Penyakit jantung kembali mendapat sorotan. Kali ini pemicunya adalah pemain sepak bola yang kolaps di salah satu pertandingan di ajang Euro 2020. Christian Eriksen, pemain sepak bola asal Denmark tiba-tiba tak sadarkan diri dan terjatuh di tengah pertandingan. Benarkah karena serangan jantung?
Dilansir dari Detik Health, apa yang dialami Christian Eriksen ternyata adalah bukan serangan jantung, tapi henti jantung atau cardiac arrest. Lalu, apa sebenarnya yang dimaksud dengan henti jantung? Apa bedanya dengan serangan jantung?
Beda Henti Jantung dan Serangan Jantung
Henti jantung adalah suatu kondisi dimana jantung berhenti berdetak secara tiba-tiba. Artinya, saat itu juga jantung berhenti memompa darah ke seluruh bagian tubuh termasuk otak dan paru-paru. Akibatnya orang yang mengalami henti jantung akan secara tiba-tiba tidak sadarkan diri, tidak bisa bernafas dan kolaps. Henti jantung biasanya lebih rentan dialami oleh orang-orang yang memiliki kelainan pada jantung atau sudah memiliki gangguan pada jantung sebelumnya.
Seperti yang dilansir oleh Detik Health, Christian Eriksen bahkan tak memiliki riwayat sakit jantung dan laporan kesehatannya selalu baik. Namun melihat fakta di lapangan, setidaknya diketahui bahwa pemain sepak bola asal Denmark itu menderita aritmia (gangguan irama denyut jantung) dimana salah satu penyebabnya adalah kelainan pada katup jantung.
Lalu, apa yang dimaksud dengan serangan jantung? Serangan jantung adalah kondisi dimana jantung tidak menerima pasokan oksigen yang cukup dari aliran darah yang masuk. Kondisi ini disebabkan oleh adanya penyumbatan di pembuluh darah arteri.
Berbeda dengan henti jantung, beberapa hal yang biasanya menjadi penyebab serangan jantung adalah:
- Kebiasaan mengkonsumsi makanan berlemak jenuh.
- Mengidap penyakit kronis, seperti diabetes dan hipertensi.
- Mengalami kondisi obesitas.
- Kebiasaan merokok.
- Kurang melakukan olahraga atau kegiatan fisik.
Gejala Henti Jantung dan Pertolongan Darurat
Meskipun penderita henti jantung bisa mengalami kolaps secara tiba-tiba, namun gejala-gejalanya juga bisa dirasakan sebelumnya, seperti:
- Pusing
- Mual hingga muntah
- Sering cepat lelah
- Nyeri pada dada
- Sesak nafas
- Jantung berdebar
Biasanya, gejala-gejala seperti ini muncul beberapa minggu sebelum terjadi henti jantung mendadak.
Lalu, bagaimana cara menolong orang yang tiba-tiba mengalami henti jantung mendadak?
Pertolongan pertama pada penderita henti jantung adalah dengan melakukan CPR (cardiopulmonary resuscitation) yang berfungsi untuk membuat aliran darah yang membawa oksigen tetap mengalir dari jantung ke seluruh organ vital di tubuh kita.
Dikutip dari Alodokter, terhentinya aliran darah ke seluruh organ tubuh bisa mengakibatkan kerusakan pada otak dan berpotensi kematian dalam waktu sekitar 8 hingga 10 menit. Itu sebabnya melakukan CPR adalah hal pertama yang bisa dilakukan dalam kondisi darurat.
Dalam melakukan CPR, dikenal konsep CAB (compression, airway, breathing) yang dijadikan panduan. Berikut ini adalah langkah-langkah untuk melakukan CPR dengan benar yang dimulai dari tahapi compression:
- Baringkan tubuh korban di permukaan yang datar dan posisikan diri kamu dengan berlutut di samping leher atau bahu korban.
- Letakkan 1 telapak tangan di bagian tengah dada.
- Letakkan telapak tangan kedua di atas telapak tangan pertama dan pastikan posisi siku kita lurus.
- Tekan dada korban sebanyak 100 hingga 120 kali dalam 1 menit atau sederhananya 1 sampai 2 tekanan per detik.
- Perhatikan tekanan saat menekan. Gunakan kekuatan dari tubuh bagian atas untuk mendapatkan tenaga yang lebih kuat dan stabil.
Bila korban tetap tidak sadarkan diri, maka harus dilakukan tindakan dalam tahap airway, yaitu membuka jalur nafas korban. Cobalah untuk mendongakkan kepala korban, kemudian letakkan tangan di dahinya. Kemudian, angkat dagu pasien secara perlahan untuk membuka saluran nafas.
Setelah saluran pernafasan korban cukup aman, kita bisa mulai tahap breathing atau memberi nafas buatan. Tindakan ini bisa dilakukan dari mulut ke mulut atau dari mulut ke hidung, terutama jika mulut terluka parah atau tidak bisa dibuka. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:
- Jepit hidung korban, lalu tempatkan mulut kita ke mulutnya.
- Berikan nafas atau udara dari mulut kita sebanyak 2 kali sambil melihat apakah bagian dadanya terangkat seperti orang bernapas atau tidak. Jika belum, coba perbaiki posisi lehernya atau periksa kembali apakah terdapat sumbatan pada jalan nafasnya.
- Ulangi proses kompresi dada sebanyak 30 kali dan diikuti 2 kali pemberian nafas buatan.
Cegah Henti Jantung, Caranya?
Henti jantung memang rentan dialami oleh orang yang memang memiliki kelainan jantung atau setidaknya ada riwayat penyakit jantung. Namun pada dasarnya henti jantung juga bisa menyerang siapa saja.
Untuk itu, Sahabat Goodlife juga bisa mencegahnya dengan gaya hidup yang lebih sehat buat jantung, yaitu:
- Menjaga berat badan ideal.
- Olahraga teratur.
- Hindari makanan berlemak jenuh dan tinggi garam.
- Hindari konsumsi alkohol.
- Kelola stress dengan baik.
- Hindari merokok.
Nah, buat Sahabat Goodlife yang ingin tahu lebih banyak soal serangan jantung saat berolahraga, bisa menyimak sesi diskusi Live Health Talk melalui IG Live bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta dengan topik “Waspadai Serangan Jantung Saat Berolahraga” yang akan diadakan pada Rabu, 23 Juni 2021 pukul 14:00 hingga 15:00 di akun Instagram @_goodlifeid_ dan @rscarolusjakarta. Sesi menarik ini juga akan menampilkan narasumber dr. Antonius Andi Kurniawan, SpKO (Spesialis Kedokteran Olahraga) dan dr. Rachmat Hamonanga, SpPD-KKV (Spesialis Penyakit Dalam, Konsultan Kardiovaskular) dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta.