Misophonia, Benci dengan Suara Tertentu yang Sulit Disembuhkan

kuping

Misophonia sering dianggap sebagai hal sepele dan tidak penting. Tapi sebetulnya misophonia bisa jadi sangat mengganggu dalam aktivitas sehari-hari. Sebagian orang menganggap ini adalah semacam gangguan kejiwaan. Benarkah begitu?

Misophonia adalah kondisi dimana orang akan bereaksi terhadap suatu jenis suara yang spesifik dan menimbulkan respon yang spontan secara otomatis. Istilah misophonia dalam dunia medis diambil dari bahasa Yunani, miso yang artinya membenci dan phon yang berarti suara. Secara medis, misophonia bukanlah gangguan kejiwaan dan tidak mengancam kesehatan mental secara langsung.

Misophonia bisa dialami oleh siapa saja termasuk anak hingga lansia. Biasanya kondisi ini akan membuat kamu bereaksi tidak suka dengan bunyi-bunyian tertentu, seperti bunyi mulut mengecap makanan, bunyi gesekan plastik, gesekan besi atau bunyi detak jam dan lain-lain.

Penyebab Misophonia

Berdasarkan penelitian medis, misophonia umumnya mulai terjadi pada usia anak yaitu 9 hingga 12 tahun dan kondisi ini akan berlangsung hingga seumur hidup. Uniknya, dunia medis hingga sekarang juga belum bisa memastikan hal apa yang membuat seseorang bisa mengalami misophonia.

Misophonia berlangsung seumur hidup (Foto: Pexels)

Namun sebuah penelitian yang pernah dilakukan oleh Healing, Balance, and Speech Center di Connecticut, Amerika Serikat seperti dikutip oleh HelloSehat, menjelaskan bahwa suara yang didengar akan diubah oleh telinga menjadi sinyal elektrik yang akan dikirim ke saraf pendengaran di otak.

Sinyal ini dikirim melalui 2 buah jalur, yaitu amigdala dan medial prefrontal cortex dimana jalur amigdala berlangsung dengan cepat seperti misalnya ada bunyi ledakan keras dan kamu langsung terperanjat kaget. Sedangkan medial prefrontal cortex lebih berperan pada emosi terhadap suara. Menurut penelitian ini pengidap misophonia kemungkinan mengalami kerusakan pada medial prefrontal cortex.

Umumnya, suara yang sering dianggap mengganggu dalam misophonia adalah:

  • Bunyi mulut mengecap makanan
  • Detak jam
  • Bunyi berfrekuensi rendah
  • Bunyi langkah kaki
  • Bunyi kantong plastik diremas
  • Bunyi anjing menggonggong

Sedangkan reaksi yang timbul terhadap jenis suara tertentu dalam misophonia juga bermacam-macam, seperti:

  • Takut
  • Marah
  • Tidak nyaman
  • Tertekan atau stress
  • Panik

Berbahayakah Misophonia?

Secara umum sebetulnya misophonia bukan sebuah gangguan yang berbahaya, namun memang bila tidak diperhatikan dan ditangani dengan benar akan menjurus pada depresi dimana kamu akan merasa tidak nyaman dengan bunyi-bunyian tertentu dan bisa menghindar dari banyak aktivitas sosial.

mendengarkan lagu
Mendengarkan musik dengan headset adalah salah satu cara mengurangi dampak misophonia (Foto: Pexels)

Pada beberapa kasus, misophonia juga bisa mengakibatkan orang menjadi sangat emosional dan menyerang sumber suara yang dianggap mengganggu. Misalnya, orang merasa tidak nyaman saat mendengar bunyi mulut mengunyah makanan. Karena merasa terganggu dengan orang yang makan didekatnya, maka pengidap misophonia bisa langsung emosi dan menyerang orang yang sedang makan tersebut karena suara mengunyahnya dianggap sangat mengganggu.

Masalahnya, sampai saat ini tidak ada pengobatan khusus untuk pengidap misophonia. Namun pengobatan berupa terapi secara berkala bisa dilakukan. Selain itu kamu juga bisa menghindari tempat dan kondisi yang berpotensi menghasilkan suara-suara yang kamu tidak suka. Misalnya, kamu merasa benci pada suara petir, maka kamu bisa mendengarkan musik dengan headset saat cuaca mendung dan mulai ada petir menjelang hujan.

Memaksakan diri berada di tengah sumber suara yang dibenci adalah sama sekali bukan solusi yang dibutuhkan. Ini justru akan membuat kamu akan semakin depresi, kehilangan kendali atas emosi dan bahkan bisa semakin membenci suara tersebut.