Tanpa disadari, banyak orang memiliki cara pandang yang salah terhadap seseorang atau sesuatu. Kita mengenalnya dengan istilah stereotip yang mungkin dianggap biasa saja. Namun bila dibiarkan ini akan menjadi sesuatu yang berbahaya yang dikenal sebagai diskriminatif.
Pada dasarnya yang dimaksud dengan stereotip adalah asumsi terhadap seseorang, kelompok atau sesuatu berdasarkan keyakinan atau pengalaman yang dialami sebelumnya.
Memberikan suatu asumsi terhadap seseorang atau kelompok sebetulnya adalah hal yang wajar, namun yang terjadi pada stereotip adalah asumsi yang diberikan sering tidak tepat namun pelakunya tetap meyakininya bahwa itu benar.
Dalam beberapa kasus, cara pandang atau persepsi buruk seperti stereotip mudah berkembang menjadi diskriminasi. Misalnya, orang daerah tertentu itu kalau bicara nadanya kasar, artinya orang dari daerah tersebut sifatnya juga kasar semua dan jangan bergaul dengan mereka. Ini jelas sebuah cara pandang dan sikap yang sama sekali salah dan buruk.
Timbulnya Stereotip dan Jenis-Jenisnya
Timbulnya stereotip berawal dari bagaimana cara kita memproses informasi yang ada di sekitar kita. Dalam memproses informasi itu kita juga mendapat masukan dari pengalaman hidup, kata orang (yang mungkin tidak jelas sumbernya), hingga keyakinan tanpa rasionalitas. Ini akan menyebabkan orang akan mendapatkan label yang sama hanya karena dia berasal atau berada dalam kelompok tertentu.
Dalam ilmu psikologi, stereotip kemudian dibagi menjadi beberapa bagian lagi yang lebih spesifik, seperti:
Seksisme
Ini adalah stereotip yang didasarkan atas gender atau jenis kelamin. Sebetulnya seksisme bisa dialami laki-laki dan perempuan meskipun umumnya perempuan lebih banyak menjadi korbannya.
Beberapa contoh seksisme adalah:
- Pelecehan seksual secara verbal.
- Anggapan bahwa laki-laki lebih layak jadi pemimpin dibanding perempuan.
- Yang mengurus rumah tangga harus perempuan.
- Perempuan tak perlu pendidikan layak, yang penting bisa mengurus suami dan pandai masak.
Seksisme sangat berkaitan dengan kepercayaan pada hal-hal alamiah antara perempuan dan laki-laki serta peran mereka dalam lingkungan sosial. Dalam hal ini contoh nyata seksisme adalah pandangan bahwa laki-laki lebih “berkuasa” dibanding perempuan sehingga pada akhirnya menimbulkan berbagai tindakan diskriminasi pada perempuan.
Ageism (diskriminasi usia)
Stereotip juga bisa terjadi berdasarkan tingkatan usia termasuk usia muda dan usia lanjut. Dalam aktivitas di tempat kerja misalnya, karyawan yang berusia muda dianggap tidak layak dan tidak lebih baik dari yang berusia sudah lebih senior.
Atau kadang ada juga perusahaan yang menganggap bahwa usia yang lebih tua tidak bisa berkarya di industri kreatif dan sudah pasti yang lebih muda bisa mengerjakannya lebih baik.
Rasisme
Ini adalah stereotip yang berdasarkan pada ras atau suku tertentu. Yang paling umum terjadi biasanya adalah stereotip berdasarkan warna kulit dan anggota fisik tertentu seperti mata yang sipit, tubuh yang lebih pendek dan bentuk hidung. Ini karena hal-hal tersebut adalah ciri-ciri yang paling umum sebagai penanda suatu ras tertentu.
Classism
Ini adalah jenis stereotip yang berasumsi buruk pada kelas ekonomi bawah atau masyarakat miskin. Stereotip ini cenderung memperlakukan orang secara berbeda tergantung dari kelas sosialnya. Pada akhirnya stereotip ini akan mengakibatkan yang kaya semakin kaya dan yang miskin semakin miskin.
Xenophobia
Bentuk stereotip ini berdasarkan atas rasa takut pada orang asing. Stereotip ini bisa berlaku sangat kasar bila bertemu dengan orang yang dianggap asing dan bahkan bisa melakukan tindakan kekejaman.
Tips Kurangi Stereotip
Ada cara untuk mengurangi cara pandang stereotip yang buruk. Misalnya adalah dengan berkomunikasi dan bergaul lebih dalam dengan orang atau kelompok tertentu, membangun hubungan dengan orang lain yang berpikiran terbuka dan menolak cara pandang stereotip, dan mendukung upaya hukum agar semua orang bisa mendapatkan hak hidup yang setara.
Bahaya dari stereotip adalah bisa terjadi pada kita tanpa kita sadari sama sekali. Sementara ilmu psikologi juga menegaskan bahwa stereotip sebetulnya adalah kebutuhan mendasar seseorang ketika merasa tidak nyaman dengan situasi di sekitarnya. Bila didiamkan ini akan berubah menjadi sikap buruk pada orang lain.
Jadi, secara umum cara pandang stereotip juga bisa akan merugikan diri kamu sendiri. Kamu bisa dianggap melakukan diskriminasi pada kelompok tertentu dan tidak disukai orang lain kalau sikap stereotip kamu tetap kamu pelihara. Itu sebabnya persepsi yang buruk ini harus segera kamu buang jauh-jauh.
Nah, kamu bisa mulai melatih diri untuk mencegah atau mengurangi sikap stereotip yang mungkin sudah terlanjur kamu lakukan.