Penyakit yang Rawan Terjadi Pasca Bencana Alam

bencana

Usai bencana alam, bukan berarti masalah sudah selesai. Seringkali korban bencana alam harus berhadapan dengan kerusakan yang terjadi dan yang pasti adalah berkembangnya penyakit akibat rusaknya fasilitas dan lingkungan sekitar.

Bencana alam seringkali merenggut korbannya dari berbagai macam hal – harta benda, tempat tinggal, dan juga nyawa. Hal ini akhirnya memaksa orang-orang yang terdampak untuk berlindung di pengungsian, di mana mereka harus tinggal bersama ratusan orang lainnya dalam keterbatasan sumber daya yang menyebabkan kurangnya kebersihan dan kesulitan mengakses air bersih.

Penyakit yang Rawan Terjadi

Itu sebabnya usai terjadinya bencana alam, biasanya penyakit tertentu mudah sekali menular. Apalagi dalam kondisi ini biasanya banyak korban dalam kondisi lemah dan minim obat-obatan. Berikut ini adalah beberapa penyakit yang kerap terjadi usai terjadinya bencana alam:

ISPA

Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) biasanya terjadi karena infeksi mikroorganisme seperti virus dan bakteri pada saluran pernapasan seperti hidung hingga laring. Karena penyebab penyakit ini biasanya disebabkan oleh mikroorganisme, maka penyebarannya dapat menjadi cukup mudah di antara para pengungsi melalui droplet saat bersin atau batuk. 

Penyakit ISPA yang sering muncul pasca bencana alam yaitu flu dan campak yang masih dapat dikatakan penyakit ringan, namun penyakit lain yang lebih berbahaya seperti bronkitis dan pneumonia juga dapat muncul.

Gejala penyakit ISPA meliputi batuk pilek, demam, sakit tenggorokan, nyeri pada badan, serta hidung tersumbat.

Diare

Kondisi lingkungan yang buruk, kurangnya persediaan air bersih, serta makanan dan minuman yang terkontaminasi oleh virus penyebab diare dapat menyebabkan diare sering terjadi di area pengungsian. 

Diare rentan terjadi pada anak-anak yang masih memiliki sistem kekebalan tubuh yang belum terbentuk dengan baik. Gejala diare adalah sering pergi ke toilet, feses yang lembek dan encer, dehidrasi, dan perut yang sakit. 

obat alami atasi diare
Diare sering terjadi pada korban usai bencana alam (Foto: Pexels)

Penyakit kulit

Bencana alam yang melibatkan kontak air dengan manusia seperti tsunami dan banjir dapat membuat air bercampur dengan kotoran dan limbah yang berbahaya untuk kesehatan kulit. Bila terjadi kontak dengan kulit, penyakit kulit seperti kutu air, dermatitis kontak, dan eksim dapat terjadi.

Gejala umum penyakit kulit yang sering terjadi adalah gatal-gatal, kemerahan, hiperpigmentasi, dan pembengkakan pada kulit.

Tifus

Tifus terjadi akibat infeksi dari bakteri Salmonella typhi yang mencemari makanan dan minuman dan sering terjadi pada anak-anak. Penyakit ini termasuk sangat menular. Bakteri yang tercerna dapat masuk ke dalam aliran darah manusia dan dapat berdampak fatal pada beberapa kasus.

Gejala penyakit ini yaitu sakit kepala, mual dan muntah, konstipasi atau diare, dan demam tinggi.

Gastritis

Kurangnya asupan nutrisi serta stres akibat bencana alam dapat menyebabkan asam lambung yang naik dan mengiritasi lapisan dalam lambung. Gastritis kadangkala tidak menimbulkan gejala pada beberapa orang, namun biasanya menimbulkan sakit pada perut, muntah, serta kehilangan nafsu makan.

Gizi buruk

Terbatasnya makanan yang dapat diberikan kepada para pengungsi dapat menimbulkan gizi buruk, terutama pada anak-anak dan balita. Gizi yang tidak terpenuhi, khususnya pada bayi berusia 0 – 6 bulan dapat meningkatkan risiko kematian 2 – 3 kali lebih tinggi daripada normalnya.

Dengan mengenal jenis-jenis penyakit seperti apa yang sering menyerang usai bencana alam, kamu juga bisa menentukan jenis bantuan dan obat-obatan seperti apa yang bisa kamu berikan pada korban saat terjadi bencana alam. Jadi, bantuanmu bisa terasa sangat berguna bagi para korban.