Berisiko Keguguran, Waspadai Sederet Dampak Polusi Udara untuk Ibu Hamil

kehamilan

Jangan anggap remeh polusi udara! Partikel polusi yang sangat kecil bisa masuk ke tubuh ibu hamil, menembus aliran darah, bahkan bisa melewati plasenta dan terhirup oleh bayi. Hal itu membawa dampak bagi kesehatan ibu hamil dan juga janin di dalam kandungannya.

Sudah bukan hal yang mengejutkan lagi jika kondisi udara di Indonesia, khususnya Jakarta menempati peringkat tertinggi di dunia.

Dilansir dari Kontan.co.id, laporan dari IQAir (Index Quality Air), platform informasi kualitas udara real time, tahun 2021, menyebutkan Indonesia menempati posisi “juara” sebagai negara paling berpolusi di kawasan Asia Tenggara. Sementara itu, pada tingkatan ibukota, Jakarta berada di peringkat ke-12 sebagai kota paling berpolusi di Kawasan Asia Tenggara.

Umumnya, pencemaran udara di kota-kota besar seperti Jakarta berasal dari asap kendaraan, asap rokok, limbah pabrik, dan debu jalanan. Ini diperparah dengan asap bakaran sampah yang dianggap sebagai hal biasa di lingkungan perumahan.

Bahayanya Bagi Ibu Hamil dan Janin

Kondisi udara yang tercemar partikel polusi, sangat berbahaya jika terhirup oleh siapapun. Namun polusi udara memiliki dampak yang lebih parah untuk golongan tertentu, seperti wanita hamil, bayi dan anak-anak, lansia, serta orang yang memiliki masalah pernapasan.

Khusus untuk wanita hamil, dampak polusi udara bukan saja mempengaruhi kesehatannya sendiri tetapi juga pada janin yang dikandungnya.

Hal ini karena ukuran partikel polusi udara sangat kecil dan bisa masuk hingga ke aliran darah dan bahkan melewati plasenta, yang kemudian juga akan membuat janin ikut terpapar.

Polusi udara bisa sebabkan bayi lahir prematur (Foto: Pixabay)

Berikut beberapa bahaya paparan polusi udara bagi ibu hamil dan janin.

1.   Risiko keguguran

Ibu hamil yang terpapar polusi udara memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami keguguran. Hal ini karena polutan berbahaya pada udara bisa memicu terjadinya peradangan pada plasenta, yang pada akhirnya bisa membuat janin keguguran.

2.   Lahir prematur

Menurut sebuah studi yang dilakukan oleh The Stockholm Environment Institute (SEI) di University of York, hampir 3 juta bayi lahir prematur setiap tahun karena polusi udara. Bayi yang lahir sebelum waktunya (prematur) memiliki risiko yang signifikan terhadap gangguan neurologis dan cacat fisik permanen.

3.   Lahir dengan berat badan rendah

Paparan polusi udara yang dialami ibu hamil dapat menyebabkan bayi lahir dengan berat badan rendah. Hal ini dikaitkan dengan kemungkinan pengiriman nutrisi melalui plasenta yang terhambat akibat terjadinya peradangan karena partikel polutan udara masuk ke plasenta.

4.   Autisme

Sebuah studi di Harvard University mengungkapkan bahwa wanita hamil yang terpapar polusi udara selama trimester ketiga, memiliki risiko 2 kali lebih mungkin melahirkan anak dengan autisme.

5.   Asma

Ibu hamil yang terpapar polusi udara secara terus-menerus bisa memicu penyakit asma. Jika ibu hamil mengalami asma maka dapat menyebabkan peningkatan tekanan darah, penurunan fungsi hati dan ginjal.

Jika tidak ditangani dengan baik, asma pada ibu hamil dapat menyebabkan janin kekurangan oksigen di dalam rahim, yang mengakibatkan pertumbuhan janin yang buruk, kelahiran prematur, dan berat badan lahir rendah.

Cara Mencegah atau Mengurangi Paparan Polusi Udara

Kita memang tidak bisa mengontrol atau mengurangi tingkat polusi udara di sekitar kita. Tapi kamu bisa mengurangi paparan polusi udara selama kehamilan dengan cara berikut ini.

1.   Cek Indeks Kualitas Udara (AQI)

Sebelum pergi keluar rumah, sebaiknya cek indeks kualitas udara pada platform yang menyediakan kualitas udara secara real time. Jika indeks udara sedang buruk, disarankan untuk tetap berada di dalam rumah.

Ada beberapa cara untuk hindari risiko polusi udara bagi ibu hamil (Foto: Pexels)
2.   Gunakan pembersih udara (air purifier)

Polusi udara di luar ruangan bukanlah satu-satunya yang harus kamu khawatirkan. Udara di dalam ruangan pun mungkin saja mengandung partikel berbahaya, misalnya dari jamur, asap hasil proses memasak, cat kuku atau pewarna rambut.

Berinvestasilah pada kesehatan dengan menyediakan air purifier di dalam ruangan untuk menghilangkan partikel berbahaya di udara di dalam ruangan.

3.   Memelihara tanaman

Tanaman dapat menyaring udara secara alami. Beberapa varietas tanaman bahkan dapat menyerap polusi udara secara efektif seperti lidah mertua, sri rejeki (aglaonema), pakis, palem, dan lili. Tempatkan beberapa pot tanaman di dalam atau sekitar rumah untuk menjaga udara di dalam rumah tetap bersih.

Selain ketiga cara di atas, ibu hamil juga sebaiknya selalu menggunakan masker ketika berada di luar rumah.

Polusi udara memang tidak bisa kita kontrol, tetapi dengan mengurangi paparan, ibu hamil bisa tetap menjaga kesehatan dirinya dan calon bayinya.