Tren Kecantikan yang Ternyata Buruk dan Harus Kamu Hindari

pore pack beauty

Seperti hal lainnya, dunia kecantikan selalu berubah dan beradaptasi dengan zaman. Namun tidak semua yang menjadi tren di dunia kecantikan itu baik untuk kesehatan terutama kulit. Beberapa bahkan justru bisa merusak kulit kamu.

Pada masa kini, kita dapat mencari tips-tips dan tren kecantikan yang dapat kita coba sendiri melalui media sosial seperti Instagram, YouTube, TikTok, dan lain-lain. Memang terdapat banyak tren yang benar-benar membantu untuk mempermudah kita untuk mempercantik diri, namun tidak jarang juga ditemui tren kecantikan yang terlihat baik-baik saja tapi sebenarnya berbahaya untuk dilakukan.

Apa saja trend tersebut? Yuk kita simak!

Masker dari aspirin

Masker dari aspirin, atau obat pereda nyeri dan demam awalnya diperkenalkan oleh akun TikTok @tellyourdogisayhello yang membagikan pengalamannya membuat masker dari tablet aspirin yang diencerkan dengan air hangat dan diaplikasikan pada wajah untuk menghilangkan jerawat. Ia bertestimoni bahwa masker tersebut berhasil menghilangkan jerawat pada wajahnya.

Namun, hal ini tidak tidaklah benar. Penggunaan aspirin di kulit wajah dapat menyebabkan kulit mengalami iritasi dan dehidrasi. Aspirin memang mengandung asam asetilsalisilat yang mirip dengan asam salisilat yang memang bisa membantu menghilangkan jerawat. Namun, kedua asam tersebut tidaklah sama dan puinya fungsi berbeda.

Charcoal Peel-off Mask dari lem

Kita biasanya dapat membeli masker peel-off khusus dari toko produk kecantikan untuk menghilangkan komedo dan sebum di kulit wajah.

pore pack komedo
Peel-off menggunakan lem untuk menghemat biaya (Foto: Pexels)

Namun, membuat charcoal peel-off mask sendiri menggunakan lem bukanlah ide yang bagus untuk dilakukan. Lem dapat memicu reaksi alergi pada kulit. Selain itu, campuran antara arang dan lem dapat menyumbat pori-pori yang dapat merusak kulit. Pada kulit sensitif, pengelupasan lem dapat membuat lapisan kulit terluar yang melindungi epidermis ikut terkelupas dan membuat kulit mengalami ruam dan kering.

Soda kue sebagai exfoliator

Tingkat pH produk yang baik bagi wajah yaitu 4.5 -7 karena kulit memiliki tingkat pH asam secara natural, sedangkan soda kue memiliki tingkat pH 9 yang tergolong basa. Oleh karena itu, soda kue dapat mengganggu keseimbangan pH kulit wajah serta menghilangkan minyak pelindung dan bakteri baik pada kulit. Hal ini membuat kulit lebih beresiko terkena iritasi, mengalami kemerahan, berjerawat, serta mengalami infeksi.

Kopi sebagai Face Scrub

Penggunaan kopi sebagai face scrub pada mulanya memang membuat kulit terasa lebih halus. Namun, kopi dapat menyebabkan microtears yang bila dilakukan terus menerus membuat lapisan kulit pelindung semakin menipis dan kulit wajah menjadi lebih mudah kering, mengalami kemerahan, ruam, bersisik, timbul jerawat, serta berbagai macam masalah kulit lain.

kopi
Face scrub langsung menggunakan kopi (Foto: Pexels)

Kopi memang punya nutrisi yang mendukung kesehatan kulit. Namun scrub yang menggunakan bahan dasar kopi biasanya sudah melalui uji klinis supaya aman buat kulit. Menggunakan kopi alami secara langsung sebetulnya tidak disarankan, apalagi dengan frekuensi yang sering.

Cuka apel sebagai toner

Walaupun disebut dapat menghilangkan jerawat dan bekas luka, cuka apel yang masih pekat dan tidak diencerkan terlebih dahulu dapat membuat kulit menjadi rusak karena pH nya yang terlalu asam. Sensasi pedas yang ditimbulkan pada kulit dapat membuat kulit mengalami luka bakar dan bahkan iritasi besar. Selain itu, bila cuka apel terkena mata, mata dapat mengalami peradangan dan luka bakar pada kornea.

Mengobati jerawat dengan pasta gigi

Pasta gigi memiliki pH 9-10 yang tergolong terlalu basa untuk kulit yang secara natural memiliki tingkat pH yang asam dan juga lebih sensitif daripada bagian kulit lain. Hal ini dapat menyebabkan ketidakseimbangan pH pada kulit wajah, menyebabkan ruam dan juga rasa terbakar pada kulit.

Contouring menggunakan tabir surya

Contouring menggunakan tabir surya meliputi mengoleskan tabir surya pada area wajah yang ingin ditonjolkan saja, dan membiarkan matahari menggelapkan area wajah yang tidak diolesi dengan tabir surya supaya menghasilkan efek contour yang alami. Cara yang digunakan oleh aktris terkenal Gwyneth Paltrow dan dipopulerkan oleh model Eli Withrow ini ternyata tidak baik untuk kulit walaupun terlihat aman-aman saja. Kulit yang tidak tertutupi oleh SPF yang dikandung oleh tabir surya dapat mengalami kerusakan kulit secara permanen setelah bekas tanning hilang.

Jadi, kesehatan kulit terutama wajah adalah garda depan dari penampilan kamu. Itu sebabnya kamu harus lebih selektif dalam mengikuti tren kecantikan supaya tidak justru merusak kesehatan kulit kamu lebih parah.