Self-love kini banyak dibicarakan terkait dengan perawatan kesehatan mental termasuk kecantikan. Namun di sisi lain, sebagian orang menganggap ini sama dengan narsisme. Benarkah begitu? Apa bedanya self-love dengan narsisme?
Pada masa kini, banyak influencer yang mendengung-dengungkan mengenai self love. Namun, hal ini juga dapat mengundang pertanyaan apakah sebenarnya self-love ternyata merupakan salah satu tindakan narsis yang bisa dikatakan merupakan bentuk kecintaan terhadap diri sendiri?
Pengertian Self-Love dan Narsisme
Secara pengertian, self love adalah tindakan tindakan untuk menghargai dan menerima segala kelebihan dan kekurangan pada diri sendiri tanpa memberikan dampak negatif pada orang lain. Sehingga, orang yang melakukan self love biasanya dapat menerima kritik dari orang lain dengan rendah hati dan tidak akan menyangkal kekurangannya.
Sedangkan narsisme merupakan kondisi gangguan kejiwaan berupa tindakan mencintai dan memandang tinggi diri sendiri secara berlebihan hingga orang lain di sekitar ikut merasakan dampaknya secara negatif. Narsisme berbasis pada pemujaan terhadap diri sendiri dan menganggap semua orang harus memusatkan perhatian pada dirinya.
Orang yang narsis membutuhkan pengakuan orang lain dan akan merasa kesal bila tidak mendapatkan pengakuan tersebut, apalagi jika malah menerima kritik.
Self-Love dan Narsistik, Apa Saja Dampaknya?
Dengan mempraktikkan self-love, seseorang dapat meningkatkan rasa percaya dirinya karena ia dapat menerima dirinya apa adanya dengan segala kelebihan dan kekurangannya. Hal ini juga dapat membuat seseorang lebih puas dengan hidupnya dan juga mampu menerima kritik dari orang lain dengan lapang dada untuk membuat dirinya menjadi lebih baik lagi.
Selain itu, melakukan self-love juga memiliki dampak yang positif bagi kesehatan fisik dan mental. Orang yang melakukan self-love akan berusaha menjaga agar dirinya selalu sehat, contohnya dengan mengonsumsi makanan dengan gizi yang seimbang dan diiringi olahraga. Orang tersebut juga dapat bertahan dalam situasi dan tekanan yang tinggi didukung dengan fisik yang sehat. Hal ini membuat orang tersebut lebih tidak rentan terkena gangguan mental.
Sedangkan narsisme dapat mengalami berbagai macam masalah akibat perilakunya yang menganggap diri mereka lebih superior daripada orang lain, menolak kritik, tidak mampu berempati, dan merasa bahwa dunia berputar di sekelilingnya saja.
Masalah yang paling mudah timbul yaitu dalam hubungan dengan orang lain, baik secara personal maupun profesional akibat konflik yang membuat orang disekelilingnya merasa tidak dihargai dan juga masalah gangguan kesehatan mental seperti kecemasan, depresi, dan bipolar.
Jadi, ternyata self-love sangatlah berbanding terbalik dengan narsisme. Mencintai diri itu penting karena merupakan mindset untuk bisa mengembangkan diri di langkah selanjutnya. Sedangkan narsisme tidak pernah memberikan dampak positif apapun selain rasa kesal yang tercipta di sekitar kita.