Denyut Jantung Tidak Beraturan, Gejala apa?

Mengukur detak jantung dapat membantu memantau kesehatan. Jika detak jantung tidak teratur, bisa jadi itu merupakan gejala suatu penyakit yang harus diwaspadai.

Detak jantung yang diukur dengan denyut nadi, merupakan indikator penting dari tingkat kesehatan dan kebugaran seseorang. Detak jantung atau denyut nadi biasanya dihitung berapa kali berdetak dalam satu menit.

Detak jantung istirahat yang normal (kondisi tidak melakukan aktivitas berat seperti olahraga) orang berusia di atas 15 tahun, biasanya berkisar antara 60 hingga 100 detak per menit, tetapi dapat bervariasi dari menit ke menit.

Kamu bisa menghitungnya sendiri menggunakan oximeter atau pulse oximeter, alat pengukur kadar oksigen dalam darah, yang biasanya dilengkapi dengan pengukur detak jantung (heart rate).

Detak jantung bisa diukur sendiri secara mandiri (Foto: Pexels)

Penyebab Detak Jantung Tidak Beraturan

Pada kondisi tertentu, detak jantung juga bisa tidak beraturan. Misalnya ketika kita berolahraga, sedang cemas atau tertekan secara psikologis, sakit atau demam, dehidrasi, atau mengonsumsi obat-obatan.

Terlalu banyak mengonsumsi minum minuman berkafein atau beralkohol juga bisa membuat detak jantung menjadi tidak beraturan.

Namun, di luar kondisi tadi, denyut jantung bisa menjadi tidak beraturan karena disebabkan oleh adanya gangguan, yang disebut aritmia.

Dilansir dari Mayo Clinic masalah irama jantung (aritmia) terjadi ketika sinyal listrik yang mengkoordinasikan detak jantung tidak bekerja dengan baik.

Kondisi ini bisa menyebabkan jantung berdetak terlalu cepat (takikardia, yaitu saat detak jantung istirahat lebih dari 100 per menit), terlalu lambat (bradikardia, yaitu saat detak jantung istirahat di bawah 60 per detik), atau tidak teratur.

Irama jantung yang tidak teratur, yang paling umum adalah fibrilasi atrium, yang membuat orang berisiko tinggi terkena stroke.

Mengatasi Denyut Jantung Tidak Beraturan

Mengatasi denyut jantung yang menjadi tidak beraturan, lebih cepat, atau lebih lambat bisa dilihat dari penyebabnya.

Jika tidak diikuti dengan keluhan lainnya, denyut jantung tidak beraturan akan normal kembali dengan sendirinya. Misalnya, saat berolahraga denyut jantung akan meningkat maka akan kembali normal ketika kita sudah beristirahat.

Atau jantung terasa berdebar lebih kencang setelah minum kopi, maka yang harus dilakukan adalah menjauhi kopi.

Namun jika denyut jantung menjadi tidak beraturan dengan diikuti keluhan lain seperti kelelahan hebat, pusing, kesadaran menurun, sebaiknya segera mencari pertolongan dokter.

Beberapa usaha untuk mengatasi denyut jantung tidak beraturan kembali terjadi, antara lain:

–          Mengurangi stres.

Kamu bisa mengikuti sesi konseling yang diatur oleh tenaga ahli untuk mengelola dan mengurangi stres. Tekanan psikologis adalah hal yang paling mudah membuat denyut jantung menjadi tidak beraturan.

Terapkan pola hidup sehat untuk cegah serangan jantung (Foto: Pexels)

–          Terapkan pola hidup sehat

Mulailah dengan rutin berolahraga ringan setiap hari minimal 30 menit, jauhi rokok, kafein dan alkohol, serta konsumsi makanan sehat.

–          Konsumsi obat dengan resep dokter

Beberapa kasus aritmia terjadi karena mengonsumsi obat yang tak sesuai dengan resep dokter. Oleh karena itu, pastikan untuk selalu mengonsumsi obat sesuai yang diresepkan dokter.

Memantau detak jantung adalah salah satu cara termudah untuk mengontrol kesehatan kita sendiri. Jika mendapati denyut jantung tidak beraturan berlangsung secara konsisten dan diikuti keluhan lainnya, sebaiknya segera cari bantuan medis.