Selain polusi, bahaya yang harus dihadapi saat musim kemarau adalah adanya kabut asap akibat kebakaran lahan. Tak cuma menghalangi penglihatan, asap dari kebakaran lahan juga sangat beracun dan sangat berbahaya bagi kesehatan, baik mental maupun fisik.
Pada musim kemarau, resiko terjadinya kebakaran hutan kian meningkat karena suhu panas yang dapat memunculkan titik api pada dedaunan maupun ranting kering yang lalu meluas di hutan. Salah satu efek samping dari kebakaran hutan yaitu kemunculan kabut asap pada area yang berada di sekitar hutan tersebut.
Partikel dan Senyawa Berbahaya dalam Kabut Asap
Menurut Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU), terdapat 4 senyawa berbahaya yang dikandung dalam kabut asap. Senyawa-senyawa tersebut adalah karbon monoksida (CO), sulfur dioksida (SO2), nitrogen dioksida (NO2), dan ozon permukaan (O3).
Dampak Buruk bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Naiknya risiko gangguan dan penyakit paru-paru
Gas SO2 yang ditimbulkan oleh kebakaran hutan dapat membuat saluran napas mengecil dan mengiritasi selaput lendir pada saluran pernapasan. Hal ini dapat membuat kondisi dari penderita asma dan Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) bertambah buruk. Lalu, gas NO2 dapat membuat pertahanan saluran pernafasan memburuk, karena gas tersebut dapat merusak organ yang berperan untuk membersihkan paru-paru. Gas CO juga dapat menimbulkan sesak napas yang dapat disertai dengan perasaan disorientasi, pusing, koma, dan bahkan kematian.
Asap kebakaran hutan juga mengandung berbagai macam senyawa karsinogenik (pemicu kanker) lainnya yang dapat membuat seseorang yang terpapar kabut asap dalam jangka waktu yang lama mengidap kanker.
Menimbulkan penyakit batuk dan sakit tenggorokan
Gas O3 dapat menyebabkan tenggorokan mengalami iritasi dan batuk dalam jangka pendek. Bila terpapar dalam waktu yang cukup lama, maka kondisi ini dapat memburuk.
Naiknya risiko terkena penyakit jantung
Berbagai macam senyawa serta partikel lainnya yang terdapat pada kabut asap dapat menyebabkan penurunan fungsi jantung. Kabut asap dapat menyebabkan hipertensi serta stroke. Paparan dalam jangka panjang dapat meningkatkan resiko terkena penyakit jantung koroner dan arteriosklerosis (penyumbatan pembuluh darah oleh plak) yang diduga disebabkan oleh peradangan yang dipicu oleh senyawa dan partikel berbahaya dalam kabut asap.
Menimbulkan iritasi pada mata
Kabut asap memiliki partikel dan senyawa yang bersifat iritatif dan korosif, sehingga paparan secara langsung pada mata seseorang dapat menyebabkan terjadinya iritasi pada mata.
Menimbulkan iritasi dan peradangan kulit
Karena partikel yang bersifat kotor dan senyawa berbahaya terdapat dalam kabut asap, maka paparannya terhadap kulit manusia dapat menyebabkan iritasi dan peradangan pada kulit. Sebuah penelitian juga menyatakan bahwa penuaan dini, kanker kulit, jerawat, dan masalah kulit seperti eskim dan psoriasis dapat diperburuk/dipicu oleh kabut asap
Dapat menyebabkan rasa gelisah
Kabut asap bisa mengurangi dan mengganggu konsentrasi. Bila berlangsung terus-terusan, akan memicu tekanan pada kejiwaan, terlebih kalau sampai tidak bisa beraktivitas secara normal.
Hal ini menunjukkan bahwa kabut asap juga memiliki dampak secara psikologis bagi orang-orang yang terpapar.
Tips Menghadapi Kabut Asap
Ketika area tempat tinggal kita sedang dilanda kabut asap, maka sebaiknya kita meminimalisir adanya kegiatan di luar ruangan. Bila harus beraktivitas di luar ruangan, maka pakailah masker yang memang dapat memfilter partikel dan debu yang dapat membahayakan saluran pernapasan. Selain itu, bawalah obat tetes mata untuk mengatasi mata iritasi karena asap dan juga kenakan kacamata untuk meminimalisir kontak antara partikel dalam asap dengan mata.
Kabut asap karena kebakaran bukanlah hal yang mudah untuk diatasi. Kadang, perlu waktu berbulan-bulan untuk menghilangkan kabut asap. Itu sebabnya tindakan pencegahan dan darurat untuk menghindarinya juga perlu diperhatikan.