Gak Cuma Soal Olahraga, Film-Film Bertema Olimpiade ini Ternyata Juga Sumber Motivasi

Olimpiade tak hanya sekadar ajang bertemunya para atlet dunia untuk saling bertanding. Tapi Juga merupakan momen yang sering membangkitkan motivasi tersendiri. Kadang motivasi itu memang datang langsung dari lapangan pertandingan. Tapi tak jarang juga yang datang dari film yang berkisah tentang Olimpiade.

Bicara soal film Olimpiade, ternyata cukup banyak yang bisa memotivasi kamu supaya bisa lebih semangat dalam beraktivitas sehari-hari atau bahkan dalam mewujudkan cita-cita kamu. Penasaran? Simak beberapa film berikut:

Cool Runnings 

Film bergenre komedi asal Amerika Serikat yang dirilis pada 1993 dan disutradarai oleh Joe Turtlelaub ini mengisahkan tentang sepak terjang tim bobsled Jamaika pada seleksi Olimpiade musim dingin. Berkat bantuan dari mantan juara atlet bobsled, akhirnya mereka berjuang dan menebus kekalahan mereka dalam seleksi untuk  Olimpiade musim dingin 1988 di Calgary, Alberta. 

Film ini sendiri terinspirasi dari kisah tim bobsled Jamaika yang berlaga di Olimpiade musim dingin 1988 Calgary, Alberta. Selain menghibur karena unsur komedinya, film ini juga layak untuk dijadikan penyemangat, terutama di masa pandemi seperti ini.

Film Cool Runnings yang bergendre komedi namun tetap menumbuhkan motivasi. (Foto: rootentomatoes.com)

Miracle

Film yang disutradarai oleh Gavin O’Connor dan dibintangi oleh Kurt Russel ini  mengisahkan tentang Herb Brooks yang mendapat tawaran untuk menjadi pelatih tim hoki es Amerika Serikat melawan rival utamanya, yaitu Uni Soviet.

Tentu saja ini bukan hal mudah mengingat saat itu tim hoki es Uni Soviet sangat kuat dan Perang Dingin antara kedua negara juga sedang menguat. Film yang diproduksi oleh Disney ini cukup menarik ditonton, apalagi kalau kamu sedang butuh dorongan motivasi.

Selain menghibur, film Miracle juga sarat pesan motivasi. (Foto: Disney/Kobal/Shutterstock)

The Cutting Edge

Film The Cutting Edge yang dirilis pada 1992 mengisahkan tentang hubungan seorang atlet ice skating yang tempramental bernama Kate Moseley dan pemain hoki es bernama Doug Dorsey yang berduet sebagai tim pasangan ice skating untuk tampil di Olimpiade 1992. 

Mimpi ini ternyata tak mudah diwujudkan karena berbagai masalah pun timbul. Film ini menjadi menarik karena ice skating bukanlah olahraga populer di Indonesia, namun kisah kedua pemeran dalam film ini memang memikat untuk disimak.

Film The Cutting Edge yang memiliki sisi romantis sekaligus memotivasi. (Foto:yidio.com)

3 Srikandi 

Film Indonesia yang penuh inspirasi ini dibuat berdasarkan kisah nyata, yaitu tentang 3 atlet panahan wanita yang akan berlaga di Olimpiade Seoul 1988. Dilatih oleh Donald Pandiangan, 3 atlet panahan yaitu  Nurfitriyana, Lilies Handayani, dan Kusuma Wardhani harus berjuang dan bekerja keras untuk bisa tampil di ajang Olimpiade.

Masalah pun muncul tak hanya dari soal olahraga saja, namun juga masalah-masalah pribadi yang dihadapi para “srikandi” ini, seperti Nurfitriyana dan Kusuma Wardhani yang tak direstui orang tuanya untuk menjadi atlet panahan dan Lilies Handayani yang dipaksa menikah dengan seorang pengusaha kaya.

Nah, kalau kamu merasa bahwa kamu sedang mengalami masalah yang berat, film ini layak kamu jadikan pilihan untuk memotivasi kamu mengatasi masalah. 

Film 3 Srikandi mengangkat kehidupan 3 atlet panahan Indonesia yang sukses meraih medali di Olimpiade Seoul 1988 (Foto: pegipegi.com)

Prefontaine

Film yang disutradarai oleh Steve James dan dibintangi  oleh Jared Leto ini adalah sebuah film biografi yang mengisahkan tentang Steve Prefontaine, seorang pelari jarak jauh yang ingin memenangkan medali emas di Olimpiade Munich, tetapi berakhir dengan tragis. 

Steve sempat mengikuti Olimpiade Munich 1972 namun gagal memenangkan medali emas di nomor lari jarak jauh karena dikalahkan Lasse Viren asal Finlandia. Berniat ingin kembali bertanding di Olimpiade Montreal 1976, Steve justru gagal melaju ke Olimpiade karena peraturan baru yang berlaku. Steve kemudian menjadi aktivis yang membantu para atlet Amerika Serikat untuk didanai secara lebih baik, sebelum ia mengalami kecelakaan yang menyebabkan kematiannya.

Dari film yang mendapat banyak respon positif  di Sundance Film Festival ini kamu bisa belajar bahwa kegagalan bukan berarti menutup pintu untuk tetap berkarya di bidang yang kamu cintai. 

Meski kisahnya berakhir tragis, namun film Prefontaine tetap memberi nilai-nilai motivasi. (Foto: microsoft. com)

Susi Susanti: Love All

Film yang dirilis pada 24 Oktober 2019 ini diangkat dari kisah pebulutangkis legendaris Indonesia, Susi Susanti yang diperankan oleh Laura Basuki dan Dion Wiyoko sebagai Alan Budikusuma. Film Susi Susanti: Love All mengisahkan tentang kehidupan Susi Susanti yang mencintai bulutangkis sejak usia 14 tahun hingga menjadi atlet terkenal di dunia.

Dibimbing oleh pelatihnya, Liang Chiu Sia dan janjinya pada ayahnya untuk jadi atlet yang sukses, Susi harus mengalami berbagai rintangan untuk menjadi juara dunia bulutangkis. Kerja keras memang tak menghianati hasil. Susi Susanti berhasil meraih medali emas di Olimpiade Barcelona 1992 sekaligus merupakan medali emas pertama untuk Indonesia dalam sejarah Olimpiade. 

Tidak luput juga masalah krisis dan gejolak ekonomi yang membuat Susi menggunakan kesempatan ini untuk menunjukkan bahwa kepahlawanan tidak diukur oleh tingginya kesuksesan seseorang tetapi oleh pengorbanan. 

Tak cuma olahraga, film ini juga menyoroti masalah krisis dan gejolak ekonomi di masa Orde Baru yang menguji pengorbanan seorang Susi Susanti. Film ini cocok buat kamu yang sedang membutuhkan dukungan mental untuk bisa menyelesaikan masalah-masalah yang kamu hadapi.

Selain tentang momen bersejarah, film Susi Susanti: Love All juga menyampaikan pesan-pesan motivasi. (Foto: Youtube)

Race

Film ini diangkat dari kisah nyata Jesse Owens, salah satu bintang atletik kulit hitam yang populer di era Perang Dunia II. Diperankan oleh Stephen James sebagai Jesse Owens, film ini bercerita tentang Jesse Owens yang harus berjuang di Olimpiade Berlin 1936 yang saat itu dikuasai Hitler yang sangat membenci ras kulit hitam. 

Meskipun Owens menghadapi perlakuan rasis dari masyarakat pada masa itu, tetapi dia masih tetap mencoba untuk menjalin persahabatan dengan siapapun.

Film ini menawarkan cerita keberanian, toleransi, dan persahabatan serta inspirasi seorang manusia yang berjuang melawan ketidakadilan melalui Olimpiade. Dari film ini kita juga belajar bahwa motivasi adalah kekuatan yang bisa mengalahkan halangan apa saja termasuk rasa benci di sekitar kita..

Mengangkat kisah di zaman yang masih lekat dengan rasisme, film ini benar-benar memberi gambaran semangat yang kuat. (Foto: Youtube)

Running Brave

Film ini dirilis pada 1983 dan disutradarai oleh Donald Shebib. Robby Benson berperan sebagai Billy Mills dan Pat Hingle sebagai Coach Bill Easton. Diangkat dari kisah nyata seorang anak keturunan Amerika-India bernama Bill Mills yang tinggal di Kansas. 

Bill Mills sangat ahli dalam berlari dan memenangkan beberapa pertandingan di SMA, tetapi pelatih terkenal dari Universitas Kansas tidak ingin melatih Bill dan dia mengatakan bahwa “Orang India gampang menyerah” lalu Bill mulai menunjukkan kalau apa yang dikatakannya itu salah. 

Bersama Coach Bill Easton, Bill Mills kemudian dilatih menjadi atlet lari dan akhirnya direkrut menjadi anggota tim lari jari jauh untuk Olimpiade. Bill Mills berhasil memenangkan medali emas Olimpiade 1964 di Tokyo dan mengharumkan nama Amerika Serikat pada masa itu. 

Dari film ini, kita belajar bahwa kadang kita diremehkan oleh orang di sekitar kita, namun sudah menjadi kewajiban kita untuk terus termotivasi menunjukkan bahwa kita mampu berbuat yang lebih baik.

Film Running Brave penuh dengan nilai-nilai perjuangan untuk menjadi yang terbaik. (Foto: imdb.com)

Olimpiade memang membawa pengaruh yang besar di berbagai hal. Tak cuma soal olahraga, tapi kisah-kisah yang berada di baliknya ternyata juga bisa membangkitkan motivasi. Setelah menonton filmnya, jangan lupa dukung tim Indonesia di Olimpiade Tokyo 2020 ya. 

Visited 88 times, 1 visit(s) today