Punya rumah impian mungkin menjadi idaman banyak orang. Ada yang ingin punya rumah besar dan halaman luas, tapi sekarang tidak sedikit juga yang bermimpi tinggal di rumah mungil atau tiny house. Rumah yang terlihat seadanya ini kalau ditata dengan baik juga bisa terlihat mewah.
Di negara seperti Amerika Serikat yang umumnya warganya memiliki rumah cukup besar, tren rumah mungil justru sudah dimulai pada sekitar tahun 1970-an. Saat itu ada keinginan sebagian orang untuk hidup lebih sederhana untuk berhemat dan lebih ramah lingkungan. Tren ini berlanjut hingga sekarang dan pada 2018 bahkan rumah mungil juga sudah ditetapkan pemerintah Amerika Serikat sebagai bangunan layak huni untuk masyarakat.
Di Indonesia sendiri, tren rumah mungil juga sudah dimulai meskipun jumlahnya tak sebanyak di Amerika Serikat. Terbatasnya lahan dan tingginya harga rumah membuat banyak orang kemudian berpikir ulang untuk menentukan jenis rumah idaman. Selain itu, biaya yang tinggi untuk keperluan hidup juga memaksa orang untuk mencari cara berhemat. Salah satunya adalah dengan menekan biaya tempat tinggal, seperti menghuni rumah yang lebih kecil dan praktis.
Rumah mungil biasanya memiliki ruangan yang serba menyatu mirip dengan kamar hotel, namun dengan ruangan yang lebih lengkap, seperti dapur, ruang keluarga dan ruang makan berukuran mini. Kamar tidur biasanya hanya ada 1 atau 2 kamar saja dengan ukuran kecil tanpa ruang untuk lemari. Struktur dan bentuk bangunannya juga amat sederhana dan beberapa diantaranya bahkan dibuat dengan menggunakan kontainer sebagai struktur utama bangunan.
Gaya Rumah Mungil
Mungil ukurannya bukan berarti tak bisa tampil menarik. Beberapa jenis desain rumah mungil berikut mungkin bisa menjadi inspirasi kamu untuk mulai menentukan rumah idaman:
Gaya kontemporer
Terkesan lebih sederhana, gaya kontemporer untuk tiny house biasanya hanya berbentuk persegi dengan jendela kaca yang lebih besar untuk memaksimalkan cahaya. Cocok buat kamu yang ingin tampil sederhana dan tak ingin punya banyak barang di rumah.
American style
Gaya ini mengandalkan papan kayu yang mendominasi struktur bangunannya. Biasanya memiliki jendela yang tak begitu besar dan ada teras kecil di depan rumah untuk bersantai.
Gaya tudor
Sepintas rumah bergaya tudor terlihat seperti rumah yang ada di Eropa, yaitu dengan dinding yang sebagian menggunakan batu-batu besar dipadukan dengan beton berwarna cerah. Buat kamu yang ingin berdomisili di daerah berhawa sejuk, rumah mungil bergaya tudor mungkin bisa jadi pilihan.
Gaya vertikal
Terbatasnya lahan membuat orang mengandalkan rumah bertingkat untuk menambah ruang. Tiny house bergaya vertikal juga banyak ditemui di kota-kota besar. Dengan memiliki 2 hingga 3 lantai, rumah mungil bergaya vertikal ini ampuh untuk menyiasati terbatasnya lahan karena lantai rooftop bisa dijadikan taman atau untuk kegiatan lainnya.
Manfaat Tinggal di Rumah Mungil
Dengan luas yang terbatas, apa saja sebetulnya keuntungan dari tinggal di rumah mungil?
Hemat biaya
Dibanding rumah yang besar, umumnya rumah mungil memerlukan biaya yang lebih sedikit. Mulai dari harganya yang lebih murah, biaya perawatannya pun lebih sedikit. Kalau rumah berukuran besar memerlukan daya listrik yang lebih besar, rumah mungil menggunakan listrik yang lebih sedikit. Karena lebih lebih sedikit daya listrik yang dibutuhkan inilah banyak juga rumah mungil yang sekarang menggunakan energi matahari sebagai pembangkit listriknya. Lebih hemat bukan?
Ramah lingkungan
Berangkat dari penggunaan energi yang relatif lebih kecil, rumah mungil dinilai lebih ramah lingkungan dibanding rumah besar. Limbah dari rumah mungil umumnya juga tidak sebanyak limbah yang dihasilkan oleh rumah besar.
Perawatan yang lebih mudah
Rumah berukuran besar sudah pasti membutuhkan perhatian ekstra untuk perawatannya. Kamu juga harus menyediakan waktu sendiri untuk membersihkan ruangan yang lebih luas pada rumah yang besar. Sebaliknya, penghuni rumah mungil tidak butuh banyak waktu untuk sekadar membersihkan rumahnya. Perawatannya pun tak rumit karena bangunannya yang relatif lebih kecil dan mudah diawasi kondisinya.
Barang lebih sedikit
Sederhananya, lebih banyak barang atau perabotan bisa berarti lebih banyak tempat yang berisiko berdebu. Dengan kondisi rumah yang berukuran kecil risiko ini juga berkurang. Dengan kapasitas yang terbatas ini, sebetulnya secara tidak langsung juga bisa bermanfaat untuk melatih diri agar tidak hidup konsumtif, yaitu membeli banyak barang hanya berdasarkan keinginan semata dan bukan kebutuhan.
Lebih akrab
Dengan ukuran rumah yang besar, mungkin anggota keluarga lebih sulit untuk berkumpul. Banyaknya ruangan dan ukuran yang luas membuat orang akan cenderung lebih suka berada di ruang masing-masing yang terpisah. Sedangkan rumah mungil memungkinkan orang untuk berkumpul dan berdekatan dalam ruang yang sama. Kalaupun berdiam diri di kamar, jaraknya juga sangat dekat dengan ruangan lain, sehingga tetap terasa lebih menyatu.
Lebih terorganisir
Sedikitnya barang dan ruangan yang lebih kecil membuat kamu lebih mudah untuk mengatur barang dan mendekorasi rumah. Terutama buat kamu yang mau memberi tema khusus untuk rumah, dengan ukuran yang kecil tentunya tak akan butuh waktu lama untuk mendekorasinya.
Nah, kalau kamu berencana untuk memiliki rumah tapi masih bingung dengan lahan yang terbatas, harga yang mahal dan bentuk rumah yang sesuai, membangun rumah mungil mungkin bisa menjadi pilihan.