Waspadai Pandemic Fatigue, Rasa Lelah Mental Akibat Pandemi

Di tengah masa pandemi yang masih berlangsung, banyak orang menjadi cemas akan banyak hal, seperti kesehatan, kondisi ekonomi dan bahkan peluang-peluang di masa depan. Kecemasan ini bisa memicu stress dan bila berlangsung lama akan menjadi lelah mental.

Lelah mental dalam ilmu psikologi diartikan sebagai kondisi seseorang yang mengalami kelelahan secara emosional akibat hal tertentu. Kondisi ini bisa menyerang siapa saja termasuk anak-anak dan para lansia, meskipun umumnya lelah mental diderita oleh orang di usia produktif, yaitu 18 hingga 35 tahun.

Kelelahan mental bisa diakibatkan banyak hal. Di masa pandemi seperti saat ini, kelelahan mental dikenal dengan sebutan pandemic fatigue, yaitu kondisi dimana kelelahan secara emosional terjadi karena tekanan dari situasi pandemi dan tidak jelas kapan berakhirnya.

Sponsored Links

Gejala Lelah Mental

Secara umum, apa saja gejala yang bisa dirasakan untuk mengetahui kondisi lelah mental? Beberapa diantaranya yang mudah diketahui adalah:

Hilang motivasi

Saat lelah mental mulai menyerang, biasanya kamu akan kehilangan motivasi atas banyak hal. Yang lebih parah adalah kamu bisa merasa bahwa semua yang kamu lakukan pasti akan berakibat buruk.

Stress yang tinggi

Stress adalah hal yang wajar terjadi. Pada dasarnya, stress adalah reaksi tubuh akan situasi di sekitar atau yang sedang dihadapi. Situasi ini bisa berupa hal yang sulit atau berbahaya dan menakutkan. Namun pada lelah mental, rasa stress ini terasa sangat menekan sehingga kamu benar-benar merasa terganggu.

Segala sesuatu terlait pandemi bisa mengakibatkan stress (Foto: Xframe)

Mudah tersinggung

Lelah mental membuat emosional seseorang tidak stabil dan mudah sekali menjadi tersinggung. Rasa tersinggung ini juga kadang diikuti dengan perasaan marah yang tidak terkendali dan kadang juga dibarengi dengan perasaan putus asa.

Lelah fisik

Lelah mental juga bisa berimbas pada fisik. Ini karena lelah mental biasanya akan mengganggu waktu tidur kamu dan mengakibatkan kamu kurang tidur. Kondisi ini bisa memicu kamu untuk mengalami gangguan fisik juga seperti rasa nyeri pada otot dan pusing.

Pada pandemic fatigue, gejala-gejala tadi umumnya dilampiaskan sebagai respon dari kondisi yang tak pasti. Selain penyakit yang terkait pandemi, hal yang membuat kondisi semakin berat adalah kebijakan pemerintah yang dianggap tidak mendukung situasi.

Lelah emosional bisa berakibat pada lelah secara fisik (Foto: Pexels)

Itu sebabnya penderita pandemic fatigue biasanya melampiaskan rasa kesalnya pada aturan seperti protokol kesehatan. Kondisi ini umumnya akan membuat orang untuk mengabaikan protokol kesehatan, seperti tidak lagi mau pakai masker, tidak mau vaksin atau tidak lagi menjaga jarak dan menganggap semuanya sudah normal ke kondisi semula.

Tentu saja ini bisa membahayakan kesehatan orang-orang di sekitarnya. Nah, supaya tidak berlarut-larut, apa yang bisa dilakukan saat kita terkena pandemic fatigue? Kondisi ini biasanya tidak bisa disembuhkan begitu saja, namun butuh waktu dan proses untuk lebih memahami keadaan.

Berikut adalah beberapa langkah untuk mengatasi pandemic fatigue:

Menerima keadaan

Kamu boleh saja merasa marah karena banyak masalah timbul akibat pandemi. Tapi kamu juga harus sadari kalau ini terjadi bukan cuma pada kamu saja, tapi juga pada semua orang bahkan semua orang di dunia.

Rutin latihan pernapasan

Sekilas memang seperti tidak ada hubungannya dengan kelelahan mental. Namun pernapasan yang teratur ternyata bisa untuk menenangkan pikiran dan jauh dari rasa tertekan. Kamu bisa mulai dengan menghirup udara dalam-dalam kemudian menghembuskannya perlahan. Lakukan hal ini setidaknya 3 kali dalam sehari dan 5 menit dalam sekali latihan.

Hindari doom scrolling

Ini adalah kecenderungan untuk mengecek media sosial terus-menerus. Di masa pandemi, semua informasi tidak lagi tersaring dengan benar dan bertanggungjawab. Itu sebabnya kamu akan sangat mungkin hanya akan mendapatkan informasi yangs salah dari berita-berita hoax yang beredar.

Mengunduh aplikasi
Melihat media sosial terlalu banyak juga berisiko stress karena berita yang belum tentu benar (Foto: Pixabay)

Refreshing 

Ini perlu dilakukan untuk mengembalikan kondisi emosional kamu yang sudah kelelahan. Kamu bisa melakukan hal-hal menarik dengan teman, keluarga atau sendiri. Misalnya, kamu membuat barbekyu bersama keluarga atau menonton film-film favoritmu.

Pandemi memang mengubah banyak hal dan sudah saatnya kamu untuk berinovasi dan beradaptasi. Dan yang perlu diingat adalah untuk tidak melupakan protokol kesehatan begitu saja, karena melanggar protokol kesehatan tidak akan membuat kondisi jadi lebih baik, namun malah jadi lebih buruk.

Visited 14 times, 1 visit(s) today