Sahabat Goodlife pastinya sudah gak asing lagi ya dengan matcha. Minuman asal Jepang ini sudah cukup populer di Indonesia. Bahkan beberapa tahun lalu, ‘demam’ matcha sempat melanda. Berbagai macam makanan dan minuman dengan rasa atau topping matcha laris manis diburu pecinta kuliner.
Matcha yang awalnya hanya dinikmati sebatas kalangan bangsawan saja di Jepang, kini memang menjadi bahan pangan yang bisa dikonsumsi siapa saja dan sangat mudah ditemukan, termasuk di Indonesia.
Lalu, apa bedanya matcha dengan teh hijau?
Beda Matcha dan Teh Hijau
Banyak yang menyamakan matcha dengan teh hijau khas Jepang. Perlu diketahui bahwa keduanya sebetulnya berbeda. Matcha memang berasal dari tanaman teh yang sama dengan teh hijau, yaitu Camellia sinensis.
Tapi meski berasal dari tanaman yang sama, cara budidaya dan bagian yang dipanen antara matcha dan teh hijau berbeda. Bubuk matcha berasal dari tanaman teh yang ditutup selama 20 hingga 30 hari sebelum dipanen sehingga daunnya berwarna lebih gelap karena tidak terpapar matahari.
Proses penutupan sebelum dipanen ini membuat kandungan asam amino dan produksi L-theanine meningkat sehingga zat hijau daun (klorofil) pada daun menjadi lebih gelap. Sementara teh hijau akan dibiarkan tumbuh di bawah sinar matahari sepanjang hari hingga waktu panen tiba.
Matcha juga dikonsumsi dengan menyeduh bubuknya secara langsung hingga bubuk tersebut larut bersama air panas tanpa meninggalkan ampas. Sedangkan teh hijau umumnya hanya dikonsumsi sarinya saja dan ampasnya pun dibuang. Proses pembuatan teh hijau juga gak sampai dijadikan bubuk seperti matcha.
Setelah dipanen, daun teh akan dipisahkan dari batang dan urat daunnya, kemudian ditumbuk sampai halus menggunakan batu hingga menjadi bubuk matcha. Sedangkan teh hijau akan dikeringkan dan diproses hingga siap minum dengan seluruh bagian daun, batang dan urat daunnya.
Perbedaan lainnya antara matcha dan teh hijau adalah cara membuatnya. Untuk membuat minuman matcha, cukup larutkan bubuk matcha dengan air panas dan diaduk sampai larut menggunakan chasen, pengaduk khusus teh berbahan bambu.
Dengan bentuknya yang berupa bubuk, matcha tentu saja gak meninggalkan ampas. Sementara teh hijau biasanya diseduh lalu disaring sebelum diminum dan ampasnya kemudian dibuang. Begitu pun jika teh hijau yang dikemas dalam tea bag, ampas di dalam tea bag akan dibuang setelah diseduh.
Dari segi warna, matcha dan teh hijau juga sangat berbeda ketika sudah menjadi minuman. Matcha berwarna hijau pekat dengan tekstur lebih creamy, dan aroma yang lebih tajam. Sedangkan teh hijau cenderung lebih bening atau jernih dan aroma yang lebih smooth.
Lebih Kaya Gizi
Wujudnya yang tanpa meninggalkan ampas inilah yang kemudian membuat matcha dinilai lebih kaya gizi. Kandungan yang ada di dalam matcha adalah protein, karbohidrat, lemak, vitamin dan mineral. Matcha juga kaya akan kandungan polifenol seperti katekin, asam amino tanin, kafein, serta saponin.
Sementara untuk kandungan vitaminnya sendiri adalah vitamin A (beta karoten), vitamin E, vitamin K, vitamin C, vitamin B1, vitamin B2, vitamin B6, niasin, dan asam folat. Matcha juga punya kandungan mineral, seperti natrium, kalium, kalsium, magnesium, fosfor, zat besi, zinc, dan zat tembaga.
Manfaat Matcha untuk Kesehatan
Dengan kandungan gizi sekaya itu, wajar saja kalau matcha yang juga tergolong sebagai superfood di Jepang ini punya banyak manfaat buat kesehatan, seperti berikut ini:
Anti-aging
Katekin dalam matcha memiliki sifat antioksidan yang tinggi dan ternyata mampu bekerja menghilangkan oksigen aktif penyebab penuaan dini.
Relaksasi
Tanin adalah zat unik dari teh yang banyak terdapat pada matcha. Tanin ini juga punya fungsi untuk relaksasi pikiran, meredakan stres dan membantu meningkatkan kualitas tidur, selain memberi rasa khas yang lezat pada matcha. Hebatnya lagi, tanin ternyata juga berkhasiat menurunkan efek kafein yang kuat pada matcha.
Meningkatkan Imun
Kandungan katekin dalam matcha memiliki fungsi mengaktifkan sel makrofag imun di dalam tubuh. Makrofag adalah sel yang berperan membasmi bakteri yang masuk ke dalam tubuh. Dengan aktifnya sel makrofag ini maka bisa merangsang peningkatan sistem kekebalan tubuh.
Merawat Kesehatan Kulit
Vitamin C dan B kompleks yang terkandung pada matcha bisa membantu pembentukan kolagen sehingga mencegah timbulnya permasalahan pada kulit dan membuat kulit tampak lebih sehat.
Menjaga Berat Tubuh
Selain ampuh meningkatkan imun, kandungan katekin pada matcha juga bisa menekan penyerapan lemak dan membantu pembakaran lemak di dalam tubuh sehingga berat tubuh tetap terjaga.
Mengatasi Sembelit
Matcha mengandung sekitar 30% serat tidak larut yang dapat membantu mengatasi serta mencegah terjadinya sembelit.
Meningkatkan Konsentrasi
Matcha juga mengandung kafein yang bisa memberi efek terjaga sehingga dapat menghilangkan rasa kantuk dan meningkatkan konsentrasi pada otak.
Mencegah Bau Mulut
Flavonoid (polifenol tumbuh-tumbuhan) dalam matcha diketahui memiliki fungsi untuk menghilangkan bau mulut dan antibakteri. Minum matcha setelah makan juga diyakini bisa membantu mencegah bau mulut.
Matcha saat ini cukup mudah didapat. Kalau suka dengan matcha sebagai bahan pendamping, cukup mudah juga menemukan berbagai makanan dan minuman kekinian yang menggunakan matcha sebagai pelengkapnya.
Tapi dengan kandungannya yang kaya seperti itu dan untuk mendapatkan manfaat yang maksimal, sebaiknya mengkonsumsinya dalam bentuk teh matcha murni yang diseduh dengan air hangat seperti di atas.
Yuk, ngeteh matcha!