Polusi Suara, Ancaman Baru Buat Kesehatan Fisik dan Mental

polusi suara

Polusi suara atau pencemaran suara umumnya cukup dekat bagi orang yang tinggal di kota besar. Mungkin hal ini dianggap biasa, namun tanpa disadari polusi suara ternyata membawa dampak buruk buat kesehatan, baik fisik maupun mental. Apa saja?

Secara teori, yang dimaksud dengan polusi suara atau pencemaran suara adalah paparan berupa suara keras sehingga bisa merusak kesehatan serta mengganggu lingkungan sekitar. Sebuah suara bisa dikatakan terlalu keras ketika kekuatannya sudah mencapai di atas 85 desibel (satuan untuk mengukur intensitas suara). 

Meskipun di bawah ukuran tersebut masih dianggap belum berbahaya bagi kesehatan, tapi kalau terdengar sangat sering dan berulang-ulang hingga seharian juga bisa menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan.

Sebagai gambaran saja, menurut Alodokter, suara bisikan lembut mempunyai kekuatan 30 desibel, sedangkan jalan raya yang ramai memiliki 80 desibel, dan suara gergaji mesin bisa mencapai 110 desibel.

Jalan raya yang semakin ramai bisa menjadi sumber polusi suara yang mengganggu kesehatan (Foto: Xframe)

Nah, ini bisa menjadi ancaman baru bagi kesehatan mengingat saat ini kota-kota besar juga semakin ramai, termasuk jalan raya dan aktivitas yang semakin padat. Artinya, kebisingan semakin meningkat dan banyak orang yang tinggal dan beraktivitas di tengah kebisingan tersebut.

Meskipun begitu, pada tingkatan tertentu, suara juga memiliki manfaat buat kesehatan mental dan fisik. Misalnya saja suara alam seperti kicauan burung, desiran angin atau gemericik air. Beberapa latihan meditasi bahkan menggunakan bantuan suara agar hasilnya lebih optimal untuk kesehatan, seperti musik lembut, suara ombak dan suara hujan.

Beberapa contoh suara keras yang bisa dikatakan berbahaya bagi kesehatan dan termasuk salah satu polusi suara adalah:

  • Bunyi mesin pesawat terbang di bandara
  • Suara dari pengeras suara seperti speaker dan toa 
  • Suara di kawasan industri seperti generator dan mesin lainnya
  • Bunyi petasan yang berulang
Sumber polusi suara bisa jadi berada di sekitar kita. (Foto: Pexels)

Dampak Buruk Bagi Kesehatan

Jangan disepelekan, karena suara yang terlalu keras bisa menimbulkan beberapa ancaman buat kesehatan, seperti berikut ini:

Gangguan pendengaran

Suara berisik yang terus-menerus bisa mengakibatkan terganggunya saraf yang membawa informasi suara ke otak. Selain itu pada kekuatan di atas 85 desibel, beberapa organ pendengaran akan terganggu fungsinya dan bila ini terjadi terus-menerus, bukan tidak mungkin kamu akan mengalami gangguan pendengaran sampai kehilangan pendengaran.

Lebih bahaya lagi pada bayi yang baru lahir atau usia newborn (3 hingga 12 bulan), suara berisik yang berkepanjangan akan lebih berisiko mengganggu indera pendengarannya karena masih sensitif.

Sebetulnya, kamu bisa mencegah hal ini terjadi. Yaitu dengan mulai mengurangi polusi suara yang masuk ke telinga kamu termasuk menjauhi sumber suara berisik atau keras.

Gangguan tidur

Apa hubungannya suara keras dan tidur nyenyak? Saat kamu tidur, artinya hampir seluruh bagian tubuh beristirahat secara penuh. Namun dengan adanya suara yang mengganggu akan memicu naiknya tekanan darah dan gangguan pernapasan. Ini akan mengakibatkan tidurmu terganggu dan kamu kekurangan waktu tidur.

Mengganggu kesehatan jantung

Tanpa disadari, bunyi-bunyian keras yang terjadi terus-menerus akan mengubah ritme jantung dan berisiko akan peningkatan detak jantung yang tak wajar dan penyempitan pembuluh darah. Ke depannya, kondisi ini bisa memicu terjadinya hipertensi dan sakit jantung, terutama kalau kamu juga menjalani pola hidup yang tidak sehat.

Gangguan fungsi otak

Polusi suara juga bisa mempengaruhi fungsi kognitif (kemampuan berpikir) baik pada orang dewasa maupun anak. Menurut penelitian yang dilansir oleh Alodokter, orang dewasa yang bekerja di lingkungan dengan suara berisik sepanjang hari cenderung mengalami sulit konsentrasi, sulit mengingat dan sulit mengendalikan emosi. 

Sedangkan pada anak-anak akan mempengaruhi kemampuan belajar. Sementara pada usia balita bisa berdampak pada keterlambatan bicara. 

Polusi suara bisa mempengaruhi kemampuan belajar pada anak. (Foto: Xframe)

Lalu, bagaimana caranya untuk mengurangi paparan suara keras yang mengganggu? Ada banyak jalan untuk setidaknya mengurangi bunyi berisik yang berlangsung lama. Misalnya, kalau kamu tinggal di kawasan pinggir jalan raya, kamu bisa menggunakan pagar tinggi atau peredam suara pada dinding dan pintu untuk mereduksi suara berisik sepanjang hari.

Kalau kamu sedang menonton pertunjukan musik, usahakan untuk tidak berdiri persis di depan speaker, atau kamu bisa memilih jarak yang cukup aman dari dentuman suara yang keras namun masih bisa melihat pertunjukannya dengan jelas.

Jadi, kamu bisa menghindari atau setidaknya mengurangi aktivitas kamu yang berhubungan dengan suara keras dan berkepanjangan untuk menjaga agar tidak terpapar dampak buruk dari polusi suara.