Benarkah Stres Pada Ibu Bisa Pengaruhi Bayi Jadi Rewel?

anak keluarga

Sensitivitas bayi berbeda-beda, namun penelitian menunjukkan bahwa bayi memang merasakan dan bereaksi terhadap isyarat emosional orang tuanya, termasuk stres pada ibu. Bagaimana bisa?

Anggapan bahwa otak bayi seperti spons memang benar adanya. Bayi bukan saja menyerap informasi dan mempelajari berbagai hal dengan cepat di sekitar mereka, tetapi juga bisa mengenali emosi ibunya.

‘Keterampilan’ mengenali emosi ibunya pada bayi ini berkembang bersama seluruh bagian perkembangan otaknya dan sudah dimulai sejak bayi dalam kandungan.

Menurut sebuah penelitian yang dipublikasikan di Psychological Science bayi tidak hanya merasakan stres yang dialami ibunya, tetapi juga menunjukkan perubahan fisiologis.

Secara psikologis bayi memiliki hubungan batin dengan ibunya (Foto: Pexels)

Meskipun diperlukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana bayi dapat merasakan emosi ibunya, penelitian tersebut mencatat bahwa hal itu bisa melalui penciuman, ketegangan suara, atau ekspresi wajah. Jadi, begitu bayi dalam pelukan ibunya, ia menangkap emosi ibunya dan segera mulai merasakan emosi negatif di tubuhnya sendiri.

Dalam penelitian yang merekrut 69 ibu dan bayi mereka yang berusia 12-14 bulan, para peneliti memasang sensor kardiovaskular pada masing-masing ibu dan anak. Dan diketahui, bayi yang memiliki ibu dengan emosi negatif menunjukkan peningkatan detak jantung yang signifikan, rata-rata 8 detak per menit lebih banyak dibandingkan bayi dari ibu yang sehat.

Dampak pada Bayi Saat Ibu Stres

Ibu yang mengalami gangguan mood seperti stres, kecemasan, atau depresi pasca melahirkan akan sangat dirasakan oleh bayi. 

Hal ini terutama akan mengganggu produksi dan kelancaran ASI sehingga berdampak langsung pada bayi, seperti mengalami penurunan berat badan, menghambat pertumbuhan dan perkembangan otak.

Dampak jangka panjang, bayi akan tumbuh sebagai anak yang tidak nyaman untuk menjelajahi lingkungannya, terlalu bergantung pada orangtua, hingga memiliki temperamen yang sulit.

Oleh karena itu, sangat penting bagi ibu untuk mengelola stres dan memahami tanda bayi yang mengalami stres, seperti:

  • Mudah menangis atau menangis terus-menerus, karena memiliki perasaan tidak nyaman. 
  • Tidak ada kontak mata atau mengalihkan pandangan dari ibunya.
  • Rentangkan jari lebar-lebar. Seperti diketahui, bayi, khususnya yang baru lahir cenderung mengepalkan tangan. Jika bayi merentangkan jari lebar-lebar, bisa jadi indikasi respon stres.
  • Tampak tidak santai. Jika bayi terlihat tidak rileks atau menunjukkan perilaku bertentangan dengan perilaku normalnya, bisa jadi ia merasa stres dan cemas.
Interaksi ibbu pada bayi memainkan peranan penting di masa awal pertumbuhan bayi (Foto: pexels)

Interaksi ibu dan bayi, terutama pada bulan-bulan awal kehidupan, berperan besar dalam perkembangan kesehatan fisik dan mental anak. Oleh karena itu, sangat penting untuk memelihara kesehatan mental seorang ibu.

Beberapa cara mengelola stres yang bisa ibu lakukan antara lain minta dukungan pasangan atau orang terdekat, berbagi tugas, melakukan perawatan diri, memenuhi asupan gizi, atau melakukan olahraga ringan.

Dengan menemukan cara mengelola emosi, ibu bisa melindungi anak-anak dari dampak stres. Orang tua juga dapat mendukung perkembangan dan kesehatan mental serta fisik bayi dan balita mereka.