Rasanya hampir semua orang pernah merasakan jatuh cinta. Perasaan berbunga-bunga dan hati yang terasa bahagia ini memang indah untuk dirasakan. Lebih dari itu, jatuh cinta juga ternyata mempengaruhi kesehatan mental kita.
Jatuh cinta membuat dunia serasa penuh warna. Jangankan bertemu, mengingat wajah atau bahkan mendengar suara orang yang sedang kita cintai saja sudah membuat jantung kita berdetak lebih kencang.
Memang tak bisa disangkal jika perasaan jatuh cinta membuat dunia seseorang seperti jungkir balik, ada perasaan senang, bahagia, deg-degan, sekaligus cemas di saat bersamaan.
Hubungan Jatuh Cinta dan Kesehatan Mental
Tak hanya membuat perasaan bahagia, jatuh cinta juga ternyata berdampak pada kesehatan mental dan ini sudah dibuktikan secara medis. Perasaan jatuh cinta memang bukanlah obat dari semua penyakit mental tetapi perasaan bahagia karena cinta dan memiliki pasangan yang serasi bisa mempengaruhi kesehatan mental.
Menurut sebuah penelitian, memiliki hubungan yang bahagia dan stabil bisa meningkatkan perasaan bahagia, mengurangi stress, kecemasan, dan depresi. Tak hanya menyintai seseorang, perasaan dicintai juga bisa meningkatkan harga diri, perasaan dihargai, yang pada gilirannya akan membantu penyembuhan pada masalah kesehatan mental.
Tapi sebaliknya, berada dalam hubungan yang buruk juga dapat memperburuk kesehatan mental kita.
Sebuah studi terbaru menemukan bahwa interaksi dan hubungan sosial yang negatif, terutama dengan pasangan, meningkatkan risiko depresi, kecemasan, dan bahkan keinginan untuk bunuh diri dalam kondisi yang sangat parah.
Ternyata ini yang Terjadi pada Tubuh Saat Jatuh Cinta
Di balik perasaan jatuh cinta, sebenarnya ada penjelasan yang ilmiah bagaimana perasaan itu mempengaruhi tubuh kita.
Inilah yang terjadi pada tubuh saat jatuh cinta.
1. Euphoria merasa lebih bahagia
Saat jatuh cinta, kamu akan merasa euphoria dengan perasaan lebih senang, bahagia, dan bersemangat di saat yang bersamaan.
Hal ini karena otak melepaskan hormon oksitosin (hormon cinta), dopamin (hormon bahagia), adrenalin dan vasopresin yang memerangi reseptor saraf dan membuat kamu merasakan euphoria kesenangan dan kebahagiaan yang luar biasa.
2. Seperti kecanduan
Euphoria kesenangan saat melihat orang yang kamu cintai lewat di depanmu, memikirkannya, atau bahkan hanya mendengar suara namanya disebut, itu juga hasil dari pelepasan hormon dopamin.
Proses ini membuat kamu seperti kecanduan yang sangat kuat pada orang yang kamu cintai, ingin terus berada di sekitarnya, dan kecanduan ingin selalu melihatnya.
3. Telapak tangan berkeringat, detak jantung meningkat, dan wajah merona
Gejala-gejala seperti telapak tangan berkeringat, detak jantung meningkat, dan wajah merona juga dialami oleh orang yang sedang jatuh cinta.
Semua itu adalah stimulasi dari adrenalin dan norepinefrin (hormon yang fungsi utamanya adalah menambah gairah pada tubuh), yang menyebabkan keinginan untuk memfokuskan perhatian pada orang yang membuat kamu jatuh cinta.
4. Pupil mata melebar
Saat jatuh cinta, terjadi reaksi kimia di dalam sistem saraf simpatik otak yang membuat pupil mata melebar. Hal ini seperti sensasi merasakan adrenalin yang mendominasi tubuh.
5. Perut terasa mulas atau kehilangan nafsu makan
Jatuh cinta juga bisa berakibat tubuh melepaskan kortisol. Pelepasan kortisol (hormon stress) oleh otak membuat perut terasa mulas atau bahkan membuat kamu mual dan kehilangan nafsu makan.
6. Gelisah dan merasa cemas
Ketika kamu terpisah dari orang yang kamu cintai atau lama tak melihatnya, tubuh secara alami akan melepaskan corticoliberin, respon stress yang membuat kamu merasa gelisah dan cemas.
Perasaan gelisah dan cemas ini ibarat kecanduan kamu akan dirinya tidak terpuaskan sehingga perasaan menjadi kacau.
7. Meringankan sakit kronis
Sebuah studi yang dilakukan oleh Stanford University School of Medicine pada tahun 2010 menemukan bahwa perasaan cinta mengaktifkan area otak yang sama dengan kerja obat penghilang rasa sakit.
Jadi, jatuh cinta secara tidak langsung bisa membantu meringankan rasa sakit atau penyakit yang sedang diderita seseorang.
8. Laki-laki bisa memiliki tulang yang lebih kuat
Menurut sebuah studi seorang laki-laki yang memiliki hubungan percintaan yang sehat, bahagia, dan saling mendukung cenderung memiliki tulang yang lebih kuat.
Penelitian menegaskan bahwa ini mungkin terjadi karena pria akan lebih memperhatikan diet dan kesehatan mereka agar bisa hidup lebih lama dengan pasangannya.
9. Memicu feromon
Feromon merupakan senyawa kimia tubuh yang berfungsi merangsang dan memiliki daya pikat seksual pada lawan jenis.
Saat laki-laki dan wanita saling jatuh cinta, mereka bisa saling mengirim dan menerima pesan feromon secara tidak sadar. Sinyal feromon ini diterima oleh area otak yang dikenal sebagai hipotalamus.
Sinyal feromon inilah yang mungkin bisa menjelaskan mengapa memakai baju milik pasangan bisa membuat kamu sangat bahagia.
Bicara soal jatuh cinta, ternyata tak hanya melibatkan perasaan dan hati saja, tetapi juga seluruh tubuh bisa merespon perasaan ini. Itu sebabnya kamu juga membutuhkan sebuah hubungan cinta yang sehat. Karena hubungan cinta yang sehat ini juga berakibat pada kondisi kesehatan tubuh dan mental yang lebih baik.