Jangan Langsung Percaya, Ini Salah Paham Soal Konsumsi Buah Sehari-Hari

Salah satu kekayaan kuliner Indonesia adalah ragam buah-buahannya yang melimpah. Selain rasa dan warna-warnanya yang cerah, buah-buahan Indonesia juga dikenal kaya akan kandungan gizi. 

Menurut RR Dwi Agustine dan Theodosia Dwita Natalia, tim ahli gizi dari Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, salah satu keunggulan buah-buahan asal Indonesia adalah berkat iklim tropis yang membuat kondisi cuaca lebih stabil. Berbeda dengan negara-negara yang punya iklim 4 musim, iklim tropis dengan 2 musim dinilai lebih mendukung terbentuknya buah-buahan yang kaya nutrisi.

“Buah-buahan tropis itu ada di iklim yang seimbang. Ini mendukung proses fotosintesis (proses mengubah sinar matahari menjadi makanan) pada tumbuhan,” terang Theodosia saat berbincang dengan Goodlife.

Namun, berlimpahnya buah-buahan kadang menimbulkan banyak anggapan keliru tentang manfaat atau dampak dari buah-buahan itu sendiri bagi kesehatan. Apa saja?

Keliru Soal Konsumsi Buah

Makan buah-buahan memang bermanfaat, namun tidak sedikit orang yang kurang paham tentang manfaat buah-buahan atau bahkan keliru memahami manfaatnya. Seperti beberapa contoh berikut ini:

Jambu biji untuk sembuhkan DBD

Anggapan bahwa jambu biji mampu menaikkan trombosit penderita DBD memang sudah lama terdengar. Namun hingga kini sebetulnya anggapan ini belum teruji secara klinis. Jambu biji sendiri mengandung beberapa nutrisi yang bermanfaat buat kesehatan. Dalam takaran per 100 gram, jambu biji mengandung: 

  • Energi 49 kkal
  • Lemak 0,30 gram
  • Karbohidrat 12,20 gram
  • Protein 0,90 gram
  • Natrium 10 mg
  • B-Karoten 27 mcg
  • Air 86 gram
  • Vitamin C 87 mg

Nah, dengan kandungan yang dimiliki, jambu biji punya sederet manfaat bagi kesehatan, seperti sebagai antioksidan yang melindungi tubuh dari kerusakan sel akibat radikal bebas, melancarkan pencernaan, hingga menurunkan tekanan darah dan kolesterol. Kandungan vitamin C yang cukup tinggi juga membuat jambu biji dinilai efektif untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Makan buah naga untuk cegah Covid-19

Entah dari mana asal mitosnya, buah naga sendiri sebetulnya tidak punya khasiat langsung untuk melawan virus SARS-CoV 2 yang dikenal dengan Covid-19. RR Dwi Agustine justru menyarankan untuk mengkonsumsi segala jenis buah secara konsisten untuk mendapatkan manfaat yang maksimal termasuk kekebalan tubuh yang baik.

“Kalau untuk cegah Covid-19 dengan buah, sebaiknya makan banyak macam buah agar gizinya seimbang,” terang Dwi.

Buah naga sendiri dikenal dengan 2 jenis, yaitu naga merah dan naga putih. Keduanya bisa didapatkan dengan cukup mudah di pasaran. Lalu apa saja manfaat mengkonsumsi kedua jenis buah ini?

Dalam ukuran per 100 gram, naga merah mengandung:

  • Energi 71 kkal  
  • karbohidrat  9,10 gram 
  • Protein 1,70 gram 
  • Vitamin C 1 mg
  • Kalsium 10 mg 

Kandungan vitamin C berfungsi sebagai antioksidan, menjaga daya tahan tubuh dan merangsang pembentukan kolagen. Sedangkan kalsium berguna untuk memelihara tulang, memelihara fungsi organ jantung dan otot. Sementara buah naga putih mengandung serat yang berguna memperlancar pencernaan sehingga efektif untuk menjaga berat badan dan menjaga tekanan darah. 

Makan buah dulu baru makan nasi

Meskipun sudah terbiasa dengan makan buah sebagai hidangan penutup, pemikiran untuk makan buah lebih dulu sebelum makan hidangan utama cukup ramai diperbincangkan dan tidak sedikit yang kemudian mengubah pola makannya menjadi makan buah dulu sebelum makan nasi. Tapi, benarkah seharusnya seperti itu?

Menurut Dwi, sebetulnya tak ada masalah untuk menyantap buah sebelum atau sesudah hidangan utama. “Ini anggapan yang mungkin bertujuan agar jangan terlalu kenyang saat makan sehingga buahnya tidak termakan,” terangnya.

Salak bikin sembelit

Pada dasarnya, buah-buahan punya peran dalam melancarkan pencernaan. “Buah-buahan umumnya punya kandungan serat yang memperlancar pencernaan,” terang Dwi. “Kalau terjadi sembelit setelah makan salak, itu mungkin terjadi karena makanan lainnya, bukan karena salak,” tambahnya.

Salak sendiri dalam 100 gram mengandung:

  • Energi 77 kkal
  • Vitamin C 2 mg
  • Karbohidrat 20,90 mg
  • Protein 0,40 mg
  • Kalsium 28 mg
  • Fosfor 18 mg

Dari kandungannya, salak diketahui punya beberapa manfaat, seperti meningkatkan daya tahan tubuh dan mencerahkan kulit berkat kandungan vitamin C-nya, dan justru mencegah terjadinya sembelit berkat serat dalam salak yang bisa meningkatkan kesehatan saluran cerna.

Sarapan buah saja lebih baik

Istilah ‘sarbu’ atau sarapan buah saja sampai kenyang sudah lama dikenal dan sempat menjadi tren karena dianggap lebih sehat dibanding menu sarapan lainnya. Namun, sarapan yang baik sebetulnya adalah dengan menu yang seimbang.

“Buah sebagai menu sarapan tentu saja bagus, tapi ingat harus ada kandungan lain agar bisa memenuhi kebutuhan gizi yang seimbang,” jelas Theodosia. “Selain pertimbangan gizi  yang seimbang, jangan lupa untuk memilih menu yang bikin kita enjoy, karena sarapan itu untuk mengawali hari yang penuh aktivitas, jadi tidak stress,” tambahnya.

Berbagai macam anggapan tentang konsumsi buah-buahan mungkin membuat kita bingung. Tapi yang perlu Sahabat Goodlife ketahui, bahwa buah pada umumnya memiliki kandungan gizi yang bermanfaat untuk kesehatan tubuh. Jadi, dengan keterangan di atas, semoga Sahabat Goodlife bisa lebih konsisten lagi untuk makan buah-buahan agar lebih optimal manfaatnya.