Mau Libur Lebaran Malah Sedih? Mungkin Kamu Kena Holiday Blues, ini Cara Mengatasinya

liburan wisata

Libur Lebaran sudah di depan mata. Bagi kebanyakan orang, musim liburan menjadi waktu yang menyenangkan. Namun ada juga yang justru merasa sedih, stress atau dilanda kecemasan. Gejala tersebut biasa disebut holiday blues

Tahun ini libur hari raya Idul Fitri dan cuti bersama telah ditetapkan oleh pemerintah, yaitu mulai 29 April hingga 6 Mei 2022. Durasi libur yang cukup lama ini membuat banyak masyarakat kemudian berencana mudik sekaligus liburan.

Tentu saja ini akan menyenangkan, mengingat 2 tahun sebelumnya pemerintah menghimbau untuk tetap berada di rumah. Namun, tidak semua orang merespon kondisi ini dengan gembira. Beberapa orang dapat mengalami holiday blues, yaitu perasaan kesepian, sedih, cemas, hingga tegang saat musim liburan.

Holiday blues pada dasarnya bisa dialami oleh siapa saja, bahkan pada orang-orang yang menyukai liburan. Biasanya ini terjadi karena ada semacam tuntutan dari diri sendiri untuk hal tertentu selama berlibur, seperti harus berkunjung ke tempat-tempat tertentu dalam waktu singkat.

Secara medis, holiday blues memang bukan merupakan gangguan mental yang berbahaya. Namun tetap saja kondisi ini merasa mengganggu saat menjelang liburan dan bukan tidak mungkin akan mempengaruhi mental kamu selama liburan.

Holiday blues memang bukan gangguan mental yang parah, namun bisa mengganggu mood liburan (Foto: Pixabay)

Penyebab Holiday Blues

Secara umum ada sejumlah alasan yang menyebabkan seseorang mengalami holiday blues terutama menjelang mudik dan libur hari raya, seperti di antaranya:

–          Tekanan keuangan

Musim liburan berarti akan ada pengeluaran ekstra, entah itu untuk transportasi, akomodasi, atau sekadar membeli hadiah bagi orang terkasih hingga membagikan uang untuk beberapa anggota keluarga di hari raya. Terlalu memaksakan diri secara finansial untuk pengeluaran liburan dapat menambah rasa stress dan kecemasan.

–          Tuntutan yang tinggi

Musim liburan di hari raya biasanya akan diisi dengan berbagai pertemuan keluarga. Biasanya, ada saja pertanyaan atau tuntutan yang secara pribadi dianggap mengganggu, misalnya kapan menikah, apakah sudah punya pasangan, kapan punya keturunan, atau pekerjaan yang mapan. Kondisi ini rentan mempengaruhi emosi dan menimbulkan stress.

–          Kenangan bersifat sentimental

Rasa kehilangan akan seseorang bisa saja hadir ketika musim liburan. Misalnya, pada liburan sebelumnya, kamu masih bersama orang tersebut dan liburan saat ini kamu sudah tidak bersamanya lagi. Sekilas memang ini terdengar sederhana, namun kondisi ini bisa membuatmu jadi emosional dan memicu holiday blues.

–          Merasa terisolasi

Tidak semua orang akan pergi berlibur saat musim libur hari raya tiba termasuk pulang ke kampung halaman. Bagi yang tidak bisa pergi liburan atau mudik, kondisi ini bisa membuat seseorang merasa terisolasi dan kesepian. Sementara melihat orang lain bisa menikmati dan bersenang-senang selama liburan akan semakin membuat perasaan tertekan.

–          Kelelahan

Banyaknya aktivitas yang dilakukan selama liburan bisa merusak rutinitas harian seseorang seperti jadwal makan tidak teratur, kurang makan makanan bernutrisi, tidak ada waktu untuk berolahraga, hingga kurangnya waktu tidur dan istirahat. Semua itu bisa membuat fisik jadi kelelahan dan meningkatkan risiko terkena holiday blues.

Ada banyak hal penyebab holiday blues, termasuk kecemasan akan biaya liburan (Foto: Pixabay)

Beda Holiday Blues dengan Post Holiday Blues

Selain holiday blues, istilah post holiday blues juga kerap dihubungkan dengan salah satu gangguan mental saat liburan tiba.

Holiday blues dan post holiday blues sebetulnya adalah sama-sama kondisi yang mengacu pada tekanan mental jangka pendek. Yang membedakan adalah waktu munculnya perasaan tersebut. Jika holiday blues muncul sebelum dan selama liburan, post holiday blues, seperti namanya, muncul setelah musim liburan usai.

Alih-alih bersemangat setelah liburan, orang yang mengalami post holiday blues justru akan mengalami perasaan tidak termotivasi, malas bekerja, insomnia, suasana hati yang buruk, stress, dan mudah tersinggung.

Post holiday blues biasanya disebabkan oleh kecemasan saat harus kembali menjalankan rutinitas, merasa liburan kurang lama atau merindukan masa-masa indah selama berlibur. Baik holiday blues dan post holiday blues, biasanya akan mereda seiring berjalannya waktu.

Post holiday blues justru terjadi saat pulang liburan (Foto: Pixabay)

Cara Mengatasi Holiday Blues

Sebelum holiday blues merampas kebahagiaan selama liburan, ada baiknya kamu memperhatikan hal-hal yang memicu rasa stress dan kecemasan. Dengan memahami apa saja yang bisa menyebabkan holiday blues, kamu bisa mengambil langkah untuk mencegah hal ini terjadi, seperti:

  1. Buatlah daftar prioritas kegiatan-kegiatan penting selama liburan sehingga bisa membantu kamu mengatur jadwal agar lebih terorganisir.
  2. Bersikaplah realistis tentang apa yang bisa dan tidak bisa kamu lakukan selama liburan.
  3. Jangan menghabiskan dan memusatkan semua energi hanya untuk 1 hari saja. Kamu bisa menyebar kegembiraan aktivitas liburan dari 1 hari ke hari lainnya.
  4. Jangan membuat diri kamu kecewa dan sedih dengan membandingkan liburan hari ini dengan liburan di masa lalu yang mungkin kondisinya lebih baik.
  5. Jika merasa kesepian karena tidak bisa pergi berlibur atau mudik, cobalah menghabiskan waktu untuk membantu orang lain, seperti memasak atau membersihkan rumah.
  6. Cobalah menikmati liburan dengan cara baru, seperti membawa kompor portable dan peralatan masak untuk memasak beberapa makanan sendiri. Kamu bisa masak bersama keluarga sesuai dengan selera yang kamu mau.
  7. Tetap luangkan waktu untuk diri sendiri di sela-sela banyaknya kegiatan selama liburan, supaya kamu bisa beristirahat juga secara mental. Menyendiri sejenak bisa membantu mengurangi stress yang mungkin kamu alami dalam perjalanan.
  8. Buatlah daftar pengeluaran yang realitis dan catat pengeluaran liburan kamu sehingga tidak melebihi budget yang sudah ditentukan.
  9. Pastikan untuk tetap berolahraga teratur dan makan makanan bernutrisi selama liburan agar stamina kamu tetap terjaga.

Liburan seharusnya menjadi momen yang menyenangkan. Itu sebabnya bila kamu mulai merasakan gejala holiday blues, kamu bisa mengikuti langkah-langkah pencegahannya untuk meredam kecemasan dan bisa liburan dengan lebih nyaman.