andi, dalam pertandingan biasanya panitia akan melakukan pengetesan doping pada atlet dengan cara tes urin atau cek darah. “Bila memang terdeteksi ada zat anabolik steroid, maka atlet dinyatakan positif doping,” tegas dr. Andi.
Penyalahgunaan anabolik steroid ini tidak luput dalam pengawasan di dunia olahraga. Organisasi yang khusus menangani hal ini, seperti World Anti-Doping Agency (WADA) secara resmi sudah melarang penggunaan anabolik steroid dalam laga pertandingan apapun. Bahkan Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada 1990 secara tegas sudah melarang penggunaan doping seperti anabolik steroid di laga turnamen olimpiade karena dianggap mengancam kesehatan atlet dan menghilangkan kesempatan untuk bertanding secara adil atau fairplay.
“Olahraga itu harus fairplay, dan menggunakan anabolik steroid ini tidak fairplay karena performa atlet terbentuk secara instan, bukan proses latihan,” terang dr. Andi.
Dampak Buruk Salah Guna Steroid
Bukan hanya karena menyalahi aturan fairplay saja, tapi penggunaan anabolik steroid secara bebas juga bisa berakibat buruk bagi kesehatan tubuh dalam jangka panjang. Beberapa dampak buruknya adalah:
- Untuk pria
Bagi pria yang menggunakan anabolik steroid sebagai doping akan berisiko terkena gangguan prostat, menurunnya kualitas sperma, nyeri otot dan tulang, menurunnya produktivitas dan bahkan berisiko terkena impotensi.
- Untuk wanita
Efek samping yang timbul adalah tumbuhnya bulu yang lebih lebat di sekujur tubuh dan wajah, berubahnya suara menjadi lebih berat, menyusutnya ukuran payudara, hingga risiko siklus menstruasi yang terganggu dan menjadi tidak teratur.
Tampil dengan performa fisik yang baik memang penting, namun sebaiknya dilakukan dengan proses yang benar, seperti melakukan olahraga secara teratur dan mengkonsumsi makanan dengan asupan gizi yang cukup. Dan yang penting juga adalah melakukan semuanya secara rutin.