Normalkah Anak Punya Teman Khayalan?

family, hewan

Teman khayalan atau imaginary friend sering dikaitkan dengan gangguan mental. Padahal, setiap orang pasti punya teman khayalan dan sebetulnya ini adalah satu hal yang normal. Justru kamu menjadi tidak normal ketika kamu sama sekali tidak punya imajinasi teman khayalan.

Saat menginjak usia 2 – 3 tahun, terdapat kemungkinan anak memiliki teman khayalan atau imaginary friend. Teman khayalan ini biasanya merupakan sosok yang menjadi teman bermain dan ngobrol anak, bisa berbentuk manusia, hewan, karakter fiksi yang diketahui anak, maupun bentuk yang berbeda lainnya.

Hal ini menyebabkan anak bisa berbicara sendiri dan membuat orang tua khawatir dan berpikir negatif; takut si kecil sedang berinteraksi dengan makhluk astral atau memang mengalami masalah psikologis seperti skizofrenia. 

Namun, apakah hal ini memang normal?

Penyebab Anak Menyukai Teman Khayalan

Berikut adalah penyebab mengapa anak bisa memiliki dan menyukai teman khayalannya:

  • Teman khayalan dianggap bisa mendengar cerita anak dan memberi support pada anak.
  • Anak bisa bermain bersama teman khayalannya lebih nyaman.
  • Teman khayalan dapat melakukan hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh anak atau manusia normal, contohnya yaitu melayang atau terbang. Tentu ini dalam imaji si anak itu sendiri.
  • Anak memiliki sosok yang istimewa hanya untuk dirinya sendiri.
  • Teman khayalan tidak akan menghakimi ataupun menyalahkan anak, karena mereka terbuat dari imajinasi anak.
anak
Ada banyak hal mengapa anak lebih suka dengan teman khayalannya (Foto: pexels)

Apakah Normal Punya Teman Khayalan?

Sebuah studi menyebutkan bahwa kurang lebih sebanyak 65% anak akan memiliki teman khayalan sebelum beranjak umur 7 tahun – yang merupakan umur di mana anak mulai bersekolah dasar dan disibukkan oleh kegiatan sekolahnya. Anak-anak biasanya mulai memiliki teman khayalan pada umur 2 – 3 tahun, di mana pada umur tersebut imajinasi mereka mulai berkembang. 

Pada umumnya, anak juga menyadari bahwa teman khayalan mereka memang hanyalah imajinasi dan pura-pura semata. Oleh karena itu, memiliki teman khayalan merupakan hal yang normal terjadi pada anak-anak.

Bahkan pada orang dewasa, teman khayalan kadang masih terjadi. Artinya, beberapa orang merasa lebih nyaman didampingi oleh sosok imajinasinya sendiri dan merasa butuh mereka di momen tertentu, seperti saat sedang sedih atau stres. Dalam taraf tertentu, tentu saja ini adalah hal yang wajar.

Manfaat Anak Punya Teman Khayalan

Memiliki teman khayalan pada kenyataannya memberikan manfaat tersendiri bagi anak di masa pertumbuhannya.

  • Membantu anak untuk mengembangkan kemampuan sosialisasi yang baik dan membuat mereka lebih mudah bersosialisasi.
  • Mengembangkan serta mengeksplorasi ide dan kreativitas.
  • Membantu meningkatkan pemahaman dan pengeolaan emosi.
  • Membantu anak untuk memiliki keterampilan mengatasi masalah yang baik.
  • Mengembangkan sikap dan peran anak.
  • Sebagai sarana rekreasi anak melalui perubahan dan keseharian yang berat.

Bagi orang tua, memperhatikan interaksi anak dan teman khayalannya dapat memberikan insight tentang anak; seperti apa saja hal yang mereka sukai, yang tidak disukainya, dan lain lain. Secara tidak langsung hal ini akan membantu orang tua untuk memilih cara bersikap terhadap anak.

Jadi, orang tua tidak perlu terlalu khawatir bila anak memiliki teman khayalan, selama mereka masih bersikap dalam batasan yang wajar dan tidak menunjukkan perubahan sikap ke arah yang lebih negatif. 

Bila dirasa anak menunjukkan perilaku negatif atau tidak dapat lepas dari teman khayalannya, orang tua dapat membawa anak untuk berkonsultasi dengan psikolog dan mendapatkan penanganan yang sesuai dengan kondisi anak.