Waspadai Narkolepsi, Gangguan yang Sebabkan Serangan Tidur Mendadak

tidur

Pernahkah kamu merasakan kantuk yang tiba-tiba pada siang hari dan jatuh tertidur begitu saja tanpa bisa dikendalikan? Bisa jadi, kamu mengidap narkolepsi. Kenali gejalanya agar kamu bisa segera mencari bantuan dokter untuk menanganinya. 

Rasa kantuk di siang hari setelah malamnya tidak mendapatkan tidur yang cukup adalah hal yang wajar. Namun pada orang dengan narkolepsi, rasa kantuk pada siang hari bisa terjadi meskipun kamu sudah mendapatkan tidur malam yang cukup atau baru saja memulai aktivitas.

Penderita narkolepsi biasanya akan merasakan kantuk yang luar biasa di siang hari dan dapat tertidur di mana saja secara tidak terkendali. Setelah jatuh tertidur selama beberapa menit, mereka akan merasa baik-baik saja tetapi keadaan tersebut cepat hilang dan mereka akan tertidur kembali.

Gangguan ini merupakan keterbalikan dari insomnia, di mana orang dengan narkolepsi sering merasa sulit tetap terjaga untuk waktu yang lama, terlepas dari ia sudah mendapatkan tidur yang cukup atau belum.

Penyebab Narkolepsi

Narkolepsi adalah gangguan tidur kronis yang dapat terjadi karena kelainan sistem saraf. Penyebab narkolepsi belum diketahui secara pasti, namun sebagian besar penderita narkolepsi memiliki kadar hipokretin rendah. Hipokretin adalah zat kimia dalam otak yang mengendalikan waktu tidur.

Narkolepsi adalah penyakit yang cukup langka. Dilansir dari Direktorat Layanan Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI diperkirakan terdapat 1 dari 2.000 orang yang menderita penyakit kronis ini dan lebih sering dialami oleh pasien berjenis kelamin laki-laki dibanding perempuan.

Gejala narkolepsi biasanya dapat muncul pertama kali ketika pasien berusia remaja dan sering tidak segera dikenali serta terkenal misdiagnosis sehingga bisa berlangsung seumur hidup.

tidur
Narkolepsi sering tidak diperhatikan sehingga bisa berlangsung sumur hidup (Foto: Pexels)

Penyebab narkolepsi belum bisa dipastikan. Namun penyakit yang merusak bagian otak penghasil hipokretin, seperti tumor otak, cedera kepala, radang otak, dan multiple sclerosis diduga bisa menyebabkan kondisi narkolepsi.

Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko terjadinya narkolepsi, antara lain:

  • perubahan hormon, terutama pada masa pubertas atau menopause
  • stres
  • perubahan pola tidur secara tiba-tiba
  • infeksi, seperti infeksi bakteri streptokokus atau infeksi flu babi
  • kelainan genetik keturunan

Gejala Narkolepsi

Gejala narkolepsi bervariasi antara satu penderita dengan yang lainnya dan berkembang secara perlahan selama bertahun-tahun.

Berikut ini adalah gejala narkolepsi yang umum terjadi:

Rasa kantuk berlebihan di siang hari

Ini adalah gejala yang sering dikenali pertama kali karena cukup mudah dilihat. Rasa kantuk yang berlebihan ini membuat penderitanya sulit untuk tetap terjaga dan sulit berkonsentrasi.

Kondisi ini bisa membuat salah persepsi orang di sekitarnya karena menganggap penderita narkolepsi sebagai orang yang pemalas.

Serangan tidur atau tidur mendadak

Serangan tidur membuat penderita narkolepsi bisa mendadak tertidur di mana saja dan kapan saja. Pada kondisi yang cukup parah, penderita narkolepsi bisa mengalami serangan tidur beberapa kali dalam sehari.

Katapleksi

Selain mengalami rasa kantuk yang luar biasa, penderita narkolepsi juga bisa mengalami katapleksi, yaitu melemahnya otot secara tiba-tiba ditandai dengan tungkai terasa lemas, penglihatan ganda, kepala lunglai, rahang turun, dan bicara cadel.

Sleep paralysis

Sleep paralysis atau kita sering menyebutnya dengan ketindihan adalah kondisi ketika penderita tidak mampu bergerak atau berbicara saat hendak terbangun atau mulai tidur.

Halusinasi

Halusinasi ini biasanya hadir ketika penderita narkolepsi saat akan tidur atau bangun tidur. Mereka berhalusinasi mendengar atau melihat sesuatu yang tidak nyata.

Dampak Narkolepsi Bagi Kesehatan

Sulit terjaga untuk waktu yang lama, mengalami serangan tidur di mana saja dan kapan saja, serta kesulitan berkonsentrasi pada orang dengan narkolepsi tentu akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari.

Kondisi tersebut juga bisa sangat membahayakan penderitanya karena bisa saja ia tertidur saat berkendara atau bekerja sehingga bisa menyebabkan kecelakaan kerja.

Sampai saat ini belum ada pengobatan yang dapat menyembuhkan narkolepsi secara penuh. Namun kamu bisa mendapat penanganan yang tepat dari dokter untuk membantu mengendalikan serangan tidur sehingga tidak sampai mengganggu kegiatan sehari-hari dan risiko kecelakaan.