Salah satu faktor yang menentukan program diet kita berhasil adalah komitmen. Namun seringkali, komitmen jugalah yang membuat kita akhirnya menyerah dan tak melanjutkan program diet kita. Lalu, kenapa sih komitmen diet susah untuk terus dilakukan?
Beberapa orang melakukan program diet untuk berbagai tujuan seperti recovery dari suatu penyakit, menjaga berat badan terkontrol, mencapai suatu berat badan yang diinginkan, atau menjaga kesehatan tubuh secara keseluruhan.
Namun, oleh karena kebanyakan orang menjalankan diet dengan tujuan menurunkan berat badan, maka program diet saat ini identik dengan penurunan berat badan.
Nah, untuk mencapai penurunan berat badan, yang perlu dilakukan adalah diet sehat dan seimbang, yang mencakup banyak makan buah, sayuran, biji-bijian, lemak tak jenuh, daging, dan susu dalam jumlah cukup dan tak berlebihan.
Dengan mengonsumsi beragam makanan sehat tadi setiap hari akan menyisakan sedikit ruang untuk kamu makan makanan yang tinggi lemak, tinggi gula, dan makanan olahan, yang merupakan penyebab utama kenaikan berat badan.
Diet sehat, dibarengi dengan olahraga, bukan saja membantu menurunkan berat badan tetapi juga menurunkan kadar kolesterol dan tekanan darah, yang menjadi penyebab penyakit seperti diabetes stroke, dan sakit jantung.
Kenapa Komitmen Diet Sulit Dilakukan?
Untuk mencapai tujuan itu, program diet biasanya akan membatasi asupan makanan atau menghindari suatu jenis makanan agar defisit kalori tercapai, yang pada akhirnya bisa menurunkan berat badan.
Pada awalnya, kita biasanya bisa berkomitmen menjalankan diet dengan disiplin. Namun kebanyakan yang terjadi, setelah beberapa waktu, kita mulai tidak konsisten.
Menjaga komitmen diet memang tak semudah dibayangkan. Ada saja hal-hal yang membuat kita pada akhirnya sengaja melupakan program diet.
Berikut ini, beberapa hal yang membuat kita susah berkomitmen pada diet yang sedang kita jalani.
1. Makan karena alasan emosional
Makan bukan saja karena lapar secara fisik. Kita kerap menjadikan makan sebagai ‘hiburan atau pelarian’ ketika merasa marah, kesal, kesepian, atau ketika menghadapi masalah pelik.
Makanan juga bisa menjadi penghargaan bagi diri ketika kita mencapai suatu goal tertentu atau ketika sedang bahagia.
Dan biasanya, ketika makan dengan alasan emosional tadi, kita cenderung memilih makanan yang tidak sehat seperti yang terlalu manis, gurih, junk food, dan makan dalam porsi besar. Makan dengan alasan emosional inilah yang kerap membuat kita goyah ketika sedang menjalankan diet.
Tips: ketika sedang mengalami emosional tertentu, cobalah untuk mengalihkan perhatian dengan aktif bergerak atau berolahraga. Sediakan pula camilan sehat yang mudah dijangkau sehingga alih-alih memesan makanan tidak sehat, kamu bisa kenyang dengan camilan sehat.
2. Target yang tak masuk akal
Misalnya kamu menargetkan menurunkan berat badan yang sangat ekstrem dalam waktu 1-2 bulan. Dengan begitu, kamu akan memangkas habis-habisan porsi makanmu.
Hasilnya, tubuhmu akan ‘berontak’ karena perubahan yang tiba-tiba dan kamu akan mengalami kelaparan yang luar biasa. Dan ketika makan, porsi yang kamu ambil akan semakin besar.
Tips: tetapkan target diet yang realistis, misalnya dalam satu bulan turun 1-2 kilogram. Dengan tujuan yang realistis, kamu tidak menjadikannya sebagai beban berat, justru semangat dan konsisten melakukannya.
3. Aturan yang sangat ketat
Diet dengan aturan yang sangat ketat, pada akhirnya justru membuat kita tersiksa. Jika kita tidak membiarkan diri kita makan makanan yang ingin kita nikmati, cepat atau lambat kita pasti mulai menjadi frustasi, lalu memutuskan untuk meninggalkan diet karena dianggap malah menyiksa dan merepotkan.
Tips: buatlah aturan yang lebih longgar, misalnya ketika kamu tidak bisa menahan hasrat untuk makan makanan favoritmu hari itu, makan saja, namun dalam porsi secukupnya. Kamu bisa mengganti keesokan harinya dengan defisit kalori yang lebih banyak atau olahraga untuk membuat kalori berlebih yang kamu makan tadi.
Kamu juga bisa menerapkan cheating day dalam satu minggu agar kamu tidak terlalu kelaparan secara fisik dan emosional ketika melihat makanan.
4. Tekanan sosial
Diajak nongkrong sepulang kerja, memesan dessert minuman kekinian yang manis? Inilah salah satu tekanan sosial yang membuat kamu susah berkomitmen untuk diet. Memang akan sangat menantang jika hanya kamu satu-satunya yang sedang menjalankan diet di antara circle pertemanan.
Tips: cobalah untuk memesan makanan atau minuman yang lebih sehat, misalnya salad, atau minuman tanpa gula. Kamu juga bisa melewatkan acara nongkrong bareng jika acaranya di kafe atau restoran dan mengusulkan aktivitas lain, misalnya nonton di bioskop atau olahraga bareng.
5. Gonta-ganti metode diet
Metode diet sangat ini sangat beragam, mulai dari yang konvensional hingga yang terbaru. Bergonta-ganti metode diet, bukan hanya membuang waktu tetapi juga tidak akan segera terlihat hasilnya.
Jika sudah begitu, alih-alih tetap menjalankan diet, kamu justru meninggalkan semua metode diet tadi.
Tips: perlu dipahami hasil dari program diet tidak akan terlihat hasilnya dalam semalam. Oleh karena itu, pastikan untuk memilih satu metode diet yang paling mudah diterapkan oleh kamu lalu disiplin menjalankan hingga terlihat hasilnya.
Diet bukan hanya semata-mata untuk langsing tetapi juga tubuh yang lebih sehat. Dan hal itu butuh komitmen dan perjuangan yang tidak sebentar. Meski berat badan belum terlihat turun setelah menjalankan diet, bisa jadi tubuhmu sudah lebih sehat.
Jadi, tetaplah menguatkan motivasi diri untuk menjadi lebih sehat dan berat badan yang ideal.