Generasi strawberry ditujukan pada generasi muda yang penuh ide dan kreativitas namun jika menemui hambatan, jiwanya langsung rapuh, alias lembek seperti buah strawberry.
Istilah generasi strawberry mungkin tidak sefamiliar istilah generasi sandwich. Namun fenomena generasi strawberry ini pasti sudah banyak yang menyadarinya.
Ya, seperti namanya, generasi strawberry ditujukan pada generasi muda, di bawah generasi milenial, yang digambarkan sebagai generasi yang lemah secara emosional dan fisik, lemah ketika dihadapkan pada masalah dan tekanan, rapuh, dan mudah menyerah.
Generasi strawberry juga cenderung mengharapkan hasil yang instan tanpa usaha yang keras serta enggan menghadapi tantangan dan masalah yang rumit.
Kelebihan dan Kekurangan Generasi Strawberry
Meskipun selalu dikonotasikan negatif, generasi strawberry juga memiliki banyak kelebihan sebetulnya.
Akademisi sekaligus praktisi bisnis, Prof. Rheinald Khasali, Ph. D dalam bukunya yang berjudul Strawberry Generation: Mengubah Generasi Rapuh Menjadi Generasi Tangguh, menyebutkan generasi strawberry adalah generasi yang penuh dengan gagasan kreatif dan ide cemerlang.
Namun sayang, mereka akan langsung menyerah, mudah stress, dan putus asa ketika dihadapkan pada masalah.
Berikut kelebihan dan kekurangan generasi strawberry:
Kelebihan:
- Memiliki banyak ide kreatif dan cemerlang
- Memiliki kemampuan adaptasi yang tinggi
- Mudah beradaptasi dengan perkembangan teknologi
- Berani menyampaikan pendapat
- Bekerja tidak melulu karena uang
Kekurangan:
- Mudah menyerah dan putus asa
- Pesimis dengan masa depan
- Sering terjebak dalam zona nyaman
- Kurang memiliki rasa tanggung jawab
- Mudah stres, kurang fokus, serta mudah teralihkan perhatiannya
Penyebab Munculnya Generasi Strawberry
Generasi strawberry dapat terbentuk karena hal-hal berikut ini:
Didikan orangtua
Pola asuh yang overprotective dan lebih secure karena segalanya sudah disediakan oleh orang tua bisa membuat anak tidak terbiasa menghadapi masalah, tidak bisa mendengar kritikan, dan pada akhirnya membuat mereka mudah menyerah.
Sering melakukan self diagnose tanpa pendampingan ahli
Mudahnya akses informasi membuat anak sering melakukan self diagnose terhadap apa yang dirasakannya. Misalnya, saat merasa sedih atau tertekan, anak kemudian mendiagnosis dirinya mengalami stres tanpa berkonsultasi dengan ahli.
Labeling dari orang tua
Labeling atau panggilan dari orang tua kepada anak, misalnya menyebut anaknya pemalas, moody, atau manja justru akan membuat anak percaya akan hal itu dan akhirnya benar-benar bersikap yang disebut orangtuanya.
Tips Menghindari Menjadi Bagian dari Generasi Strawberry
Mengembangkan self-control
Self-control adalah kemampuan individu untuk mengatur emosinya. Mengembangkan self-control dapat membantu seseorang menghadapi berbagai kondisi dalam hidupnya.
Membangun dukungan sosial
Membangun hubungan yang sehat dengan lingkungan sosial dan teman sebaya bisa meningkatkan ketahanan mental generasi muda.
Memperbanyak keterampilan hidup
Terkadang orangtua hanya melihat keterampilan akademi. Padahal mengajarkan anak keterampilan hidup seperti memasak, mengatur keuangan sendiri bisa meningkatkan ketahanan mental anak.
Generasi strawberry yang terkenal rapuh dan mudah menyerah ternyata bisa dilatih untuk tumbuh menjadi individu yang tangguh. Yang diperlukan adalah dukungan dari orang-orang sekitar, terutama orang tuanya.