Jangan Dimarahi ya Moms, ini Lho Penyebab Anak Suka Bohong

Semua orang tua pasti mengajarkan anak-anak untuk menjadi orang yang jujur. Sehingga ketika mengetahui anak berbohong, hal itu bisa menjadi situasi yang bikin orang tua frustasi. Sangat penting mengetahui alasan anak berbohong, agar orang tua bisa menghentikan perilaku ini dan mengatasinya dengan cara terbaik.

Kejujuran merupakan salah satu nilai yang selalu diajarkan orang tua kepada anak-anaknya. Karenanya, ketika mendapati sang anak berbohong, orangtua biasanya akan langsung memberikan reaksi yang sedikit keras hingga memarahinya.

Padahal, dalam beberapa jurnal psikologi, disebutkan bahwa berbohong merupakan tahap yang umum bagi anak-anak dan menjadi tonggak penting dalam perkembangan anak. Dilansir dari American Psychological Association Victoria Talwar, PhD, seorang profesor di departemen psikologi pendidikan dan konseling di McGill University, menyebut berbohong muncul bersamaan dengan kemampuan kognitif lain yang terjadi di tahun-tahun prasekolah (3 tahun). 

Pada fase itu, terkadang, anak tidak selalu mengerti bahwa mereka tengah berbohong. Mereka mungkin berbohong tentang sesuatu yang mereka harap benar, seperti memberi tahu orang lain bahwa mereka memiliki seekor kelinci di rumahnya, padahal sebenarnya tidak.

Namun di rentang usia 4-5 tahun, anak mulai memahami adanya niat di baling kebohongan. Artinya, mereka kebanyakan berbohong dengan sengaja dan bermaksud menipu. Misalnya, anak membuat pernyataan palsu atau membuat orang lain percaya sesuatu yang tidak benar.

Anak yang berbohong bukan bermaksud menipu. tugas orang tua yang harusnya memahami alasan anak berbohong (Foto: Pexels)
Sponsored Links

Penyebab Anak Suka Berbohong

Meskipun berbohong merupakan tahap yang umum dalam perkembangan anak, namun seiring bertambahnya usia, anak-anak harus diajarkan tentang kejujuran. Untuk sampai ke sana, orangtua harus memahami penyebab mengapa anak suka berbohong.

Penyebab anak suka berbohong, antara lain:

Takut dihukum

Terkadang anak sudah ketakutan akan dimarahi atau dihukum oleh orangtuanya jika mengatakan yang sebenarnya. Misalnya mereka memecahkan gelas, namun karena takut dimarahi, mereka akan bilang hewan peliharaan di rumah yang menyenggol dan memecahkannya. Mereka memilih untuk berbohong agar tidak dimarahi atau dihukum.

Mencari perhatian

Anak-anak juga kerap berbohong demi mendapatkan perhatian dari teman-temannya atau agar tampak lebih mengesankan bagi orang-orang di sekitarnya. Misalnya, dengan mengatakan mereka dibelikan mainan terbaru oleh orangtuanya karena sudah mendapat nilai yang bagus di sekolah.

Menghindar dari suatu kewajiban

Anak-anak bisa saja berbohong mengaku sedang merasa pusing karena tidak mau membantu pekerjaan rumah.

Ingin mendapatkan sesuatu yang diinginkan

Misalnya anak berbohong sudah mengerjakan PR agar diperbolehkan untuk main keluar rumah.

Imajinasi yang kuat

Anak-anak, terutama yang berusia 4-6 tahun memiliki imajinasi yang sangat kuat dan seringkali mengalami kesulitan untuk membedakan dunia fantasi mereka dan dunia nyata. Kadang-kadang anak salah mengira fantasi sebagai kehidupan nyata sehingga tanpa sadar berbohong tentangnya.

Cara Menghadapi Anak yang Suka Berbohong

Sebagai orangtua, tentu kita ingin anak-anak tumbuh sebagai anak yang jujur. Apalagi saat anak semakin besar nanti, ketidakjujuran bisa merusak hubungan sosial mereka dengan teman-temannya. Oleh karena itu, sangat penting untuk mengajarkan anak pentingnya kejujuran.

Apa yang dapat orangtua lakukan ketika mengetahui anak berbohong?

Jangan memarahinya

Jika memarahi anak saat mengetahui mereka berbohong, kemungkinan besar kita akan mendapatkan balasan atau alasan berupa kebohongan lagi. Daripada berkata, “kenapa kamu berbohong?” atau “kamu tidak jujur”, orangtua bisa menggunakan kalimat yang lebih netral seperti, “wah, ibu rasa kamu tidak sepenuhnya bicara jujur. Apakah ada alasan mengapa kamu tidak bisa mengatakan yang sebenarnya?”

Dengan kalimat yang lebih lugas dan netral, anak justru akan berani untuk bicara jujur pada akhirnya.

Ketahui alasannya

Jika anak masih berusia di bawah 4-5 tahun, langkah pertama adalah mencari tahu apakah mereka berbohong karena tidak bisa membedakan imajinasi dan dunia nyata. Jika iya, cobalah ajari anak untuk membedakan apa yang imajinasi dan apa yang nyata.

Namun jika alasan anak berbohong karena ada yang disembunyikan atau menghindari suatu kewajiban, katakan dengan tenang bahwa kamu mengetahui kebohongan mereka. Mintalah mereka untuk memperbaikinya dan meminta maaf. Beri mereka kesempatan kedua untuk melakukan hal yang benar nantinya.

Hindari menyebut anak pembohong

Jangan pernah menyebut anak sebagai pembohong. Hal itu akan semakin menyakiti hati anak dan membuat mereka berpikir bahwa orangtuanya tidak mempercayai mereka. Mereka akan semakin tidak peduli dengan nilai kejujuran.

Beritahu dampak buruk jika berbohong

Mungkin anak berbohong karena ingin menguji sejauh mana reaksi orangtuanya. Karenanya, ketika mengetahui anak berbohong, orangtua bisa memberitahu bagaimana perasaan mereka menjadi sedih karena mengetahui anaknya berbohong. Beritahu juga dampak buruk jika mereka berbohong, misalnya teman-teman tidak akan menyukainya dan tidak mau percaya lagi kepada mereka.

Selalu berikan contoh

Hal yang paling penting untuk mengajari anak soal kejujuran adalah dengan selalu memberikan contoh. Misalnya selalu bicara jujur meski itu menyangkut kesalahan yang sudah orangtua perbuat. Hal itu juga harus diberlakukan untuk seluruh anggota keluarga.

Mengajarkan nilai kejujuran pada anak memang tidak bisa hanya dalam satu hari. Karenanya pastikan untuk selalu mengingatkan pentingnya bicara jujur dan beri pujian ketika mereka sudah bicara jujur. Kemudian, pastikan anak untuk berjanji tidak akan berbohong dan selalu mengatakan kebenaran.

Visited 5 times, 5 visit(s) today