Selain populer dengan keindahan alam dan kulinernya, masyarakat Indonesia juga menyukai Jepang berkat budaya film animasinya yang disebut anime. Tak cuma berkisah tentang aksi, drama dan komedi, anime juga merambah ke cerita-cerita seputar kesehatan, termasuk kesehatan mental.
Negara Jepang walau identik dengan keindahan bunga sakura, Gunung Fuji, dan kulinernya yang nikmat, sayangnya juga identik dengan tingkat depresi dan angka bunuh diri yang tinggi. Sehingga, dapat kita temui beberapa anime memiliki atau mengangkat tema mental health baik secara eksplisit maupun tidak.
Selain menghibur, anime-anime tersebut dapat meningkatkan kesadaran kita terhadap masalah mental health. Yuk simak apa saja anime tersebut!
1. Neon Genesis Evangelion (1995)
Anime mecha legendaris ini berpusat pada Shinji Ikari, seorang anak laki-laki yang baru berusia 14 tahun yang dipaksa oleh ayahnya untuk menjadi pilot Evangelion untuk bertarung melawan alien yang disebut Angel. Namun, Shinji berasal dari keluarga yang disfungsional dan sang ayah sebenarnya absen dalam kehidupannya dan hanya kembali untuk memaksanya menjadi pilot.
Anime ini menunjukkan rasa depresi, keresahan, kebencian diri, dan trauma masa kecil Shinji secara realistis yang ditunjukkan ketika Shinji memiloti Evangelion.
2. Welcome to the N.H.K. (2006)
Tatsuhiro Satou adalah seorang mahasiswa DO yang berubah menjadi hikikomori (fenomena mental health di Jepang dimana seseorang lebih suka mengucilkan diri), ia tidak keluar dari kamarnya dan hanya keluar untuk membeli makanan dari minimarket terdekat.
Hidupnya perlahan berubah menjadi lebih baik setelah ia bertemu dengan Misaki Nakahara dan Kaoru Yazaki yang berusaha untuk membuat Tatsuhiro keluar dari kamarnya dan menghadapi rasa depresinya.
3. Colorful (2010)
Sebuah jiwa yang baru sampai di “stasiun orang mati” diberikan kesempatan kedua untuk hidup dengan cara direinkarnasikan ke dalam tubuh seorang anak berusia 14 tahun bernama Makoto Kobayashi, yang baru saja bunuh diri. Jiwa ini diberikan misi untuk mencari tahu dosa terbesar sang anak dalam waktu 6 bulan saja. Walaupun malas melanjutkan hidup sebagai Makoto, jiwa ini perlahan menyadari tentang rumitnya emosi dan perilaku manusia dari lingkungan keluarga Makoto yang disfungsional dan teman-temannya yang tidak suportif.
Say “I Love You” (2012)
Memiliki tema kisah cinta yang menghangatkan hati, anime ini sebenarnya juga mengangkat tema tentang trauma masa kecil dan kecemasan sosial yang dialami oleh Mei Tachibana. Tali pertemanannya selalu diakhiri oleh teman-temannya ketika dirasa sudah tidak cocok lagi, sehingga ia selalu memilih untuk menyendiri untuk menghindari rasa sakit dari ditinggalkan.
Namun, hidup Mei berubah sejak ia melalui kesalahpahaman bertemu dengan Yamato Kurosawa, seorang anak laki-laki populer di sekolahnya. Ia berakhir belajar kembali tentang indahnya pertemanan dan bagaimana lebih baik memiliki teman daripada hidup dalam kesendirian, serta berakhir jatuh cinta dengan Yamato.
5. Comical Psychosomatic Medicine (2015)
Anime ini bukanlah anime standar berdurasi 24 menit per episodenya, namun hanya 5 menit yang mengedukasi penontonnya tentang berbagai macam masalah kesehatan mental dalam bentuk yang ceria, penuh dengan lelucon dan permainan kata.
6. Your Lie in April (2015)
Terkenal dengan endingnya yang membuat penontonnya terkejut dan ikut bersedih, anime ini mengangkat tema kekuatan musik dan juga aspek-aspek seperti depresi, PTSD, dan trauma masa kecil yang dialami oleh Kosei Arima.
Saat masih kecil, ia sering mendapatkan kekerasan dari ibunya ketika tidak bermain piano dengan baik. Namun setelah ibunya meninggal, Kosei mengalami depresi berat yang mengakibatkan dirinya tidak mampu mendengarkan suara dentingan piano dan melihat dunia layaknya dengan filter hitam-putih.
Namun, bertemu dengan Kaori Miyazono perlahan mengembalikan cintanya pada piano.
7. Yuri!!! On Ice (2016)
Tidak seperti anime bertema olahraga lainnya, Yuri!! On Ice memusatkan masalah sang karakter utama, Yuri Katsuki, pada rasa resah dan depresi yang dialaminya setelah mengalami kegagalan pada Grand Prix dan kompetisi lainnya. Hal tersebut membuatnya hampir berhenti dari karier figure skating-nya. Namun Victor Nikiforov, yang merupakan idola figure skater Yuri ketika masih kecil menawarkannya untuk melatihnya dan mengembalikan semangatnya untuk ice skating.
8. A Silent Voice (2017)
A Silent Voice menceritakan tentang Shoya Ishida yang menjadi korban perundungan oleh teman-teman sekelasnya karena telah merundung salah satu anak kelasnya yang tuli bernama Shoko. Walaupun Shoya bukan satu-satunya orang yang merundung Shoko, ia ditunjuk oleh teman-temannya sendiri sebagai dalang.
Shoya berakhir harus berkutat dengan rasa bersalah dan putus asa, namun ia menghadapi perasaan tersebut demi menebus kesalahannya pada Shoko sebelum melakukan rencananya untuk bunuh diri.
9. Banana Fish (2018)
Berasal dari manga tahun 80an, Banana Fish memiliki tema yang gelap dan kompleks tentang Ash Lynx yang hidup dalam sebuah geng jalanan di New York dan mengalami depresi, PTSD, dan trauma masa kecil dari masa lalunya. Ia berusaha menguak konspirasi kriminal tentang sebuah obat bernama Banana Fish yang dapat mencuci otak orang yang meminumnya.
Perlahan-lahan, Ash juga menjadi dekat dengan Eiji Okumura, seorang asisten jurnalis dari Jepang yang berakhir terseret dalam masalah yang dialami oleh Ash.
10. Bocchi The Rock! (2022)
Hitori Goto selalu ingin menjadi seorang musisi lagu rock dan memiliki kanal video online di mana ia suka mengunggah permainan gitarnya. Namun, ia memiliki rasa gugup yang tinggi dan tidak berani tampil di hadapan orang banyak dan bahkan membutuhkan perjuangan untuk menyatakan bahwa ia suka bermain musik.
Rasa keresahan dan takutnya mulai dihadapinya sedikit demi sedikit sejak bertemu dan diseret ke dalam grup band oleh Nichika Ichiji yang juga memberinya nama panggilan Bocchi.
Itulah anime yang masih menyinggung tema mental health yang bisa kamu tonton di kala senggang. Jangan lupa untuk mengecek rating umur karena tidak semua anime di atas cocok untuk ditonton oleh semua umur ya.