Bolehkah Pasien Diabetes Beribadah Puasa? Ini Penjelasannya

diabetes puasa

Datangnya bulan puasa selalu disambut dengan suka cita oleh umat Muslim. Namun bagi pasien penderita diabetes, ikut beribadah puasa bisa jadi tidak sepenuhnya atau bahkan tidak ikut sama sekali karena berbagai pertimbangan kesehatan. Benarkah penderita diabetes sebaiknya tidak boleh berpuasa?

Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta menggelar sesi Health Talks dengan tema “Mengelola Diabetes Bagi Pasien yang Menjalankan Ibadah Puasa” pada hari Rabu, 7 April 2021 di akun Instagram @_goodlifeid_ dan @rscarolusjakarta dengan narasumber dr. L. Aswin Pramono SpPD dan dr. Dermawan C. Nadeak SpGK.

Pentingnya Jaga Pola Makan

Membuka perbincangan, dr. Dermawan C. Nadeak SpGK menegaskan pentingnya menjaga pola makan bagi pasien penderita diabetes di bulan puasa. “Prinsipnya adalah berpuasa dengan kadar gula darah tidak lebih rendah dari 70 dan tidak lebih tinggi dari 300,” tegasnya. 

diabetes puasa
dr. Dermawan C. Nadeak SpGK. (Foto: RS St Carolus Jakarta)


Lebih jauh, dr. Dermawan juga mengingatkan agar dari sahur hingga buka puasa tidak terjadi hipoglikemia atau kadar gula darah rendah, dan dari buka puasa hingga sahur tidak terjadi hiperglikemia atau kadar gula darah tinggi.

Menakar pola makan di bulan puasa juga tidak sulit sebetulnya, dr. Dermawan menjelaskan bahwa biasanya perhitungan kalori itu dihitung berdasarkan berat badan, dimana kita butuh 25 hingga 30 kalori untuk setiap kilogram berat badan. Tapi umumnya, dr. Dermawan juga menakar dengan pembagian 1.500 kalori per hari selama puasa. ‘’Buka puasa itu 150 kalori dan setelahnya makan malam dengan 600 kalori. Bisa ditambah 150 kalori lagi setelah tarawih dan untuk sahur butuh 600 kalori lagi,” terang dr. Dermawan.

diabetes puasa
Foto; Pexels

Lalu, sebaiknya makanan apa yang harus dihindari? Hal ini ditegaskan dr. Dermawan bahwa pasien diabetes tak harus selalu menghindari makan nasi putih. “Makan nasi putih boleh saja asal sesuai dengan porsinya. Justru yang berbahaya ini adalah makanan pendampingnya,” tegas dr. Dermawan. “Hindari makan gorengan dan yang bersantan. Alihkan dengan makan lalapan atau sayuran yang sedikit ditumis,” tambahnya.

Buka puasa juga menghindari makanan manis dan bisa diganti dengan makan buah seperti kurma dan pisang rebus dan didahului dengan minum air putih dulu.

Jangan Sampai Tak Ikut Berpuasa

Selain itu, dr. Aswin juga menyarankan agar sebaiknya penderita diabetes juga ikut berpuasa. “Puasa itu menyehatkan secara fisik dan mental,” terang dr. Aswin. “Ini juga ibadah yang baik untuk pasien muda dan tua,” tambahnya.

Secara sederhana, dr. Aswin menjelaskan bahwa diabetes umumnya dibagi menjadi 2, yaitu yang terkontrol dengan baik dan tidak terkontrol. Diabetes yang terkontrol adalah yang kadar gula darahnya memang sesuai dengan usianya. Sedangkan diabetes yang tidak terkontrol adalah yang kadar gula darahnya tidak stabil, kadang terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Namun dalam konteks bulan Ramadan, dr. Aswin membaginya menjadi 3 kategori, yaitu kategori hijau yang dinyatakan aman untuk berpuasa, kategori kuning yang harus berhati-hati dan kategori merah yang harus dipertimbangkan. Sebagai contoh, pasien yang punya riwayat hipoglikemia berulang dan sempat dirawat di rumah sakit, ini masuk dalam kategori merah yang harus dipertimbangkan. Dan dr. Aswin juga menyarankan kalau pasien yang tiba-tiba dehidrasi juga bisa langsung berbuka puasa saat itu dan menggantinya setelah Idul Fitri. Namun, dr. Aswin tetap menegaskan bahwa kategori merah bukan berarti pasien tidak boleh berpuasa karena pada dasarnya puasa itu tetap menyehatkan. 

diabetes puasa
dr. L. Aswin Pramono SpPD. (Foto; RS St Carolus Jakarta)

Soal berpuasa, dr. Aswin juga mengakui bahwa keinginan penderita diabetes untuk ikut berpuasa itu juga besar. “Pasien saya yang sudah harus suntik insulin juga banyak yang ingin ikut berpuasa,” terangnya. 

Itu sebabnya dr. Aswin menyarankan agar penderita diabetes harus menyesuaikan 2 hal saat berpuasa, yaitu pola makan dengan gizi seimbang dan pengobatan, baik yang sudah suntik insulin maupun yang belum.

Jadi, penderita diabetes disarankan untuk tetap ikut berpuasa, namun sebaiknya berkonsultasi dulu dengan dokter karena setiap penderita diabetes punya kondisi yang berbeda. 

Pertanyaan Seputar Berpuasa dan Diabetes 

Beberapa pertanyaan menarik juga ditanyakan oleh para pemirsa sesi Health Talks selama acara berlangsung, seperti:

Apakah diabetes hanya karena faktor keturunan?

Salah satu penyebab seseorang menderita diabetes memang karena faktor risiko genetik atau keturunan. Namun menurut dr. Aswin, faktor genetik bukanlah single cause. Diabetes juga bisa didapat dari faktor lingkungan, yaitu pola makan yang buruk, stress, berat badan dan aktivitas jasmani yang kurang optimal.

Saat punya anak, kondisi orang tua masih sehat dan baru terkena diabetes setelah beberapa tahun kemudian. Apakah berarti anak tidak punya faktor risiko genetik diabetes?

Diabetes bisa disebabkan oleh banyak hal. Bila saat punya anak kondisi orang tua masih sehat, bukan berarti anak bebas risiko faktor genetik. Bisa jadi orang tua memang punya bakat diabetes secara genetik dan tetap diturunkan pada anaknya, namun pada saat punya anak memang diabetes belum terdeteksi. 

Air seni pada pasien diabetes akan dikerubuti oleh semut, mitos atau fakta?

Cara ini sebetulnya adalah cara tradisional yang banyak digunakan orang untuk mengetahui apakah air seninya mengandung gula atau tidak. Menurut dr. Aswin, seharusnya ginjal akan menyaring semua kandungan gula pada air seni, dan bila dikerubuti semut, berarti ada kandungan gula yang lolos dari ginjal dan ini artinya kadar gula darah cukup tinggi. Saat ini cara yang mudah untuk mengetahui kandungan gula darah adalah dengan cek darah di fasilitas layanan kesehatan, seperti klinik, puskesmas dan rumah sakit.

Berapa kali sebaiknya pemeriksaan gula darah selama puasa?

Setiap penderita diabetes punya risiko masing-masing. Seperti penjelasan sebelumnya tentang kategori hijau, kuning dan merah, setiap pasien harus tahu dulu ada dalam kategori yang mana. Bila sudah harus suntik insulin, misalnya, dr. Aswin menyarankan untuk mengecek gula darah pada siang hari, menjelang buka, setelah buka puasa dan setelah tarawih. Namun, seberapa banyak pastinya, dr. Aswin menyarankan untuk berkonsultasi dengan dokter terkait.

Nah, buat Sahabat Goodlife yang ingin tahu lebih banyak soal berpuasa bagi penderita diabetes, bisa menyimak secara utuh sesi Health Talks di akun Instagram @_goodlifeid_ atau di akun Youtube Hidup TV.