Masalah impotensi telah menjangkiti cukup banyak pria di seluruh dunia. Tentu saja ini bukan masalah ringan karena impotensi bisa disebabkan oleh banyak hal. Sayangnya impotensi sampai sekarang banyak disalahpahami, sehingga jumlah penderitanya cenderung bertambah.
Pada prinsipnya, yang dimaksud dengan impotensi atau disfungsi ereksi adalah ketidakmampuan untuk mempertahankan ereksi pada penis saat berhubungan seksual. Gangguan kesehatan ini sebetulnya bisa menimpa semua pria terutama di usia yang semakin tua, meskipun sebetulnya usia tidak berpengaruh sama sekali dengan risiko terjadinya impotensi.
Impotensi disebabkan oleh banyak hal, seperti:
- Gangguan hormon
- Diabetes
- Hipertensi
- Gangguan jantung
Sebetulnya impotensi sendiri tidak digolongkan sebagai penyakit berbahaya. Namun bila tidak ditangani dengan benar, impotensi bisa menyebabkan banyak gangguan kesehatan yang lain, seperti kesehatan mental misalnya.
Karena merupakan salah satu gangguan yang paling ditakuti oleh kaum pria, maka impotensi sering dikaitkan dengan banyak hal yang secara tak sadar sebetulnya ini hanya mitos belaka dan tak perlu dipercaya. Misalnya adalah beberapa hal berikut ini:
Bersepeda picu risiko impotensi
Mitos ini tercipta karena posisi duduk pada sadle sepeda yang dianggap terlalu menekan daerah penis pada pria sehingga diyakini bisa mengganggu fungsinya. Padahal faktanya, posisi sadle sepeda sama sekali tak berhubungan dengan pemicu terjadinya impotensi. Bersepeda justru mendatangkan manfaat yang baik buat kesehatan.
Impotensi tidak ada obatnya
Jangan cemas dulu! Impotensi adalah gangguan medis yang penyebabnya bisa ditelusuri, maka pengobatannya juga pasti tersedia. Beberapa teknik pengobatan, seperti akupunktur, obat oral dan dalam bentuk suntikan tersedia untuk pengobatan impotensi. Obat-obat ini berguna untuk memperlancar aliran darah di sekitar alat kelamin.
Tapi perlu diperhatikan bahwa pastikan kamu berkonsultasi ke dokter dan tidak beli obat impotensi secara bebas di pasaran. Gunakan obat yang dianjurkan dokter agar tidak salah penanganan dan membuat gejala semakin parah. Impotensi juga bisa ditangani dengan melakukan beberapa terapi yang dianjurkan oleh dokter.
Rokok dan impotensi tak ada hubungannya
Penelitian sudah membuktikan bahwa perokok aktif justru berisiko terkena impotensi 2 kali lebih berat daripada non perokok. Merokok sendiri berisiko merusak pembuluh darah dan mengganggu semua sirkulasinya termasuk di daerah alat kelamin. Inilah yang menyebabkan seseorang kesulitan untuk mempertahankan ereksi. Jadi, rokok jelas berhubungan erat dengan terjadinya impotensi.
Impotensi hanya di usia tua
Saat ini anak muda juga banyak yang menderita impotensi. Saat ini terdapat sekitar 8% pria berusia 20 hingga 29 tahun yang menderita impotensi. Sedangkan usia 30 hingga 39 tahun tercatat sejumlah 11%. Meskipun begitu, impotensi memang sering terdeteksi diatas usia 75 tahun. Tapi bukan berarti usia muda tak bisa kena dan hanya orang tua saja yang mengalaminya.
Tidak pengaruhi kesehatan mental
Disfungsi ereksi atau impotensi sering hanya dianggap sebatas masalah kesehatan seksual saja dan tidak berhubungan dengan kesehatan mental. Padahal nyatanya tidak begitu karena banyak pria menganggap impotensi adalah hal yang sangat fatal dan memalukan karena dianggap tidak bisa membahagiakan pasangannya.
Impotensi bisa berujung pada stress, depresi dan kehilangan percaya diri yang cukup parah. Lebih jauh lagi masalah ini juga bisa memicu permasalahan dengan pasangan.
Meskipun bukan termasuk penyakit yang berbahaya, namun sebaiknya gejala impotensi harus segera ditangani dan pastikan kamu mendapatkan penanganan yang benar dari dokter, bukan percaya pada mitos yang menyesatkan.