Waspada Burnout, Si Penghambat Produktivitas Kerja

burnout

Kesibukan yang tinggi di tempat kerja kadang membuat orang merasa tertekan. Bila tak segera diatasi, tekanan akan terus berlangsung dan berisiko memicu burnout yang memiliki dampak buruk bagi kesehatan dan performa bekerja.

Secara  medis, yang dimaksud dengan burnout adalah suatu kondisi dimana seseorang mengalami kelelahan mental, emosional dan fisik yang disebabkan oleh stress berkepanjangan di tempat kerja.

Istilah burnout sendiri pertama kali diperkenalkan pada 1974 oleh seorang psikolog bernama Herbert Freudenberger melalui sebuah artikelnya yang mengulas tentang banyaknya tenaga medis di tempatnya bekerja mengalami penurunan motivasi kerja akibat kelelahan mental dan fisik.

Dengan semakin berkembangnya dunia kerja, fenomena burnout juga semakin sering dibicarakan, terkait beban kerja yang semakin tinggi dan terlebih di masa pandemi yang membuat kondisi jadi semakin tidak pasti.

Apa bedanya burnout dengan depresi atau stress? Menurut keterangan dari Halodoc, depresi adalah hasil diagnosis dari psikolog dan untuk dikatakan depresi setidaknya gejala depresi harus terlihat paling tidak selama 2 minggu. Sedangkan burnout lebih kepada deskripsi orang terhadap perasaannya saat mengalami tekanan di tempat kerja. Sedangkan stress adalah reaksi dari tubuh terhadap kondisi sulit atau berbahaya yang dihadapi seseorang. 

Burnout juga merupakan kondisi yang terjadi pada seseorang di tempat kerja, sedangkan depresi dan stress bisa terjadi dimana saja.

Burnout terjadi di tempat kerja dimana seseorang mengalami kelelahan mental dan fisik dalam menghadapi pekerjaannya. (Foto: Xframe)

Beberapa penyebab burnout adalah:

  • Tidak mampu mengendalikan pekerjaan.
  • Kondisi pekerjaan atau perusahaan yang tidak jelas.
  • Jenis pekerjaan yang terasa monoton atau terlalu dinamis.
  • Kondisi tidak seimbang antara pekerjaan dan kehidupan pribadi.
Sponsored Links

Kenali Gejala Burnout

Kadang, karena begitu sibuknya kamu bahkan tidak menyadari kalau mengalami kelelahan mental dan fisik dalam bekerja sehingga berada dalam kondisi burnout. Beberapa ciri dari burnout berikut ini mungkin bisa menjadi acuan supaya kamu bisa mengatasinya.

Sering merasa lelah

Meskipun sudah tidur tepat waktu dan istirahat yang cukup, rasa lelah tetap saja terasa dan membuat kamu ingin terus-terusan istirahat. Burnout memang umumnya menyerang mental dan mengganggu secara emosional. Namun kondisi yang berlangsung terus-menerus juga berdampak pada fisik karena energi yang terus terkuras selama mengalami tekanan.

Produktivitas menurun

Ciri yang paling mudah untuk dikenali adalah menurunnya produktivitas kerja. Kondisi ini biasanya membuat kamu lebih suka menghindari tanggung jawab untuk menyelesaikan pekerjaan atau menunda-nunda pekerjaannya. Pada tingkat yang lebih parah, burnout juga bisa membuat orang malas untuk masuk kerja atau selalu ingin pulang lebih cepat dari waktu yang seharusnya.

Menghindari orang lain

Tekanan terhadap pekerjaan bisa membuat kamu akhirnya enggan untuk berkomunikasi dengan rekan kerja. Ini disebabkan karena kamu sendiri sudah mengalami kejenuhan pada pekerjaan sehingga semua yang terkait dengan pekerjaan akan kamu hindari, termasuk bertemu rekan kerja.

Menjauhi rekan kerja dan semua hal yang berhubungan dengan pekerjaan adalah salah satu gejala burnout. (Foto: Xframe)

Mudah emosi

Kondisi burnout juga mempengaruhi cara kamu bersikap, terutama dalam mengendalikan emosi. Tak hanya pada rekan kerja, emosi yang tak terkendali juga bisa terbawa hingga pulang ke rumah. Hal-hal yang tadinya bersifat sepele, bisa jadi sesuatu yang amat sensitif ketika kamu dalam kondisi burnout.

Sering sakit

Burnout tak hanya menyerang mental, tapi juga fisik. Ini karena dalam kondisi yang tertekan terus-menerus bisa membuat imun kamu melemah dan akibatnya kamu mudah terserang penyakit, seperti diare, batuk dan pilek. 

Mengatasi Burnout

Nah, bila kamu mengalami gejala seperti diatas, bukan berarti tidak bisa diatasi. Beberapa langkah berikut ini bisa kamu lakukan untuk setidaknya bisa mengurangi gejala burnout yang kamu alami.

Olahraga

Jangan menyepelekan berolahraga. Dengan menyediakan waktu luang untuk olahraga ringan, kamu bisa meredam gejala burnout yang terjadi. Tak perlu waktu yang lama, kamu bisa melakukan jalan kaki selama 15 hingga 20 menit di pagi hari berkeliling sekitar rumah sebelum berangkat ke tempat kerja atau melakukan stretching di tempat kerja untuk melemaskan otot yang tegang.

Kegiatan relaksasi

Kegiatan seperti mengikuti kelas yoga bisa membantu untuk membuat kamu lebih tenang dalam menghadapi tekanan dalam pekerjaan. Kombinasi gerakan dan pengaturan pernapasan pada yoga bisa menurunkan tekanan darah membuat detak jantung menjadi normal saat kamu merasa dalam kondisi tertekan.

Kamu juga bisa mengikuti kelas meditasi, karena salah satu tujuan dari meditasi adalah membuat pikiran kita lebih fokus. Dengan pikiran yang lebih fokus dan tenang, ini bisa membantu kamu untuk menghilangkan kecemasan dan gangguan lain dalam pikiran yang membuat kamu burnout.

Atur ulang prioritas hidup

Burnout yang terjadi bisa saja karena target dan apa yang kamu cita-citakan ternyata tidak sesuai dengan kenyataannya. Daripada memikirkannya terus-menerus tanpa ada solusi yang membantu, ada baiknya kamu mengatur ulang apa yang menjadi prioritas dalam hidup atau karir kamu.

Burnout bisa menyerang siapa saja, baik itu karyawan baru atau yang senior. Itu sebabnya kamu juga harus waspada dengan kondisi kamu dalam menghadapi pekerjaan, terutama di masa pandemi yang kini mulai berangsur pulih kembali. Karena bukan tidak mungkin kondisi akan cepat berubah dan kamu harus berhadapan dengan pekerjaan yang semakin menantang.

Nah, kalau kamu ingin tahu lebih banyak tentang burnout, ikuti sesi Health Talk Goodilfe dengan topik “Let’s Timeout, Before Burnout”, yang akan diadakan pada Kamis, 18 November 2021 pukul 14:00 hingga 15:00 dengan narasumber Riskyana Adi Putra, M. Psi., Psikolog di Instagram @_goodlifeid_

Visited 23 times, 1 visit(s) today