Dimas Aji (Acuan Hidup)
Duka dan Suka Adalah Pasangan Kontradiksi
Manusia mencoba menerka-nerka makna tersembunyi atas segala hal yang terjadi di dalam hidupnya. Tidak jarang sekejap terpejam petir menyambar, dan ketika itu terjadi manusia cenderung menyalahkan keadaan, orang lain, dirinya sendiri bahkan lebih buruknya lagi menyalahkan Tuhan. Lain situasinya ketika nikmat sudah berada di kepalan tangan dan ceria begitu terasa di hati, manusia akan lebih bisa bersuka cita serta berterima kasih.
Duka dan suka adalah pasangan kontradiksi dengan reaksi yang sering tidak bersinergi. Seorang kerabat yang merupakan seorang public figure pernah mengutarakan betapa rendah dia melihat dirinya padahal bisa dibilang dia sudah memiliki segalanya dari karir hingga kenyamanan hidup. Ketika saya bertanya balik tentang apa yang membuatnya tidak nyaman terhadap dirinya, ternyata jawabannya adalah ketidakpuasan diri atas apa yang telah ia capai serta rasa kompetitif untuk menunjukan dirinya lebih baik dari orang yang dia pandang lebih hebat. Akhirnya sahabat Goodlife, dia menjadi stress dan tidak bisa menolong dirinya sendiri.
Di kesempatan lain, saya pernah pergi ke suatu desa bernama Desa Sumber yang terletak di Jawa Tengah. Waktu itu siang hari dan para Ibu petani mengayuh sepeda mereka masing-masing dengan tumpukan jerami di kursi belakangnya. Keringat deras di kepala mereka namun tidak melunturkan senyum mereka. Saya bertanya kepada pengemudi mobil saya yang merupakan warga lokal desa tersebut, “Pak itu mereka bawa jerami dari daerah sawah ini ke peternakan sapi apa suaminya enggak bantu?” tanya saya dengan bingung. Si pengemudi menjawab “Memang begitu mas, mereka justru melarang suaminya bantu karena mereka merasa itu salah satu tanda pengabdian mereka terhadap suami dan anak di rumah, itu mereka melakukan senin sampai minggu loh mas.” Kemudian aku terkejut mengetahuinya, kerja keras tanpa istirahat dan masih bisa tersenyum bersuka cita setiap harinya karena mereka tahu makna dari yang mereka kerjakan adalah bentuk rasa syukur pengabdian terhadap keluarganya.
Sahabat Goodlife! Dari kedua kisah diatas kita bisa mengambil kesimpulan dari kesederhanaan saja kita sudah bisa bersyukur serta berkarya dengan hati. Terkadang memang tidak dapat disangkal bahwa kenyamanan hidup manusia belum tentu bisa membuat manusia bersyukur. Ini semua tentang bagaimana kita melihat apa yang terjadi di dalam hidup kita, bagaimana kita mensyukuri apa yang kita punya di saat pas-pasan hingga berkecukupan. Ketika kita mulai bisa bersyukur kita akan melihat hidup kita dengan perspektif berbeda. Melihat apa yang terjadi sebagai rahmat dari Tuhan dan bagian dari perjalanan hidup kita yang bisa menjadi pelajaran berharga untuk kita semua.
Dengan mulai mensyukuri hidup semua manusia akan melakukan apapun dengan lebih realistis dan mengurangi berbagai distraksi yang selama ini menjadi hambatan kita untuk berkembang. Mari Sahabat Goodlife semua, mulai saat ini kita bisa menjaga keseimbangn diri dengan mulai bersyukur atas segala yang kita miliki saat ini agar kita semua dapat melihat hidup kita dari perspektif yang lebih damai.
