Membaca label nutrisi pada kemasan makanan mungkin belum jadi kebiasaan banyak orang. Ini penting untuk mengetahui apa saja komponen gizi yang terkandung pada makanan yang kita santap.
Selama ini mungkin kita hanya mengandalkan kemasan yang menarik dan rasa yang lezat saja saat membeli makanan kemasan. Namun hal yang paling penting sebetulnya adalah dengan kandungan nutrisi dan faktor lain terkait dengan kelayakan produk yang akan kita beli.
Sebetulnya, ada banyak hal yang harus diperhatikan pada label kemasan makanan dan minuman yang akan kita konsumsi selain soal nutrisi. Beberapa diantaranya adalah:
Kedaluwarsa
Keterangan kedaluwarsa ini sangat penting mengingat apakah produk tersebut masih aman untuk dikonsumsi atau tidak. Ada beberapa hal yang harus kamu perhatikan pada penulisan label kedaluwarsa, karena biasanya banyak orang juga salah mengerti, seperti misalnya:
- Best before (baik digunakan sebelum) adalah tanggal akhir penggunaan produk tersebut secara optimal. Lewat dari tanggal yang ditentukan, produk masih boleh digunakan, namun sudah tidak optimal lagi kualitasnya. Biasanya digunakan untuk produk seperti frozen food, bumbu dapur dan produk lain dengan kisaran waktu optimal 6 bulan.
- Use by (tanggal terakhir produk masih bisa dikonsumsi) berarti kamu tidak bisa lagi konsumsi produk ini bila sudah memasuki tanggal yang tertera. Label ini digunakan pada produk yang punya waktu konsumsi cukup pendek, seperti susu dan yogurt.
- Production date (tanggal produksi) adalah untuk mengindikasikan kapan produk tersebut dibuat. Label ini biasanya digunakan untuk produk yang tahan lama seperti makanan kering dan kopi bubuk.
Ingredient list
Ini adalah komposisi bahan yang digunakan pada produk makanan atau minuman yang akan kamu beli. Biasanya nama bahan yang disebutkan paling awal adalah bahan dengan komposisi terbanyak. Jadi misalnya bahan yang pertama disebutkan adalah terigu, berarti tepung terigu adalah bahan yang paling banyak digunakan pada produk tersebut.
Klaim
Klaim biasanya tertera pada bagian depan atau di bagian yang paling mudah terlihat. Contoh dari klaim adalah seperti: “with vitamin C”, “natural”, “tanpa gula” atau “rendah kalori” dan lain-lain. Perlu kamu ketahui bahwa tidak semua klaim ini benar dan ini hanya sekadar untuk membuat produk tersebut tampak menarik di mata pelanggan. Jadi, sebaiknya kamu jangan terlalu percaya atau terpengaruh dengan klaim pada produk.
kamu bisa mengecek label komposisi bahan-bahan yang digunakan atau daftar kandungan nutrisi untuk memastikan klaim tersebut.
Komposisi nutrisi
Komposisi nutrisi biasanya tertera dengan daftar yang agak kecil ukurannya di samping atau belakang produk. Sebaiknya kamu memperhatikan bagian ini karena ini memperlihatkan nutrisi dan zat apa saja yang ada pada produk kemasan tersebut.
Istilah pengganti gula
Saat ini mulai banyak orang yang tertarik dengan produk pangan yang lebih sehat, salah satunya adalah yang rendah kandungan gula. Bahkan beberapa orang sudah mulai membiasakan diri untuk mengurangi asupan gula.
Nah, agar produk tetap terasa manis tanpa membuat orang menghindar, kadang beberapa produk menggunakan bahan lain dari gula, seperti corn syrup, sirup malt, fruktosa dan lain-lain. Memang bukan berupa gula, namun bahan-bahan tersebut tetap mengandung gula sederhana.
Fruktosa sebetulnya adalah jenis karbohidrat sederhana (gula) yang banyak terdapat pada gula dapur yang umum kita pakai sehari-hari.
Sedangkan corn syrup adalah gula yang tidak mengkristal dan banyak digunakan untuk pembuatan permen. Meski terbuat dari jagung, corn syrup tetap tinggi fruktosa dan berisiko timbulkan diabetes.
Sirup malt berasal dari biji-bijian barley yang diolah dengan proses tertentu sehingga menjadi gula sederhana. Sirup malt juga mengandung fruktosa.
Jadi, bagi kamu yang memang sedang mengurangi asupan gula, sebaiknya memilih produk dengan label ‘unsweetened’ yang artinya tanpa bahan pemanis apapun sama sekali.
Kenali kandungan yang sebaiknya dihindari
Beberapa orang memberikan perhatian khusus pada kandungan lemak. Perlu kamu tahu jenis-jenis lemak yang berbahaya yang umum terdapat pada produk kemasan, seperti:
- Lemak jenuh
Sering juga disebut sebagai “lemak jahat”, lemak ini biasanya berasal dari bahan makanan hewani meskipun ada juga yang nabati. Contohnya adalah daging merah, daging unggas dan produk olahan susu, seperti keju dan es krim hingga minyak kelapa sawit yang sering digunakan untuk menggoreng.
- Lemak trans
Adalah lemak yang terbentuk saat minyak berubah bentuk menjadi padat. Dalam industri makanan, lemak trans dibuat dengan memasukkan hidrogen ke dalam minyak sayur yang membuat minyak berubah menjadi padat. Industri makanan terutama makanan cepat saji sering menggunakan jenis minyak ini karena sifatnya yang membuat makanan menjadi lebih tahan lama dan lebih renyah.
- Kolesterol
Kolesterol dihasilkan secara alami oleh tubuh dan merupakan zat dalam lemak yang di semua organ tubuh. Kolesterol juga bisa didapat dari asupan makanan, terutama daging. Kadar kolesterol yang berlebihan akan membuat kamu lebih berisiko terkena berbagai penyakit berbahaya, seperti serangan jantung.
Saat membeli produk makanan atau minuman, kadang kita hanya mengutamakan harga yang terjangkau saja sebagai pertimbangan. Kini sudah saatnya kamu mulai mempertimbangkan kandungan nutrisi yang ada di dalamnya agar kesehatanmu lebih terjaga.