Ini Tingkat Kematangan Steak yang Aman dan Sehat untuk Tubuh

makan

Steak biasanya dibedakan berdasarkan bagian daging sapinya. Selain itu, steak juga dibedakan berdasarkan tingkat kematangannya. Lalu, tingkat kematangan steak yang manakah yang aman dan sehat untuk tubuh?

Steak merupakan hidangan yang populer di dunia, termasuk di Indonesia. Ada beragam steak yang umum disajikan seperti steak ayam, salmon, atau kalkun. Namun, steak yang paling banyak dikonsumsi adalah steak yang terbuat dari daging sapi.

Steak daging sapi biasanya disajikan bersama kentang dan sayuran seperti wortel, brokoli, buncis, jagung, lalu disiram dengan saus.

Selain dibedakan berdasarkan bagian daging sapi, makanan Western yang satu ini juga dibedakan berdasarkan tingkat kematangan ketika dipanggang.

Tingkat Kematangan Steak

Secara umum, ada 5 tingkat kematangan steak yang biasanya ditawarkan oleh pihak restoran, yaitu:

1.       Rare

Rare merupakan tingkat kematangan daging steak yang paling rendah. Pada tingkat kematangan ini, 80% daging benar-benar berwarna merah dan masih hampir mentah dengan bagian luar sedikit berwarna coklat muda.

Penggemar steak dengan tingkat kematangan rare ini mengaku menyukai tekstur daging yang lembut dan juicy.

2.       Medium rare

Di atas rare, ada tingkat kematangan medium rare atau biasa disebut setengah matang. Pada tingkat kematangan ini, daging steak di bagian dalam masih berwarna merah dengan bagian luar lebih kecoklatan.

Sama seperti rare, steak dengan tingkat kematangan medium rare juga masih memiliki tekstur daging yang lembut, mudah digigit, dan juicy.

Tingkat kematangan rare yang masih berwarna merah (Foto: Pexels)

3.       Medium

Tingkat kematangan medium dijadikan standar kelezatan steak di seluruh dunia karena dianggap paling pas dan lezat untuk dinikmati.

Karena dipanggang lebih lama, daging memiliki permukaan yang lebih gelap, berserat halus, dan lembut di bagian dalam. Namun tekstur daging memang tidak se-juicy rare dan medium rare.

4.       Medium well

Tingkat kematangan medium well banyak diminati oleh orang Indonesia. Tingkat kematangan ini, daging terbilang hampir matang seluruhnya. Bagian dalamnya hampir tidak berwarna merah muda lagi.

Oleh karena hampir matang, tekstur daging berserat dan bagian luar sudah sangat gelap karena waktu pemanggangan yang lebih lama.

5.       Well done

Tingkat kematangan well done artinya daging dimasak sampai benar-benar matang seluruhnya tanpa ada bagian yang masih berwarna merah di bagian dalamnya.

Oleh karena matang menyeluruh maka tekstur daging tidak lagi terasa juicy karena kandungan lemak pada daging sudah terpanggang. Steak well done memiliki penampilan warna coklat dengan bagian luar yang kering.

makanan
Steak well done, terlalu matang dan nutrisinya sudah rusak (Foto: Pexels)

Tingkat Kematangan Steak yang Sehat

Bicara soal tingkat kematangan steak, tak bisa dipisahkan dari soal selera. Beberapa orang menyukai steak yang masih segar, lembut dan juicy. Sementara yang lain menyukai steak yang matang sempurna.

Namun terlepas dari selera, mengonsumsi steak yang tidak matang sempurna seperti rare atau medium rare memiliki risiko bagi kesehatan. Pasalnya, menurut Academy of Nutrition and Dietetics untuk membunuh bakteri, steak daging sapi harus dimasak dengan suhu internal 62,8 derajat celcius dan didiamkan selama 3 menit setelah matang.

Sementara itu, suhu internal atau bagian dalam steak rare dan medium rare berkisar antara 50-57 derajat celcius. Mengonsumsi steak yang dimasak dengan suhu bagian dalam di bawah standar dapat memicu keracunan makanan.

Khusus untuk ibu hamil, anak-anak, lansia, dan orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah sebaiknya hindari konsumsi steak dengan tingkat kematangan rare atau medium rare.

Merujuk standar dari Academy of Nutrition and Dietetics berarti tingkat kematangan steak yang sedang sampai matang adalah tingkatan yang sehat dan paling baik untuk dikonsumsi.

Steak medium lebih aman dan sehat untuk dikonsumsi (Foto: Pexels)

Namun perlu diingat, tingkat kematangan well done juga memiliki risiko bagi kesehatan karena bagian luar steak yang hangus bisa mengandung zat karsinogenik (zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker).

Belum lagi, steak yang semakin lama terkena paparan panas terlalu tinggi maka kandungan protein, lemak, vitamin, dan mineralnya juga akan terganggu. Jadi, steak well done bisa dibilang sebagai tingkat kematangan yang kurang nutrisi karena dimasak terlalu lama dan berisiko memicu kanker lebih besar dibanding tingkat kematangan lainnya.

Tips Konsumsi Steak

Selain mengonsumsi steak dengan tingkat kematangan sedang hingga matang, yang perlu kamu perhatikan adalah:

  • Mengonsumsi daging sewajarnya, tidak lebih dari 3 porsi atau 300-500 gram seminggu.
  • Tidak memakan bagian daging luar yang hangus. Kamu bisa mengirisnya sedikit untuk menghilangkan bagian hangus.
  • Makan steak dengan tambahan sayur yang bervariasi. Sayuran tinggi antioksidan sehingga bisa mengurangi radikal bebas akibat proses pembakaran atau pemanggangan daging.
  • Warna merah pada daging bukanlah darah, melainkan protein pada daging.

Dengan penjelasan tersebut, kamu bisa memilih steak dengan tingkat kematangan yang memang sesuai dengan kebutuhan kesehatan kamu dan tentunya dengan rasa yang tetap lezat.