Jangan Kalap Makan, Ini Cara Diabetesi Tetap Bisa Makan Enak Saat Lebaran

diabetes makanan lebaran

Salah satu yang paling ditunggu saat Idul Fitri tiba adalah menikmati berbagai menu Hari Raya. Mulai dari opor ayam, rendang, sambal ati, semur daging dan lain-lain. Namun, tak semua orang bisa dengan bebas menyantap semua sajian lezat ini, terutama untuk para penderita diabetes yang harus menjaga pola makan.

Menurut Christine Diah Pertiwi, Ka. Unit Instalasi Gizi Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, tak hanya saat Lebaran saja, penderita diabetes (diabetesi) sudah seharusnya menjaga pola makan dengan panduan 3J (tepat Jadwal, tepat Jumlah dan tepat Jenis). “Kalau panduan ini dijalankan dengan konsisten maka akan sangat membantu para diabetesi untuk menjaga kadar gula darahnya tetap normal,” terang Christine saat berbincang dengan Goodlife.

Apa saja yang harus diperhatikan dalam panduan 3J? Berikut penjelasannya:

  • Jumlah makanan

Pastikan untuk memenuhi kebutuhan harian dengan komposisi makanan yang sesuai, seperti karbohidrat kompleks, protein, lemak, vitamin dan mineral.

  • Jenis makanan

Pilih makanan dengan indeks glikemik rendah, seperti beras merah, buah-buahan, sayuran dan roti gandum. Indeks glikemik adalah kemampuan suatu makanan dalam meningkatkan kadar gula darah. Semakin tinggi indeks glikemik maka semakin tinggi pula kadar gula darah yang ditimbulkan.

  • Jadwal makan

Pengaturan jadwal makan sangat penting untuk penderita diabetes, karena bila terlambat akan menyebabkan hipoglikemia. Biasanya jadwal untuk penderita diabetes dibagi menjadi 3 kali makan besar dan 2-3 kali makanan ringan. 

RR Dwi Agustine dari tim ahli gizi Rumah Sakit St. Carolus Jakarta juga menekankan pentingnya untuk serius dalam menentukan makanan, dan tidak bisa hanya dilakukan oleh penderita diabetes saja. “Sebaiknya ini juga didukung keluarga, jadi ada yang mengingatkan kalau tidak bisa makan sembarangan,” jelas Dwi.

Keluarga sebaiknya ikut mengingatkan, apa saja yang boleh dimakan oleh penderita diabetes. (Foto: pexels)
Sponsored Links

Makanan dan Minuman yang Dihindari

Christine menekankan pentingnya menjaga makanan, terutama makanan yang terbuat dari santan saat menikmati sajian Lebaran. 

Santan

Santan termasuk salah satu bahan makanan yang sebaiknya konsumsinya dibatasi oleh penderita diabetes. Menurut Christine, untuk makanan yang merupakan olahan santan, seperti opor ayam bisa diakali dengan menggunakan susu rendah kalori atau santan murni, bukan santan olahan. 

“Santan yang dibuat langsung dari parutan kelapa ini lebih dianjurkan, tapi tetap harus menjaga porsinya, jangan terlalu banyak makannya,” terang Christine. “Dengan santan murni, kekentalan santan juga bisa diatur, misalnya dengan menambahkan lebih banyak air,” terangnya.

Menurut Christine, indeks glikemik pada santan sebetulnya cukup tinggi, meskipun beban glikemiknya rendah. “Ini artinya, kalau kita makan yang mengandung santan, kadar gula darah tidak langsung naik, tapi nantinya tetap akan tinggi juga apalagi setelah 2 jam,” kata Christine.

Minuman manis

Minuman manis biasanya tersaji dalam beberapa pilihan saat Lebaran. Mulai dari minuman bersoda, es buah-buahan hingga berbagai macam sirup. Bagi penderita diabetes yang harus menjaga kadar gula darah, tentu saja ini sebaiknya dihindari. “Sebetulnya ini bisa diganti dengan minuman manis yang menggunakan pemanis khusus diabetes, atau yang lebih aman lagi cukup minum air putih saja. Minuman manis sebetulnya juga membuat kita semakin merasa haus,” terang Christine.

Minuman manis sebaiknya dihindari. (Foto: Pexels)

Buah yang terlalu matang atau manis

Begitu juga dengan buah-buahan yang rasanya terlalu manis, Christine menyarankan untuk membatasi konsumsinya atau memilih buah-buahan yang tak terlalu matang. “Buah-buahan yang manis seperti apel dan pepaya bisa dibatasi seperti cukup 1 buah apel saja dan 1 potong pepaya yang dipotong memanjang,” terangnya.

Namun buah-buahan secara umum menurut Christine masih lebih aman dibandingkan bahan makanan lainnya seperti santan. “Setidaknya buah memiliki banyak kandungan gizi yang lain, seperti vitamin dan serat yang berguna juga buat tubuh,” jelas Christine.

Agar Kadar Gula Darah Tak Melonjak

Masalahnya, cukup banyak penderita diabetes yang mengakali lonjakan gula darah dengan cara mengkonsumsi obat diabetes setelah makan banyak disaat Lebaran. Cara ini ditegaskan oleh Christine sebagai hal yang salah.

“Sebetulnya cara ini sama sekali salah,” tegasnya. Christine mengingatkan agar sebaiknya melihat kondisi gula darah saat itu. “Kalau memang punya alat pengukur gula darah sendiri, bisa dicek dulu berapa kadar gula darahnya. Kalau sudah sampai 200-an ini harus waspada,” terang Christine.

Meredam kadar gula darah dengan cara makan sepuasnya lalu minum obat menurut Christine justru punya risiko tersendiri. “Umumnya gula pada makanan ini adalah gula sederhana, artinya dia akan cepat diproses jadi gula dalam tubuh. Kalau kita turunkan kadarnya dengan drastis maka akan berisiko hipoglikemia atau kadar gula darah di bawah normal. Ini juga bahaya,” terangnya.

Menurutnya cara yang lebih tepat agar gula darah tak melonjak di saat menikmati sajian Lebaran adalah dengan mengatur pola makan. Hindari untuk menyantap makanan dalam jumlah banyak sekaligus. Sediakan waktu jeda bagi perut untuk mengolah makanan, sementara tubuh juga dibawa untuk beraktivitas agar gula yang masuk diubah menjadi energi dan tidak menumpuk.

“Jadi sehabis makan, beri waktu sekitar 30 menit untuk perut kita mencerna makanan. Sementara itu kita bisa bergerak seperti berjalan atau melakukan sesuatu untuk membakar kalori,” terangnya.

Bila setelah makan minum obat diabetes, sebaiknya tidak ditimbun lagi dengan makanan baru agar obat yang dikonsumsi bisa bekerja dengan benar.

Visited 11 times, 1 visit(s) today