Buat yang Suka Traveling, ini Tren Liburan di 2022

Liburan adalah kebutuhan semua orang untuk berhenti sejenak dari rutinitas dan melepas stress. Liburan juga menjadi momen yang baik untuk kembali berkumpul dan bersenang-senang dengan keluarga. Namun, di masa pandemi yang masih belum selesai, seperti apa orang akan pergi berlibur?

Dampak pandemi terhadap sektor pariwisata memang cukup parah. Dari data yang dilaporkan Kemenparekraf, selama 2020, industri pariwisata Indonesia mengalami penurunan pendapatan sebesar Rp 20,7 miliar akibat pembatasan perjalanan. Namun, kini kondisi mulai membaik meskipun pandemi belum selesai.

Sponsored Links

Tren Liburan di 2022

Saat ini masyarakat sudah mulai bisa melakukan perjalanan kembali meskipun harus dengan prosedur berbeda, seperti protokol kesehatan dan kewajiban untuk vaksin atau tes antigen dan PCR. Kondisi ini banyak mengubah kebiasaan orang untuk bepergian dan melahirkan tren baru.

Staycation

Istilah staycation berarti liburan yang dilakukan tanpa pergi keluar kota dan umumnya dilakukan dengan menginap di hotel. Cara ini dinilai efektif karena tidak perlu melakukan perjalanan jarak jauh dan saat ini hotel juga sudah memiliki sertifikasi keamanan dan kesehatan sendiri. Jadi, setidaknya bisa liburan dengan lebih nyaman.

Staycation juga tidak mewajibkan kamu untuk melakukan tes antigen atau PCR terlebih dahulu. Jadi jelas lebih mudah prosedurnya.

Mudah dilakukan dan lebih aman, staycation makin diminati. (Foto: Xframe)

Perjalanan darat

Saat ini masyarakat sudah bisa menggunakan pesawat terbang, kereta api dan kapal laut. Namun moda transportasi tersebut membutuhkan persyaratan khusus yang harus dipenuhi penumpang, yaitu hasil tes antigen atau PCR maupun sertifikat vaksin. 

Daripada harus mengeluarkan biaya untuk melakukan tes, banyak orang memutuskan untuk bepergian dengan kendaraan pribadi. Ini juga merupakan salah satu cara untuk bepergian dengan lebih sehat karena tidak harus berbagi tempat dengan orang lain yang bukan keluarga.

Liburan jarak dekat

Berhubungan dengan poin sebelumnya, liburan menggunakan jalur darat tentu membutuhkan waktu cukup lama untuk mencapai tujuan. Itu sebabnya destinasi yang jaraknya dekat dengan kota asal menjadi pilihan utama di masa pandemi. Misalnya, kawasan Bogor dan Bandung adalah pilihan favorit para warga DKI Jakarta untuk liburan.

Alam bebas

Kecemasan akan virus Covid-19 masih dirasakan sampai sekarang. Itu sebabnya banyak orang memilih untuk liburan ke alam bebas untuk menghindari ruang tertutup yang rawan penyebaran virus. 

Alam bebas lebih terbuka dan renah risiko penularan virus. (Foto: Pixabay)

Wisata berkelanjutan

Masa pandemi membuat sektor pariwisata harus bekerja keras untuk menghidupi ekonomi masyarakat lokal yang terkena dampaknya. Itu sebabnya para wisatawan kini mulai tergerak untuk liburan dengan konsep berkelanjutan (sustainable) yang salah satunya adalah dengan membantu memberdayakan warga sekitar destinasi wisata.

Saat ini cukup banyak hotel yang melakukan konsep ini dengan memanfaatkan para petani lokal untuk memasok bahan makanan atau mengundang para seniman setempat untuk memberikan kursus kesenian tradisional bagi para tamu.

Selain itu menurut UNWTO (United Nation World Tourism Organization) masalah perubahan iklim juga semakin mendapat perhatian dan membuat pelaku industri wisata seperti hotel mulai melakukan inovasi seperti mengganti botol kemasan air minum plastik dengan botol kaca atau dispenser, tidak lagi menggunakan plastik untuk alat makan dan pengaturan limbah dapur untuk jadi kompos.

Wisata domestik

Meningkatnya kembali kasus virus Covid-19 di beberapa negara dan peraturan karantina yang sering berubah membuat banyak orang menunda liburan ke luar negeri dan memilih liburan domestik.

Tumbuhnya pejalan mandiri

Pejalan mandiri atau independent traveler mengacu pada orang-orang yang ingin bepergian secara mandiri tanpa menggunakan jasa operator wisata secara penuh. Tujuannya adalah untuk menemukan tempat-tempat baru yang selama ini kurang dikenal sekaligus menghindari tempat-tempat wisata populer yang ramai.

Fenomena ini mulai tumbuh karena masa pandemi mengharuskan kita untuk selalu menjaga jarak dan menjauhi kerumunan. Dalam berwisata, hal ini justru memberikan ide untuk mencari tempat-tempat tersembunyi yang masih jarang dikunjungi turis.

Riset mendalam tentang destinasi wisata

Kondisi yang serba tidak menentu membuat wisatawan harus benar-benar mencari informasi tentang destinasi yang dituju, seperti apakah ada restoran yang sudah tutup permanen, apakah ada pembatasan kunjungan untuk lokasi wisata atau bagaimana kondisi pandemi di lokasi tujuan.

Liburan bersama keluarga juga jadi pilihan karena dianggap lebih aman (Foto: Xframe)

Kembali ke liburan keluarga

Setelah sebelumnya ada beberapa tren seperti backpacker yang bepergian bersama teman atau sendirian, liburan bersama keluarga kini kembali menjadi pilihan. Pasalnya, liburan dengan keluarga sendiri dinilai lebih aman dan kondisi work from home bagi kebanyakan orang menjadi momen untuk mendekatkan diri pada anggota keluarga.

Banyak hal menarik yang menjadi hal baru dalam tren berwisata di masa pandemi. Namun yang perlu kamu ingat adalah untuk selalu menjalankan protokol kesehatan selama berlibur dan mematuhi persyaratan perjalanan.

Visited 6 times, 1 visit(s) today