Yellow Fit Kitchen lahir karena adanya pemikiran untuk membuat mahasiswa Universitas Indonesia (UI) menjadi lebih sehat. Nama “Yellow Fit Kitchen” pun diambil dari “Yellow Jacket” (jaket kuning) yang merupakan lambang dari universitas tersebut.
Yellow Fit Kitchen didirikan pada tahun 2017 oleh Gregorius Ruben dan Aldo. Waktu SMA, mereka berdua sangat menggilai diet dan body building demi perut six pack. Mereka mencoba berbagai menu makanan yang ada di pasaran sebagai cara berdiet, yang umumnya memiliki rasa yang kurang enak. Dari pengalaman itulah mereka kemudian membuat sendiri berbagai macam menu diet.
Mereka memulai bisnis catering di tahun 2017, pada saat awal masuk kuliah. Saat itulah mereka mengenali gaya hidup para mahasiswa UI sebagai universitas negeri dengan biaya perkuliahan relatif murah, yang suka makan di kantin, karena harganya terjangkau. Menawarkan produk makanan sehatnya ke mahasiswa UI ini gagal karena sama sekali tidak laku.
Keputusan ekspansi ke Jakarta rupanya cukup berhasil, ditandai dengan bisnis mereka yang mulai berkembang. Sebelum wabah Corona, Yellow Fit Kitchen telah memiliki kurang lebih 300 pegawai dan menjual setidaknya 3.500 porsi setiap harinya.
Menu makanan dari Yellow Fit Kitchen yang rendah kalori ini mengusung tagline “Simple, Delicious, Cheap.” Kalori dipangkas dengan berbagai cara, misalnya menghilangkan bagian lemak pada daging, selain itu, proses memasak dilakukan dengan cara dipanggang tanpa digoreng. Mereka membuat makanan dengan porsi yang lumayan banyak sehingga cukup mengenyangkan.
Ada lebih dari 300 jenis menu ditawarkan dari berbagai jenis masakan, dari Indonesian food, Western, Japanese, Korean, hingga Chinese food. Misalnya untuk Japanese food, katsu yang biasanya digoreng, kini dipanggang. Sedangkan untuk menu seperti sushi dibuat dengan menggunakan beras merah yang kaya akan nutrisi.
Menurut Ruben, kesadaran masyarakat Indonesia akan kesehatan kian meningkat sejak tahun 2019, khususnya di kalangan anak muda usia 20-an. “Kesadaran akan kesehatan juga dipengaruhi dengan adanya Virus Corona akhir-akhir ini,” kata Ruben.
Selain di Jakarta, kini mereka juga mulai mengembangkan bisnis ini di kota-kota lainnya seperti Surabaya dan Medan dengan total 5 kota. “Sarapan kirim ke Jakarta, makan siang kirim ke Surabaya. Besoknya sarapan kirim ke Bandung, terus malamnya kirim ke Medan. Bisa juga seperti itu,” kata Ruben dengan tawa. Ruben sadar bahwa bisa saja sebentar lagi akan banyak “healthy-minded executive” seperti itu yang bermunculan.
