Kenapa Sebaiknya Kamu Tidak Perlu Bikin Resolusi Tahun Baru

tahun baru

Istilah “resolusi tahun baru” selalu kita dengar saat menjelang akhir tahun. Tapi pernahkah kita menyadari bahwa hampir semua resolusi yang didengungkan itu tak pernah dikerjakan? Pertanyaannya, masih perlukah resolusi tahun baru?

Membuat resolusi ketika akan memasuki tahun yang baru sudah menjadi sebuah tradisi yang dilakukan di berbagai belahan dunia. Orang-orang biasanya membuat resolusi karena berharap ingin mengubah atau meninggalkan kebiasaan lama yang kurang baik ketika memasuki tahun yang baru.

Namun pada kenyataannya, seringkali resolusi tahun baru gagal dilaksanakan bahkan di minggu pertama pada tahun yang baru.

Kenapa Resolusi Tahun Baru Sering Tidak Tercapai?

Ketika membuat resolusi tahun baru, seringkali seseorang biasanya langsung memaksa diri untuk berubah di tanggal 1 Januari; biasanya karena merasa FOMO dengan orang-orang lain yang juga membuat resolusi. Namun, kebiasaan yang telah mengakar dalam diri bukanlah hal yang dapat semudah itu diubah. Dibutuhkan kesiapan dan komitmen dari diri sendiri untuk mengubah suatu kebiasaan tersebut.

Resolusi tahun baru sering tidak tercapai (Foto: Pexels)

Membuat tujuan yang tidak realistis demi resolusi tahun baru malah bisa membuat seseorang mengalami keresahan, karena secara tidak sadar mereka berakhir menghindari hal yang seharusnya mereka lakukan dan hal tersebut dapat meningkatkan keresahan. Selain itu, menghentikan kegiatan yang menyenangkan dan membawa dopamin ke otak secara mendadak tentu merupakan hal yang hampir tidak mungkin dilakukan.

Oleh karena itu, berdasarkan sebuah studi, dari 200 orang sebanyak 77% orang gugur di minggu pertama tahun baru untuk menjalankan resolusi tersebut karena perubahan yang mendadak. Sebanyak 43% gugur setelah 3 bulan, dan hanya 19% yang dapat bertahan hingga 2 tahun namun dengan semangat yang sudah berkurang drastis.

Namun yang lebih ironi adalah: apakah resolusi tahun baru itu benar-benar dijalankan? Atau hanya ikut-ikutan orang di sekitar kita?

Daripada Membuat Resolusi, Lakukan Hal Ini

Alih-alih membuat resolusi tahun baru yang hampir sulit untuk dilaksanakan dan kadang hanya ikut-ikutan tanpa alasan jelas, sebaiknya kita melihat kembali ke belakang apa saja pencapaian-pencapaian yang telah terlaksanakan di tahun sebelumnya dan membuat sebuah tujuan baru yang lebih realistis dan tidak terpaku oleh tanggal 1 Januari.

Dengan menulis dan menelaah kembali pencapaian-pencapaian yang sudah terealisasikan di tahun sebelumnya, contohnya seperti hal apa saja yang sudah kita pelajari, lakukan, dan temukan; sehingga kita dapat merasa lebih tenang, fokus, dan optimis akan masa depan. 

Setelah itu, buatlah suatu tujuan yang realistis yang dapat dipecah menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dilaksanakan dalam jangka waktu terbatas agar mencapai target yang lebih besar menjadi lebih mudah.

Contohnya “memulai sebuah blog” atau “tulis 5 artikel blog perbulan” bukanlah hal yang mudah dilakukan. Namun hal yang lebih kecil seperti “pikirkan 3 konsep topik untuk artikel blog bulan ini” atau “luangkan waktu 45 menit dalam 3 hari seminggu untuk membuat artikel blog” akan dapat lebih mudah dilakukan dan dilaksanakan.

Selain itu, kelilingi diri dengan orang-orang positif yang dapat mendukung kita untuk mencapai tujuan yang ingin kita raih dan juga tetap fokus pada tujuan kita walaupun terdapat orang-orang yang tidak suka dengan apa yang ingin kita raih.

Tak ada yang salah sebetulnya dengan resolusi tahun baru. Yang jadi masalah adalah ketika sebetulnya kita tahu bahwa resolusi tahun baru tidak pernah benar-benar dijalankan dan meskipun dijalankan juga tak pernah dengan konsistensi. Namun dengan segala kenyataan pahit itu kita tetap saja mengulang-ulang kesalahan dengan membuat resolusi tahun baru setiap akhir tahun.

Jadi, masih perlukah resolusi tahun baru?