Sembuh dari Covid-19, ini yang Terjadi Pada Tubuh Kita

Sembuh dari positif Covid-19 kadang masih disertai dengan kondisi fisik yang lemah, bahkan batuk ringan dan sesekali sakit kepala. Betulkah ada kerusakan permanen pada organ tubuh yang diakibatkan virus? Bagaimana cara mengembalikan kondisi tubuh menjadi seperti semula pasca Covid-19?

Menurut dr. Galuh Chandra Kirana Sugianto, SpPD, Spesialis Penyakit Dalam Rumah Sakit St. Carolus Jakarta, pada saat positif terinfeksi virus Covid-19, terjadi peradangan di seluruh tubuh dan kondisi ini punya dampak yang berbeda-beda pada setiap orang. “Pada beberapa kasus ada yang merusak sel-sel jantung dan sel paru-paru,” terang dr. Galuh saat berbincang dengan Goodlife.

dr. Galuh Chandra Kirana Sugianto, SpPD (Foto: Dok. Rumah Sakit St. Carolus Jakarta)

“Tapi pada gejala Covid-19 ringan ada yang tidak sampai menyerang paru-paru dan hanya mengganggu saraf dan otot,” tambahnya. Kondisi inilah yang membuat pasien pasca Covid-19 umumnya sering merasa pegal dan ngilu pada otot setelah sembuh.

Fenomena Post-Covid Syndrome

Post-covid syndrome adalah suatu kondisi dimana terjadi gejala-gejala tertentu pada pasien Covid-19 yang sudah dinyatakan sembuh atau negatif dari hasil tes yang dilakukan. Kondisi ini terbagi menjadi 2, yaitu fase akut yang biasanya dialami sekitar 1 hingga 3 bulan, dan fase kronis bagi yang gejalanya berkepanjangan sampai 6 bulan. 

Dr. Galuh sendiri juga sempat melakukan isolasi mandiri untuk memulihkan diri dari infeksi Covid-19. “Kalau saya hanya merasakan sindrom ini 1 bulan saja dan sudah pulih lagi,” jelas dr. Galuh berbagi pengalamannya.

Gejala sindrom ini memang bisa saja terjadi hingga waktu yang lama atau lebih dari 6 bulan, namun dr. Galuh menegaskan bahwa kasus seperti itu jarang terjadi dan umumnya hanya sampai 6 bulan saja.

Gejala yang timbul pada sindrom ini bermacam-macam, seperti:

  • Rasa pegal pada otot
  • Pusing seperti migrain
  • Cepat merasa lelah
  • Sesak dan batuk

“Untuk pasien dengan gejala post-covid seperti nafas sesak dan batuk itu biasanya karena saat positif Covid-19 manifestasinya lebih ke saluran pernafasan,” terang dr. Galuh. “Begitu sudah sembuh biasanya terjadi fibrosis paru, yaitu gangguan pernafasan yang disebabkan adanya jaringan parut sehingga terjadi sesak nafas,” tambahnya.

Cepat lelah adalah salah satu gejala post-covid syndrome. (Foto: Xframe)

Lalu, apakah kondisi ini bisa disembuhkan atau justru menjadi kerusakan permanen? Menurut dr. Galuh, kerusakan pada organ tubuh bisa saja hilang tapi ada juga yang permanen. “Jadi, tidak selalu harus permanen,” jelasnya.

Dr. Galuh juga menerangkan bahwa gejala post-covid seperti yang sering ditemui sekarang adalah karena sudah begitu banyaknya varian baru pada virus Covid-19. “Setahun yang lalu kondisi pasien yang baru sembuh terasa lebih ringan gejalanya. Gejala post-covid ini banyak ditemui pada virus yang varian baru sekarang ini,” jelas dr. Galuh.

Sayangnya, dalam masa post-covid syndrome ini tidak ada obat yang bisa menyembuhkan langsung dan hanya sebatas pemberian suplemen atas petunjuk dokter. “Selain itu juga dengan fisioterapi dan peningkatan aktivitas sesuai toleransi,” terang dr. Galuh.

Pemulihan Setelah Sembuh Covid-19

Sama seperti orang yang habis berolahraga, sembuh dari Covid-19 juga berarti tubuh baru saja terkuras energinya. Proses pemulihannya pun harus bertahap dan tak bisa dipaksakan kembali normal dalam sekejap. “Kalau biasanya olahraga kuat 1 jam penuh, mungkin ini hanya 30 menit sudah terasa lelah sekali. Ini wajar dan jangan dipaksakan,” terang dr. Galuh. “Pemulihan pasca Covid-19 memang harus dilakukan bertahap dan sesuai dengan toleransi tubuh,” lanjutnya. 

Lalu, benarkah pasien yang sembuh dari Covid-19 dan belum mendapatkan vaksin harus menunggu 3 bulan untuk bisa divaksinasi?

Masa tunggu 3 bulan menurut dr. Galuh adalah berdasarkan beberapa pertimbangan, yaitu kondisi fisik yang biasanya masih mengalami post-covid syndrome dan kebijakan pemerintah karena ketersediaan stok vaksin.

“Sebetulnya tidak ada kontraindikasi untuk vaksin setelah sembuh dari Covid-19,” terang dr. Galuh. Namun harus diperhatikan bahwa ada beberapa vaksin yang punya efek samping cukup kuat sehingga membutuhkan kondisi tubuh yang benar-benar sehat. “Jadi kalau misalnya masih ada rasa sesak nafas setelah sembuh dari Covid-19, sebaiknya vaksinnya ditunda dulu,” lanjut dr. Galuh.

Masa tunggu hingga 3 bulan menurut dr. Galuh juga mengacu pada kondisi Covid-19 setahun lalu sebelum adanya varian baru seperti saat ini. “Sekarang sudah banyak varian baru pada Covid-19, jadi meskipun kita punya antibodi alami setelah sembuh, kita tetap bisa terserang lagi dengan varian yang berbeda,” lanjut dr. Galuh.

Vaksin setelah sembuh dari Covid-19 bisa langsung dilakukan asalkan tubuh benar-benar sudah sehat. (Foto: Pexels)

Meskipun bisa bebas menggunakan vaksin merek apa, tapi dr. Galuh tetap mewajibkan konsultasi ke dokter bagi yang memiliki komorbid. Dan bagi yang masih merasakan gejala ringan, seperti batuk, sebaiknya juga menunda dulu untuk mendapatkan vaksin.

“Kalau ada gejala batuk saat baru sembuh dari Covid-19 mungkin masih ada peradangan, kalau kondisi seperti ini sebaiknya jangan vaksin dulu meskipun hasil tes sudah negatif,” terang dr. Galuh.

Sembuh dari Covid-19 ibaratnya tubuh baru saja selesai melakukan perlawanan terhadap virus. Hasilnya, tentu saja kondisi tubuh sangat lelah dan tidak bisa langsung pulih seperti sebelumnya dalam waktu singkat. 

Inilah sebabnya kita harus tetap beristirahat dulu dan memulihkan tubuh secara bertahap. Pastikan juga untuk tetap berkonsultasi dengan dokter bila masih merasakan gejala yang tak wajar.