Bedah Rekonstruksi, Sisi Manusiawi Bedah Plastik yang Jarang Diketahui

Popularitas bedah plastik tak lepas dari peran para selebriti dan dunia kecantikan. Salah satu ilmu bedah ini memang jadi andalan bagi orang-orang yang ingin mempercantik diri dengan mengubah bentuk dari salah satu bagian tubuhnya. Tapi kalau melihat lebih jauh, banyak sisi manusiawi dari bedah plastik yang selama ini jarang terekspos. 

Goodlife bersama Rumah Sakit St. Carolus Jakarta menggelar sesi diskusi Health Talk dengan narasumber dr. Irinawati N. M.,SpBP-RE dengan tema “Mengenal Lebih Dekat Apa itu Bedah Plastik” pada Rabu, 21 April 2021 silam.

bedah plastik
dr. Irinawati N. M., SpBP-RE (Foto: Rumah Sakit St. Carolus Jakarta)
Sponsored Links

Sisi Manusiawi

“Banyak yang tahu bedah plastik itu berarti soal kecantikan, tapi sebenarnya ada sisi lain yang lebih manusiawi dan mengetuk hati, yaitu sisi rekonstruksi,” terang dr. Irinawati pada Goodlife.

Menurut dr. Irinawati, dalam bedah plastik rekonstruksi, yang dilakukan adalah untuk mengembalikan kepercayaan diri seseorang. “Misalnya rekonstruksi akibat kecelakaan motor. Bila ada kerusakan di tulang dan kulit maka kami juga fokus untuk hal-hal seperti ini,” jelas dr. Irinawati. “Jadi tak hanya di wajah tapi di seluruh tubuh. Kami juga berusaha bagaimana supaya pasien bisa sembuh dengan kecacatan seminimal mungkin,” tambahnya.

Selain itu dr. Irinawati juga aktif dalam menangani pasien yang mengalami kecacatan sejak lahir, seperti bibir sumbing, sumbing langitan hingga gusi. “Ada juga kasus kelainan seperti bayi yang jarinya menempel, kelainan tulang kepala hingga kelainan kelamin,” jelas dr. Irinawati.

Khusus untuk penanganan bibir sumbing, dr. Irinawati juga menjelaskan kalau Rumah Sakit St. Carolus Jakarta sejak 2008 sudah menjalin kerjasama dengan organisasi Smile Train dari Amerika Serikat untuk menangani pasien bibir sumbing, dimana pasien bisa melakukan bedah secara gratis, tanpa dipungut biaya. “Sampai saat ini sudah ada 410 pasien yang kita bedah,” jelas dr. Irinawati. 

Kesulitan dalam Bedah Plastik Rekonstruksi

Beragamnya kasus yang terjadi pada bedah plastik rekonstruksi juga membuat kesulitan yang dialami berbeda-beda. “Sebelum tindakan bedah, kita harus tahu dulu kondisi pasien. Bagaimana kondisi kesehatannya, kondisi donornya dan lain-lain,” terang dr. Irinawati. 

Bedah plastik juga tak menutup kemungkinan untuk bekerjasama dengan dokter spesialis lainnya, seperti misalnya dokter spesial penyakit dalam kalau ternyata pasien mengalami diabetes. 

Tindakan pembedahan juga punya teknik sesuai tingkat kesulitan yang dialami. Seperti misalnya dalam pemindahan jaringan yang hanya boleh dilakukan pada satu orang yang sama. “Pemindahan jaringan seperti pemindahan kulit untuk menutup luka itu harus dari pasien juga asalnya, tak boleh dari orang lain kecuali dia kembar identik,” terang dr. Irinawati.

Selanjutnya, dr. Irinawati juga menjelaskan bahwa dalam kasus pemindahan jaringan juga terdapat beberapa jenis. “Ada flap untuk pemindahan satu jaringan lunak, ada juga flap regional untuk jarak yang agak jauh dan ada distance flap untuk jarak pemindahan yang jauh. Misalnya dari tangan ke area selangkangan,” terang dr. Iriniawati.

(Foto: Pexels)

Pertanyaan Seputar Bedah Plastik

Dalam sesi Health Talk ini beberapa pertanyaan yang diajukan follower juga menarik, seperti:

Bedah plastik pada bayi, apa efeknya?

Ini tergantung pada jenis bedahnya seperti apa. Biasanya yang sering ditemui adalah luka bakar. Biasanya luka ini kalau kita tangani dengan baik akan tetap berbekas tapi seiring waktu akan memudar. Kalau untuk bibir sumbing bisa terjadi bentuk yang tidak simetris, tapi ini bisa dilakukan bedah revisi.

Bedah plastik bisa menggunakan BPJS?

Tentu saja bisa untuk bedah plastik rekonstruksi. Di Rumah Sakit St. Carolus Jakarta bedah plastik rekonstruksi terbagi dalam beberapa bagian untuk perlindungan BPJS, seperti untuk luka bakar yang tidak terlalu luas atau sekitar 10% hingga 20% dan tak membutuhkan penanganan ICU biasanya bisa menggunakan BPJS termasuk juga operasi bibir sumbing.

Umur berapa bayi bibir sumbing bisa dioperasi bedah plastik?

Umumnya kita menggunakan pedoman ‘Rule of 10’ dimana beberapa diantaranya adalah bayi berumur 10 minggu, HB (hemoglobin) harus diatas 10%, berat harus 10 pon (5 kilogram), dan sel darah putih di bawah 10.000. “Kalau semua ini terpenuhi maka bayi bisa dioperasi,” terang dr. Irinawati. Untuk pasien sumbing langitan maksimal adalah 2 tahun karena akan mempengaruhi proses berbicara nantinya.

Apakah liposuction termasuk bedah plastik?

Liposuction (sedot lemak) termasuk bedah plastik bagian body contouring. Menurut dr. Irinawati, kesalahan yang sering terjadi saat ini adalah bahwa sedot lemak itu tujuannya untuk menurunkan berat badan. Padahal sesuai dengan fungsinya, sedot lemak bertujuan untuk pembentukan tubuh yang ideal. 

Nah, untuk menyimak diskusi selengkapnya, Sahabat Goodlife juga bisa menyaksikan sesi Health Talk ini di IGTV Goodlife, yaitu di akun Instagram @_goodlifeid_.

Visited 123 times, 1 visit(s) today