Mitos Seputar Kesehatan Mental yang Sering Dipercaya Orang

Kesehatan mental punya peran penting dalam menunjang kesehatan fisik. Sayangnya, kesehatan mental justru sering diabaikan dan dianggap tidak penting. Bahkan banyak orang yang memahami kesehatan mental berdasarkan mitos yang beredar.

Selama ini kesehatan mental memang masih dianggap negatif oleh kebanyakan orang. Padahal, kesehatan mental pada dasarnya sama saja dengan kesehatan fisik, yang artinya beberapa jenis gangguan saja bisa disembuhkan dan kembali seperti kondisi normal.

Berikut ini adalah beberapa mitos yang terkait dengan kesehatan mental:

Tidak bisa disembuhkan

Banyak yang menganggap bahwa gangguan kesehatan mental itu tidak bisa disembuhkan. Padahal, gangguan mental bisa diatasi dengan berbagai macam cara, seperti misalnya konsultasi atau terapi. Kesehatan mental juga bisa disembuhkan sampai tuntas dengan perawatan dan pengobatan yang dilakukan secara rutin.

Anak kecil tidak bisa kena gangguan mental

Anggapan ini justru kebalikan dari fakta. Gangguan kesehatan mental justru sangat bisa dideteksi sejak usia dini, karena pada dasarnya gangguan kesehatan mental tidak terbatas pada usia dan bisa menyerang siapa saja.

Gangguan kesehatan mental bisa menimpa siapa saja termasuk anak kecil (Foto: Pexels)

Gangguan mental sama dengan sakit jiwa atau gila

Ini adalah mitos yang paling sering diyakini oleh banyak orang. Perlu diketahui bahwa yang disebut ‘gila’ sebetulnya lebih cenderung pada gangguan psikotik, yang artinya penderitanya tidak bisa membedakan hal yang nyata dan imajinasi. 

Sedangkan gangguan kesehatan mental mencakup hal yang lebih luas lagi, termasuk stres yang kamu alami setiap hari bisa digolongkan menjadi gangguan kesehatan mental.

Penderita gangguan kesehatan mental artinya mentalnya lemah

Gangguan mental bisa diderita siapa saja termasuk orang yang kamu anggap mentalnya sekuat baja sekalipun. Gangguan kesehatan mental bisa disebabkan oleh banyak faktor, seperti trauma masa lalu, lingkungan atau hal lainnya. Tidak ada hubungannya sama sekali dengan mental yang kuat atau lemah.

Penderita gangguan mental kecerdasannya rendah

Tidak ada hubungannya antara gangguan mental dengan tingkat kecerdasan seseorang. Buktinya, John Forbes Nash Jr. seorang pakar matematika asal Amerika Serikat dikenal dengan kejeniusannya di bidang matematika namun ia menderita gangguan kesehatan mental skizofrenia, yaitu gangguan mental berat yang membuat penderitanya bertingkah tidak wajar dan berhalusinasi.

otak kreatrif
Tidak ada hubungannya penderita gangguan mental dengan kecerdasannya (Foto: Pexels)

Remaja tidak mungkin kena gangguan mental

Sikap remaja yang cenderung berubah sering dianggap hal yang wajar. Padahal ini adalah masa rentan dimana seseorang bisa saja menunjukkan gejala gangguan mental. Dari data UNICEF, 14 persen remaja di dunia mengalami gangguan kesehatan mental. Bahkan tindakan bunuh diri merupakan penyebab kematian nomor 5 untuk remaja usia 10 hingga 15 tahun di dunia.

Gangguan mental adalah penyakit langka

Siapa bilang! Gangguan kesehatan mental mencakup banyak hal yang sangat luas. Setidaknya ada 15 jenis gangguan kesehatan mental yang tercatat di dunia medis. Salah satunya adalah gangguan kecemasan yang secara tidak sadar sering diderita oleh banyak orang terutama di zaman sekarang yang serba sibuk.

Fobia sebetulnya juga termasuk dari jenis gangguan kecemasan yang merupakan bagian dari gangguan mental. Jadi, kalau kamu mengidap salah satu jenis fobia, seperti fobia pada serangga, ruang sempit, gelap, ketinggian dan lain-lain, itu bisa dimasukkan dalam kategori gangguan kesehatan mental.

Gangguan kesehatan mental sebetulnya banyak jenisnya dan bisa dipicu oleh banyak hal yang tanpa kita sadari mungkin sudah menjadi bagian dari rutinitas kita sehari-hari. Jadi, jangan percaya pada mitos yang beredar dan setidaknya, tetaplah berusaha untuk mengurangi beban stres supaya terhindar dari gejala gangguan kesehatan mental yang lebih buruk.

Visited 13 times, 1 visit(s) today