Jangan Percaya: 7 Mitos Olahraga Berenang yang Banyak Diyakini Orang

olahraga

Sebagai olahraga yang populer dan menyenangkan, berenang sering dianggap sebagai olahraga yang sangat bermanfaat untuk kesehatan dan kebugaran. Namun, ada beberapa fakta dan mitos yang berkembang tentang berenang.

Berenang sendiri merupakan olahraga yang rendah dampak dan dapat dilakukan oleh orang dari segala usia. Hal ini karena berenang tidak memberikan tekanan pada sendi dan tulang, sehingga olahraga ini ideal bagi orang yang memiliki masalah dengan sendi atau tulang.

Berenang juga dapat membantu meningkatkan daya tahan fisik, karena latihan berenang melibatkan seluruh tubuh. Selain itu, berenang juga dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan kekuatan jantung.

Sponsored Links

Mitos Seputar Berenang

Sebagai salah satu olajhraga yang cukup populer dan banyak dilakukan, ada saja yang masih percaya pada mitos dalam olahraga ini. Misalnya adalah:

1. Berenang merusak rambut

Berenang dapat membuat kamu kehilangan rambut atau mengalami rambut rusak. Ini juga tidak benar, meskipun terlalu sering berenang dalam air yang klorin tinggi memang dapat membuat rambut terlihat kering. Tapi kamu bisa mengatasinya dengan memastikan untuk menggunakan kondisioner setelah berenang dan memakai topi renang untuk melindungi rambut.

2. Tidak masalah bila air kolam terminum

Kejadian ini memang kadang dialami oleh siapa saja yang berenang. Tapi sebetulnya air kolam renang sendiri mengandung banyak zat berbahaya, seperti kaporit yang fungsinya untuk menjernihkan air kolam renang. Meskipun kaporit juga berfungsi membasmi kuman, namun dalam kolam renang yang digunakan bersama-sama kamu tidak pernah tahu kuman dan bakteri apa saja yang sudah tercampur dalam kolam. jadi, jangan menganggap bahwa air kolam yang terminum itu hal yang wajar dan tidak masalah.

3. Bikin otot mengecil

Ini adalah mitos umum yang beredar bahwa berenang dapat membuat otot-otot kamu “mengecil”. Namun, ini tidak benar karena berenang sebenarnya dapat membantu membangun dan memperkuat otot.

Berenang justru bisa melatih otot (Foto: Pexels)

4. Berenang malam hari sebabkan sakit paru-paru basah

Berenang sebenarnya tidak berbahaya untuk kesehatan paru baik itu dilakukan malam atau siang hari, bahkan olahraga ini dapat membantu memperkuat dan meningkatkan kapasitas paru-paru. Ketika kamu berenang, kamu akan menghirup udara dengan lebih dalam dan teratur, sehingga memperkuat otot-otot pernapasan dan meningkatkan kapasitas paru-paru.

Namun, seperti halnya olahraga lain, ada beberapa kondisi medis yang dapat terkait dengan pernapasan dan berenang. Beberapa orang mungkin mengalami batuk, sesak napas, atau sulit bernapas saat berenang. Ini mungkin disebabkan oleh faktor seperti asma, alergi terhadap klorin, infeksi saluran pernapasan, atau penyakit jantung. Jika kamu mengalami gejala-gejala ini, sebaiknya berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan diagnosis dan perawatan yang tepat.

5. Berenang sebabkan infeksi telinga

Ini adalah mitos yang muncul karena banyak orang mengalami telinga berair setelah berenang. Namun, ini disebabkan oleh air yang tertinggal di telinga dan bukan karena berenang itu sendiri. Ada beberapa cara untuk mencegah telinga berair seperti menggunakan pelindung telinga atau mengeringkan telinga setelah berenang.

olahraga
Berenang sama sekali tidak membahayakan telinga (Foto: Pexels)

6. Sebabkan sinusitis

Mitos ini muncul karena ketika kamu berenang, air dapat masuk ke dalam hidung dan sinus. Namun, ini tidak akan menyebabkan sinusitis asalkan kamu membersihkan hidung dengan baik setelah berenang dan menjaga kebersihan lingkungan kolam renang.

7. Menyebabkan asma

Meskipun beberapa orang dengan asma dapat merasa sulit bernafas saat berenang, namun berenang sebenarnya dapat membantu meningkatkan kapasitas paru-paru dan meningkatkan kontrol pernapasan. Asma pada umumnya lebih disebabkan oleh faktor genetik atau lingkungan

Dalam kesimpulannya, terdapat beberapa mitos seputar berenang yang mungkin kamu dengar. Namun, seperti yang telah dijelaskan, banyak dari mitos tersebut tidak berdasar pada fakta ilmiah. Oleh karena itu, penting untuk selalu memeriksa kebenaran informasi sebelum percaya dan mengambil tindakan yang tepat.

Visited 182 times, 1 visit(s) today