Jangan Asal Pencet, Kenali Jenis Jerawat dan Cara Atasinya

Jerawat kadang menjadi salah satu masalah kulit yang dianggap sepele sehingga untuk mengatasinya juga sering dengan cara yang keliru. Padahal ada beberapa jenis jerawat dan cara mengatasinya juga berbeda.

Jerawat atau acne adalah gangguan pada kulit yang bisa dialami oleh setiap orang di hampir segala usia, meski ada golongan usia umur tertentu yang lebih rentan mengalami timbulnya jerawat, yaitu di usia remaja (12 hingga 18 tahun).

Jerawat biasanya akan sembuh dan berkurang dengan sendirinya di awal usia 20 tahun. Meski pada beberapa orang yang memiliki kulit sensitif, jerawat bisa terus timbul dan kadang bertambah parah kondisinya.

Jerawat terjadi karena folikel rambut atau tempat tumbuhnya rambut tersumbat oleh minyak (sebum), sel kulit mati, atau kotoran. Kondisi tersebut menyebabkan peradangan serta penyumbatan pori-pori kulit wajah sehingga menimbulkan jerawat.

Bagian tubuh yang kerap ditumbuhi jerawat antara lain adalah area wajah, bahu, lengan atas, dan punggung bagian atas.

Jerawat terjadi karena sumbatan minyak dan kotoran pada folikel (Foto: Pixabay)

Jenis Jerawat dan Cara Mengatasinya

Secara garis besar, jerawat dibedakan menjadi jerawat non inflamasi dan jerawat inflamasi.

Jerawat Non Inflamasi

Jerawat non inflamasi biasanya tidak menyebabkan pembengkakan. Yang termasuk jerawat non inflamasi adalah komedo hitam (blackheads) dan komedo putih (whiteheads).

1.       Komedo hitam

Komedo hitam  terjadi ketika pori-pori tersumbat oleh gabungan minyak  dan sel kulit mati. Komedo hitam biasanya ditandai dengan bintik berwarna hitam.

Meski komedo hitam sering dihilangkan dengan cara dipencet, namun hal itu bukanlah cara yang tepat karena bisa meninggalkan jaringan parut di kulit.

2.       Komedo putih

Komedo putih juga terbentuk akibat pori-pori tersumbat minyak dan sel kulit mati. Berbeda dengan komedo hitam, komedo putih bagian atas pori-porinya tertutup dan jika diraba terasa seperti benjolan kecil yang menonjol dari kulit.

Hindari penggunaan pore strip (plester untuk mengangkat komedo) yang saat ini banyak dijual di pasaran karena hanya memberikan hasil yang sementara dan bersifat abrasif yang dapat merusak lapisan kulit.

Untuk mengatasi komedo hitam dan komedo putih disarankan untuk menemui dokter spesialis kulit agar mendapatkan resep obat jerawat yang mengandung asam salisilat, benzoil peroksida, atau retinoid.

Kamu juga bisa melakukan perawatan mandiri di rumah, seperti:

–          Mencuci muka minimal 2 kali sehari

–          Eksfoliasi wajah, baik dengan physical maupun chemical exfoliator seminggu sekali.

Jerawat Infalamsi

Jerawat yang berwarna merah, kemerahan, dan bengkak disebut jerawat inflamasi. Berikut ini jenis jerawat inflamasi.

1.       Papula

Papula merupakan benjolan kecil berwarna merah pada kulit, yang terjadi akibat dinding folikel rambut pecah. Pecahnya folikel ini disebabkan adanya sumbatan seperti sel-sel kulit mati, minyak, atau kotoran di pori-pori.

Kondisi tersebut yang memicu peradangan di dalam dan sekitar folikel kulit sehingga kulit tampak berwarna merah dan bengkak.

Jangan memencet papula untuk membuatnya pecah. Hal itu tidak akan mengeluarkan kotoran penyumbat dari pori-pori dan justru bisa menyebabkan kulit lebih meradang.

Untuk mengatasi jerawat papula, kamu bisa memilih obat jerawat yang mengandung benzoil peroksida yang dijual bebas.

2.       Pustula

Pustula juga terbentuk akibat dinding di sekitar folikel rambut pecah hingga meradang. Namun tidak seperti papula, pustula berisi nanah yang membentuk tonjolan berwarna kuning atau putih dengan warna kemerahan di sekelilingnya.

Memencet jerawat pustula memang bisa mengeluarkan sumbatan di pori-pori tetapi juga berisiko membuat isinya masuk lebih dalam ke pori-pori dan meninggalkan noda pada kulit yang sulit dihilangkan.

Sama seperti papula, jerawat pustula juga bisa diatasi secara mandiri dengan krim atau pembersih wajah yang mengandung benzoil peroksida atau asam salisilat.

Jerawat sebaiknya tidak dipencet untuk menghindari kondisi yang lebih buruk (Foto: Pixabay)

3.       Nodul

Nodul termasuk jerawat yang lebih serius karena lebih besar dan letaknya jauh di dalam kulit. Jerawat nodul seperti benjolan yang jika diraba terasa keras dan menyakitkan.

Sama seperti pastula, nodul berisi nanah namun karena letaknya lebih jauh di dalam kulit, kamu tidak akan melihat bagian kepalanya yang berwarna putih berisi nanah tadi.

Untuk sembuh sepenuhnya, nodul memang memerlukan waktu yang sedikit lebih lama (biasanya beberapa minggu) karena ukurannya yang besar dan letaknya yang lebih dalam di bawah permukaan kulit.

Jika nodul terasa sangat menyakitkan, kamu bisa mengompres area jerawat yang berwarna merah dengan es atau air dingin. Kompresan air dingin juga bisa meredakan pembengkakan.

Jangan mencoba untuk memencet nodul sendiri untuk mengeluarkan isinya. Sebaiknya kamu mendatangi dokter untuk mendapat suntikan kortison untuk membuat jerawat nodul cepat hilang.

4.       Kistik atau Kista

Ini adalah jenis jerawat yang paling parah dan memerlukan penanganan dokter spesialis kulit untuk menyembuhkannya. Kistik terjadi karena infeksi dan peradangan jauh di dalam kulit, lebih jauh dari nodul.

Jerawat kistik berukuran lebih besar, merah, meradang, nyeri, dan bernanah. Jika diraba, kistik lebih lembut dibanding nodul karena berisi nanah dengan jumlah yang lebih banyak sehingga rentan pecah. Jika pecah, kulit sekitarnya juga akan ikut terinfeksi.

Jerawat kistik tidak bisa disembuhkan dengan obat jerawat yang banyak tersedia di pasaran. Dokter kulit akan menyuntikkan kistik dengan steroid untuk mengobatinya secara langsung dan menghilangkan peradangan.

Sebenarnya, jerawat yang muncul sesekali, terutama di area wajah, adalah hal yang wajar. Apalagi bagi perempuan, perubahan hormon menjelang masa periode haid seringkali menyebabkan jerawat bermunculan di wajah.

Namun jika jerawat terus-menerus muncul dan kamu kesulitan untuk mengatasinya, sebaiknya langsung temui dokter spesialis kulit untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.