Semua pasti setuju jika susu UHT adalah salah satu pilihan minuman yang menyehatkan. Namun, sebetulnya tak semua usia anak-anak bisa mengonsumsinya.
Susu menjadi bahan makanan yang bergizi tinggi karena di dalam susu segar mengandung zat gizi yang lengkap, seperti protein, lemak, karbohidrat, mineral, dan vitamin.
Terdapat beberapa jenis susu yang ada di pasaran berdasarkan jenis dan teknik pengolahan yang digunakan, antara lain susu murni, susu bubuk, susu pasteurisasi, dan susu UHT.
Dan di antara jenis susu tadi, susu UHT-lah yang paling mudah dikonsumsi karena dikemas dalam kemasan praktis yang memudahkan kita untuk meminumnya kapan saja.
Susu UHT (ultra-high temperature) sendiri adalah semua jenis susu yang diolah dengan cara dipanaskan pada suhu tinggi, yaitu sekitar 135 derajat celcius. Teknik ini bertujuan untuk membunuh bakteri yang tidak diinginkan dan berbahaya yang mungkin ada dalam susu murni, namun tetap mempertahankan kandungan nutrisinya.
Penggunaan suhu yang tinggi dalam proses ini juga membuat susu UHT memiliki umur simpan yang lebih lama di suhu kamar maupun di dalam lemari es. Namun, jika segel kemasan sudah dibuka, susu UHT harus dikonsumsi dalam waktu 5 hari.
Kandungan Nutrisi Susu UHT
Waktu pemanasan yang singkat (1 hingga 2 detik) pada proses susu UHT bertujuan untuk meminimalisir hilangnya kandungan nutrisi, sekaligus menjaga kesegarannya.
Oleh karena itu, nilai gizi atau kandungan nutrisi pada susu UHT tidak akan berkurang.
Jikapun terjadi perubahan pada lemak dan protein susu UHT, biasanya yang terjadi hanya sedikit saja sehingga tidak mempengaruhi kandungan nutrisinya.
Dikutip dari situs Nilaigizi dalam satu kotak susu UHT full cream (250 mililiter) mengandung:
- 150 kilo kalori energi
- 8 gram protein
- 8 gram lemak
- 8 gram protein
- 12 gram karbohidrat
Dengan kandungan nutrisi tersebut, susu UHT memiliki segudang manfaat bagi kesehatan, seperti sebagai sumber energi, mendukung kesehatan tulang dan gigi, membantu penyerapan vitamin, dan melengkapi kebutuhan gizi, terutama pada anak-anak.
Kapan Sebaiknya Anak Boleh Minum Susu UHT?
Meski kandungan nutrisi susu UHT bisa mendukung tumbuh kembang anak, tak semua usia anak bisa minum susu jenis ini.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan anak boleh minum susu UHT setelah berusia 2 tahun atau setelah masa pemberian ASI selesai. Sementara itu, rekomendasi dari American Academy of Pediatrics (APP) anak boleh minum susu UHT setelah usianya minimal di atas 1 tahun.
Rekomendasi tadi berdasarkan pertimbangan bahwa anak dibawah usia 1 tahun, sistem pencernaannya belum sempurna sehingga berisiko menimbulkan gangguan pencernaan, infeksi dan gagal ginjal.
Sistem pencernaan yang belum sempurna pada anak di bawah usia 1 tahun juga belum mampu mencerna susu sapi murni (bahan utama susu UHT) sehingga dapat menyebabkan iritasi pada saluran cernanya.
Saat terjadi iritasi, risiko pendarahan di saluran cerna bayi bisa meningkat dan menyebabkan bayi kurang darah.
Alasan lain anak di bawah 1 tahun dilarang minum susu UHT adalah karena susu sapi murni memiliki kadar protein dan mineral yang terlalu tinggi bagi kebutuhan gizi mereka.
Jika kadar protein dan mineral dalam tubuh terlalu berlebih maka harus dibuang melalui urin. Hal ini akan membuat beban ginjal meningkat dan pada akhirnya bisa menyebabkan gagal ginjal pada anak.
Susu UHT memang menyehatkan, namun perlu diketahui aturan konsumsinya, terutama pada anak-anak.
Beberapa aturan minum susu UHT bagi anak, antara lain:
- Usia minimal anak boleh minum susu UHT adalah di atas 1 tahun
- Jangan memberikan lebih dari 2 kotak susu UHT (250 mililiter) dalam sehari karena anak jadi tidak memiliki ruang di perutnya untuk makanan lain yang dibutuhkan untuk tumbuh sehat.
- Pilihlah susu UHT tanpa pemanis dan rasa tambahan (plain) karena anak dibawah usia 2 tahun sebaiknya tidak mengonsumsi gula tambahan.
Jadi, meskipun susu UHT secara umum banyak memberikan manfaat buat kesehatan, pembatasan usia konsumsinya tetap harus diperhatikan, karena pada usia anak sistem pencernaan belum bekerja dengan baik.